Ulama Berperan Aktif Lindungi Umat Islam dari Penyebaran Faham Radikal dan Ekstrim
M Azrul Tanjung menghimbau kepada peserta untuk lebih progressif juga mengaktivasi sikap tawadhu atau rendah hati sebagai ciri ulama
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ulama harus mengambil peran aktif dalam melindungi umat Islam dari penyebaran faham radikal dan ekstrim khususnya terhadap realitas menjamurnya pendakwah yang serba tidak jelas silsilahnya baik dari rekam jejak proses pendidikan agamanya maupun sumber jejaring kemunculannya sebagai dai.
Ini dikatakan Koordinator Nasional Garda Matahari M Azrul Tanjung saat Coaching & Capacity Bulding Takmir Mesjid di Grand Cempaka Jakarta (24/3/2019).
“Ini agama suci, yang telah di jamin kesempurnaannya oleh Allah Azza wa Jalla," katanya dalam keterangan pers, Senin (25/3/2019).
Ketua Komisi Ekonomi MUI Pusat ini meminta peserta Coaching & Capacity Bulding Takmir ini jangan mau diturunkan derajatnya menjadi instrumen.
"Aapalagi sekedar dijadikan alat politik dari oknum tertentu untuk kepentingan sesaat dan sangat tidak jelas visi keumatannya," katanya.
M Azrul Tanjung menghimbau kepada peserta untuk lebih progressif juga mengaktivasi sikap tawadhu atau rendah hati yang pada umumnya menjadi ciri ulama dan dai kaum ahlusunnah waljamaah.
“Akhlaq ulama kita salah satu diantaranya memang tawaddhu atau rendah hari. Akumulasi dari sifat-sifat terhormat inilah yang mengkonstruksi integritasnya menjadi orang-orang sholeh,' katanya.
Tugas kita adalah bagimana kesholehan ulama dan dai kita ini ditransformasikan menjadi kesholehan sosial.
"Khususnya untuk menghadapi adanya penerapan strategi Indonesia moslem angry dalam kepentingan politik praktis sekaran,” Azrul Tanjung
Kegiatan Coaching & Capacity Bulding Takmir Mesjid diikuti 105 perwakilan takmir masjid di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat dengan menghadirkan pemateri Dr KH Kholil Nafis berjudul Rekonstruksi Mesjid Sebagai Pusat Peradaban dan Penangkalan Radikalisme.
Juga hadir Dr Syafiq Hasyim dengan materi “kema Memutus Rantai Radikalisme, Ekstrimisme dan Terorisme Berbasis Agama.