Raja Juli Sebut Doa Neno Warisman Lebay Sebagai Upaya Menakut-nakuti Warga
Doa Neno Warisman pada saat Munajat 212 menuai perdebatan di kalangan masyarakat.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, KUDUS – Doa Neno Warisman pada saat Munajat 212 menuai perdebatan di kalangan masyarakat.
Salah satu orang yang angkat suara atas doa tersebut yaitu Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Raja Juli Antoni.
“Saya kira narasi doanya lebay. Masak dikatakan jika Pak Prabowo tidak menang kira-kira tidak ada lagi yang menyembah Allah,” kata Raja Juli Antoni saat Solidarity Tour di Kudus, Selasa (26/2/2019).
Dia menilai, umat Islam di Tanah Air akan tetap menyembah Allah terlepas dari gejolak politik yang terjadi di dalamnya.
Sebab, yang terpenting dari kontestasi politik kali ini, kata dia, yaitu soal ekomoni, lingkungan hidup, ataupun yang lainnya.
“Menurut saya itu satu ujaran kebencian menakut-nakuti dan akhirnya misleading ya."
"Saya berharap Pal Prabowo dan Pak Sandi bisa menertibkan relawan atau BPN supaya tidak mempergunakan agama untuk kepentingan politik lah."
"Jadi ngomong aspek soal hutan, lingkungan hidup, ekonomi, lain sebagainya."
"Bukan hal-hal bersifat agama justru membuat kita terpecah belah sebagai bangsa,” lanjut Raja Juli.
Misalnya saja, lanjutnya, soal penguasaan lahan oleh Parbowo Subianto juga mesti menjadi perhatian.
Sebab, Pabowo Subianto sebagai seorang calon presiden yang kerap mengatakan soal keadilan sosial dan kemiskinan baginya ironis.
“Setiap hari berbicara tentang keadilan sosial, tapi sungguh dia adalah orang yang tidak mengerti soal keadilan sosial dan kemiskinan."
"Terutama tentang kepemilikan tanah yang sedemikian luas,” tandasnya. (Rifqi Gozali)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Raja Juli Sebut Doa Neno Warisman Lebay