PSI : Banyak Partai Klaim Paling Nasionalis Tapi Calonkan Bekas Napi Korupsi dan Dukung Angket KPK
PSI tak pernah mencalonkan mantan narapidana korupsi maju pencalegan. PSI juga tak pernah mendorong hak angket KPK
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PSI Tsmara Amany menddukung pidato Ketumnya Grace Natalie di Medan, Sumatera Utara, pada Senin (11/3/2019) malam.
Sepenuturan Grace yang dijelaskan Tsamara, PSI tak pernah mencalonkan mantan narapidana korupsi maju pencalegan. PSI juga tak pernah mendorong hak angket KPK.
Baca: Grace Natalie Tanggapi Komentar Negatif Soal Iklan Partainya di Media
Menurutnya, hal itu jadi sisi pembeda dari partai yang mengaku-ngaku lebih nasionalis ketimbang PSI.
"Kami tak pernah mencalonkan mantan narapidana korupsi dan kami tak pernah mendukung hak angket KPK. Sebaliknya, kami berada di garis terdepan bersama KPK," kata Tsamara dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/3/2019).
Malahan, partai yang mengaku punya jiwa nasionalis tinggi terang-terangan mendukung panitia khusus hak angket KPK di tahun 2017 silam. Dimana kasus itu mencuat ketika ada pengusutan soal kasus e-KTP.
Jika memang benar sebuah partai punya jiwa nasionalis tinggi, maka yang seharusnya dilakukan ialah melawan segala bentuk praktik kotor korupsi.
Bukan malah berupaya melemahkan kinerja institusi pemberantas korupsi seperti KPK.
"Kalau memang betul nasionalis, harusnya melawan segala bentuk korupsi apalagi pelemahan terhadap institusi yang bekerja untuk memberantas korupsi. Kok malah dukung angket KPK?" terangnya.
Baca: Grace Natalie : Seharusnya ada Debat Antar-Parpol
Menurutnya, upaya-upaya pelemahan dan ambiguitas dari partai yang mengaku nasionalis sudah cukup jadi alasan bagi masyarakat Indonesia untuk mengevaluasi pilihan mereka terhadap partai-partai lama di Pemilu 2019.
"Nasionalisme yang sejati adalah ketika kita berani berbicara melawan tindakan diskriminatif dan praktek koruptif," pungkas Tsamara.