AHY Singgung Nurhadi-Aldo dalam Pidato Politiknya
Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyinggung soal hadirnya Nurhadi-Aldo dalam pidato politiknya.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fenomena munculnya pasangan capres dan cawapres fiktif Nurhadi-Aldo di jagad internet dalam Pemilu 2019 menarik perhatian masyarakat hingga tokoh serta pejabat di Indonesia.
Keberadaan Nurhadi-Aldo pun menjadi perhatian Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam pidato politik yang disampaikan, Jumat (1/3/2019) malam di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat.
Baca: Pertama Kalinya Pertandingan Basket Disiarkan di Televisi, 28/2/1940
AHY mengatakan kehadiran pasangan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat sudah lelah dengan gesekan-gesekan yang terjadi dalam kontestasi Pemilu 2019.
“Kita yakin rakyat saat ini sudah lelah dengan gesekan-gesekan politik yang terjadi , munculnya satir capres alternatif Nurhadi-Aldo dan besarnya potensi golput merupakan indikasi betapa jenuhnya masyarakat atas kehidupan politik dan demokrasi saat ini,” ungkap AHY.
Satu contoh yang membuat masyarakat jenuh menurut AHY adalah dibawanya berbagai hal ke dalam politik tahun 2019.
Baca: Musyawarah Nasional Alim Ulama NU Hasilkan 5 Rekomendasi Mulai dari Istilah Kafir Hingga MLM
“Penggunaan warna dan simbol jari saat berfoto juga menjadi masalah, karena itu kita bisa sering berdebat kusir di grup Whatsapp bahkan hingga kita meninggalkan grup tersebut karena jengkel dengan dinamika pembahasan politik di dalamnya,” ujar AHY.
AHY pun prihatin bahwa institusi TNI yang pernah menjadi bagian dirinya pun sempat terkena tuduhan berbau fitnah hanya karena penggunaan simbol jari.
Baca: KPK: DPR Paling Tidak Patuh Lapor Kekayaan
“Kalangan perwira di TNI pun menjadi korban hoax, penggunaan simbol jari saat berfoto bersama pun diasosiasikan dengan pilihan politik ke salah satu capres,” ungkap AHY sambil geleng-geleng kepala.
Karena itu, AHY menilai kualitas kehidupan demokrasi Indonesia saat ini mengalami kemunduran dari apa yang telah dibangun sejak era reformasi.