PKN Diharapkan Bisa Kembalikan Roh Budaya Tradisional
Pekan Kebudayaan Nasional(PKN) yang merupakan salah satu resolusi kongres kebudayaan Indonesia 2018 mulai dilaksanakan di tingkat kabupaten dan kota
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pekan Kebudayaan Nasional(PKN) yang merupakan salah satu resolusi kongres kebudayaan Indonesia 2018 mulai dilaksanakan di tingkat kabupaten dan kota di Indonesia.
Setelah kabupaten Tulungagung, Asahan, pekan kebudayaan dilaksanakan di Kabupaten Tasikmalaya.
Inisiatif ini datang dari komunitas yang didukung oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat, dalam hal ini direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud.
Dalam program yang akan berjenjang hingga tingkat nasional ini, terdapat kegiatan perlombaan, pameran serta diskusi-diskusi.
Diantaranya adalah perlombaan permainan tradisional.
Baca: 34 Titik Panas Terpantau di Riau, Suhu Udara Mencapai 35 Derajat Celcius
Seperti yang dilakukan di Kabupaten Tasikmalaya ini, kekayaan budaya yang diangkat melalui kompetisi adalah permainan Jajangkungan, Kelom Batok, Pecle, Perepet Jengkol.
Permainan tradisonal khas orang Sunda itu sudah hampir punah, dikarenakan dengan kian maraknya permainan modern.
Ada 12 permain salah satunya Jajangkungan dalam kegiatan Festival Permainan Tradisional Alimfaido tingkat Kabupaten Tasikmalaya.
"Permainan tradisional ini sunguh luar biasa. Mungkin jarang kita dengar Prepet Jengkol, Serodot Galpok kembali tengah-tengah generasi anak-anak saat ini," kata Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto dalam pernyataannya, Selasa(26/3/2019).
"Sehingga kita wajib melestarikannya, dikarenakan banyak nilai kebaikan yang tercermin dari permainan tersebut. Permainan itu tidak hanya menumbuhkan rasa kebahagian, kekompakan atau kebersamaaan dan juga tumbuh nilai pendidikannya,"tambah Ade.
Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) menjadi media interaksi budaya serta memberi ruang akses kepada publik untuk terlibat dalam pelindungan, pengembangan, serta pemanfaatan kekayaan budaya.
Sementara itu Direktur Pelestarian Cagaar Budaya dan Permuseuman (PCBM) kementerian pendidikan dan Kebudayaan RI, Drs. Fitra Arda, M. Hum mengatakan bahwa dalam kegiatan yang diselenggarakan pemerintah Kabupaten Tasikmalaya bertujuan utamanya pelestarian kebudayaan sudah ditinggalkan.
"Karena itu Ditjen Kebudayaan Kemendikbud berupaya mengembalikan roh permainan tradisional tersebut ditengah-tengah masyarakat modern" ujar Fitra.
Fitra kembali menjelaskan bahwa kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional adalah resolusi atau tindak lanjut dari Kongres Kebudayaan yang telah dilaksanakan tahun 2018 Dan untuk PKN puncaknya akan dilaksanakan 14-19 Oktober 2019 mendatang di Jakarta.
Tentunya harapan kami dengan terselenggaranya kegiatan tersebut dapat tumbuh nilai pendidikan karakter dan pemajuan kebudayaan secara kongkret.
“Kami juga berharap kegiatan seperti ini dilaksanakan di kabupaten dan kota lain, sehingga pada Pekan Kebudayaan Nasional nanti lebih banyak daerah yang terlibat,"kata Fitra. (Willy Widianto)