Sekjen PPP Sebut OTT Romahurmuziy Belum Pengaruhi Elektabilitas Partai
"Kalau sekarang 3,7 persen (elektabilitas) kita masih senyum. Rommy effect apa itu yang susah (diprediksi)," ucap Arsul Sani
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menilai belum ada pengaruh terhadap elektabitas partai setelah penangkapan ketua umum Romahurmuziy (Rommy) oleh KPK.
Arsul Sani masih yakin partainya lolos ambang batas parlemen di Pemilihan Legislatif 2019.
Baca: KPK Telusuri Aliran Uang ke Romahurmuziy Lewat Haris Hasanuddin
"Kalau sekarang 3,7 persen (elektabilitas) kita masih senyum. Rommy effect apa itu yang susah (diprediksi)," ucap Arsul Sani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3/2019).
Arsul Sani tak ambil pusing dengan hasil survei Litbang Kompas yang memprediksi partainya tak lolos di parlemen.
Arsul Sani berpatokan dari hasil Pileg 2014, saat itu Litbang Kompas merilis survei elektabilitas PPP hanya 2,4 persen hanya beberapa hari sebelum pencoblosan.
"Sama dengan kalau ini ditanya bolak-balik ke PPP ini memang menjadi mengganggu saya panik. Saya ini yang belum teruji soal kasusnya Mas Rommy," jelasnya.
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas 22 Februari-5 Maret 2019, elektabilitas PPP berada di angka 2,7 persen dan yang artinya tak melewati ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
Meski demikian, jika ditambah dengan tingkat margin of error +/- 2,2 persen, PPP masih mempunyai peluang lolos ke Senayan.
Survei Litbang Kompas menggunakan metode pengumpulan data lewat wawancara tatap muka pada 22 Februari-5 Maret 2019 terhadap 2.000 responden.
Baca: Kader Optimistis Suharso Monoarfa Mampu Bawa PPP Tembus 4 Besar
Responden dipilih secara acak sederhana dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia.
Tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian ini sebesar +/- 2,2 persen dengan kondisi penarikan sampel acak sederhana.