Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Fahri Hamzah menerima kunjungan dari delegasi parlemen Norwegia yang diwakili oleh Elin Rodum Agdestin.

Pertemuan tersebut digelar di Ruang Rapat Pimpinan Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (5/3/2019).

Dalam pertemuan tersebut, Fahri mengungkpkan Norwegia ingin kerja sama dengan Indonesia ditingkatkan.

Hal itu karena Indonesia dinilai memiliki peran kuat di negara kawasan Asia Tenggara.

"Memang Norwegia ini kan negara yang maju dalam banyak sektor, teknologi dan sebagainya, mereka ingin kerja sama yang lebih kuat," kata Fahri Hamzah.

Baca: BNN Selidiki Jaringan Pemasok Narkoba Kepada Andi Arief

"Mereka juga senang, karena peran Indonesia yang kuat di Asean dan mereka ingin agar peran Indonesia itu di Asean ditingkatkan, sehingga dapat menjadi partner mereka di dalam membaca dan berkoordinasi bekerja sama dengan Asean," imbuh Fahri Hamzah.

Fahri juga menyebut Norwegia sebagai negara yang memilili tradisi yang kuat.

Fakta itu, mata Fahri Hamzah bisa menjadi pembanding untuk Indonesia membangun iklim demokrasi yang sehat dan kuat.

"Meraka perlemennya itu berdiri (tahun) 1814 kalau tidak salah. Meskipun negaranya penduduknya kira kira lebih kurang 5 juta tetapi sebagai sistem demokrasi mereka punya tradisi demorkasi yang cukup kuat dan itu bisa menjadi komparasi kita dalam kerja sama," jelasnya.

Baca: Pakai Adat Sunda hingga Bergaya Modern, Ini Momen Sakral Pernikahan Syahrini dan Reino Barack

Sementara itu, Elin menuturkan bahwa Indonesia merupakan mitra penting bagi Norwegia.

Perdagangan menjadi satu di antara beberapa kerja sama yang ingin lebih ditingkatkan antar kedua negara.

"Kami ingin meningkatkan perdagangan dengan Indonesia dan kami ingin lebih mendekatkan lagi hubungan antar parlemen kedua negara dan saya rasa kami juga memiliki sejumlah persamaan tujuan terkait lingkungan baik itu laut dan hutan serta seluruh hal dalam tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan tentunya persoalan perdagangan," ujar Elin.