Gelar Rakernas, BKKBN Bahas Sinergitas Wujudkan Keluarga Berkualitas di Era 4.0
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Program KKBP tahun 2019.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Program KKBP tahun 2019.
Pada Rakernas yang telah dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senin (25/2/2019) lalu juga dilakukan Simposium Nasional memasuki era revolusi industri 4.0 untuk mencapai kelurga berkualitas di era 4.0.
Adapun tema yang diangkat pada Rakernas tahun ini adalah Meningkatkan Sinergitas Implementasi Program Kerja Pusat dan Daerah dalam Mewujudkan Penduduk Tumbuh Seimbang dan Keluarga Berkualitas.
Untuk memenuhi tema tersebut, Rakernas BKKBN menghadirkan sejumlah nara sumber dari berbagai kementerian dan lembaga seperti Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan.
Baca: BKKBN Ajak Akademisi Bahas Kependudukan dan Keluarga Berencana di era Digital
Sekertaris Utama BKKBN, Nofrijal berharap dengan adanya diskusi dengan kementerian dan lembaga lainnya, tujuan untuk mensejahterahkan masyarakat dan keluarga dapat terwujud.
“Semua menjelaskan bagaimana mensinkronkan, mengintegrasikan beberapa program yang tujuannya mensejahterakan masyarakat dan keluarga,” kata Nofrijal saat ditemui di Kantor BKKBN, Jakarta Timur, Rabu (27/2/2019).
Tidak hanya antar kementerian dan lembaga, Rakernas BKKBN 2019 juga diharapkan memperkuar hubungan kerja antara pegawai pusat dan daerah.
“Sesuai dengan tema rakernas kita ingin hubungan kerja yang kuat antrara pusat dan daerah, karena tidak mungkin berhasil kalau tidak ada peran-peran yang nyata dari mitra kita yang ada di lapangan,” ujar Nofrijal.
Adapun sasaran strategis BKKBN dalam Renstra Tahun 2015 – 2019 sesuai dengan laporan penyelenggaraan Rakernas adalah menurunkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk dari 1,38 persen per tahun pada tahun 2015 menjadi 1,21 persen per tahun pada tahun 2019.
Kedua menurunkan Total Fertility Rate (TFR) per perempuan usia reproduksi dari 2,37 tahun 2015 menjasi 2,28 tahun 2019.
Ketiga meningkatnya Contraceptive Prevalence Rate dari 65,2 persen menjadi 66 persen, lalu menurunkan kebutuhan ber KB tidak terlayani atau Unmet Need dari jumlah pasangan usia subur dari 10,6 persen tahun 2015 menjadi 9,91 persen tahun 2019.
Kemudian menurunkan Age Spesifik Fertility Rate (ASFR) dari 46 pada tahun 2015 menjadi 38 per 1000 perempuan kelompok Umur 15 – 19 tahun pada tahun 2019.
Target terakhir menurunkan persentase kehamilan yang tidak diinginkan pada Wanita Usia Subur dari 7,1 persen tahun 2015 menjadi 6,6 persen pada tahun 2019.(*)