Pemerintah Kerja Sama dengan GPAP Tanggulangi Pencemaran Sampah Plastik
Menurutnya, pencemaran sampah plastik bagi generasi Indonesia mendatang sangat berbahaya, terutama untuk generasi Indonesia.
Penulis: Lendy Ramadhan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemitraan berskala nasional yang diberi nama National Plastic Action Partnership secara resmi diluncurkan di Jakarta pada Senin (11-3-2019).
Kemitraan tersebut merupakan wujud kerja sama pemerintah melalui Kemenko Bidang Kemaritiman, Kementerian Perindustrian serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan organisasi Aksi Plastik Global atau Global Action Plastic Partnership (GPAP) yang terdiri dari kalangan bisnis, kelompok masyarakat sipil dan pemangku kepentingan lokal untuk menanggulangi pencemaran sampah plastik.
Hal itu adalah langkah baru dalam gerakan nasional Indonesia untuk mengurangi sampah plastik di laut hingga 70%, mengurangi limbah padat hingga 30% dan mengelola 70% limbah padat pada tahun 2025.
Menko Maritim, Luhut B. Pandjaitan beserta jajarannya konsisten memerangi limbah plastik.
Baca: Pemain Semen Padang Terlibat Adu Mulut dengan Suporternya Sendiri Usai Kalah dari Bali United
Ia menyatakan, "Jika rencana ini dapat terlaksana, maka anak dan cucu kita dapat menikmati air yang segar, bebas dari pencemaran plastik, di seluruh Indonesia," saat meluncurkan program kemitraan nasional tersebut.
Menurutnya, pencemaran sampah plastik bagi generasi Indonesia mendatang sangat berbahaya, terutama untuk generasi Indonesia.
Pencemaran sampah plastik dapat menimbulkan ragam penyakit berbahaya, termasuk stunting bagi anak yang baru lahir.
"Kami tidak ingin melihat generasi Indonesia mengalami stunting (kerdil) karena mengonsumsi ikan yang terkontaminasi plastik mikro. Kami ingin agar generasi Indonesia mendatang memiliki kualitas hidup dan kesehatan yang lebih baik daripada generasi saat ini," tegas Menko Luhut.
Kemitraan nasional tersebut melibatkan berbagai perusahaan, masyarakat dan organisasi pemerintah antara lain: Chandra Asri Petrochemical, Coca-Cola Amatil, Blue Bird, Dow Chemicals, Yayasan Ellen MacArthur, Evoware, Giti Grup, Greenhope, Perkumpulan Dewan Bisnis Indonesia Untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD), Indorama Synthetics, Indofood CBP Sukses Makmur, Nestle, PepsiCo, Bank Dunia, dan WWF Indonesia.
Turut hadir pula dalam kesempatan tersebut Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto.
Bersama-sama dengan berbagai pemangku kepentingan, diharapkan pemerintah mendapatkan solusi jitu dalam penanggulangan pencemaran sampah plastik.