Moeldoko : Jangan Mencari Popularitas dengan Melawan TNI
"Menurut saya janganlah rekan-rekan sekalian para pegiat apapun namanya itu jangan cari gara-gara dengan TNI," kata Moeldoko
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta semua pihak tidak mencari gara-gara dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Moeldoko juga meminta jangan ada pihak yang mencari popularitas dengan melontarkan kritik terkait wacana penempatan anggota militer aktif dalam jabatan sipil.
Baca: Moeldoko Sebut TNI Sudah Profesional, Mustahil Dwifungsi Kembali
"Menurut saya janganlah rekan-rekan sekalian para pegiat apapun namanya itu jangan cari gara-gara dengan TNI, enggak usah. Jangan mencari popularitas melawan TNI. TNI milik kita semua," tegas Moeldoko, Jumat (8/3/2019) di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.
Mantan Panglima TNI itu menyadari ketika Orde Baru TNI menjadi sasaran kritik para aktivis.
Seiring terjadinya reformasi, kata Moeldoko, TNI telah melakukan perubahan.
Moeldoko juga meminta semua pihak tidak melihat TNI hari ini dari sudut pandang masa lalu. Pensiunan TNI bintang empat ini mengaku turut terlibat dalam pembenahan di internal TNI.
Moeldoko berani memastikan tidak akan ada dwifungsi di era reformasi ini.
"Saya bekerja keras untuk memperbaiki situasi. Itu kira-kira kami memandang, saya pastikan tidak akan kembali dwifungsi ABRI, itu kunci," tambah Moeldoko.
Lebih lanjut, Moeldoko juga menjelaskan TNI (sebelum reformasi : ABRI) telah melakukan reformasi internal setelah tumbangnya Orde Baru di bawah kekuasaan Presiden ke-2 RI Soeharto.
Tiga hal yang diubah usia reformasi ialah perubahan struktur, doktrin, dan kultur.
Reformasi struktur, lanjut Moeldoko telah dilakukan dengan menghapus bidang sosial politik.
Baca: Ada Penumpukan Jabatan di Tiga Marta TNI, Moeldoko : Perlu Jabatan Sementara
Selanjutnya terkait kultur, kata Moeldoko, TNI melakukan pembenahan agar lebih dekat kepada rakyat.
"Sudahlah kita hidup berdampingan dengan baik, kritik boleh tapi jangan merusak piskologi prajurti, psikologi prajurit kita sudah baik, jangan dilukai dengan hal-hal itu. Nyanyian masa lalu sudahlah masa lalu," imbuhnya.