Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Hanya di Indonesia, Isu Hoax Juga Banyak Digunakan Negara Lainnya Saat Pemilu

Sehingga masyarakat dianggap perlu mensiasati perkembangan hoax yang terjadi saat ini.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Tak Hanya di Indonesia, Isu Hoax Juga Banyak Digunakan Negara Lainnya Saat Pemilu
Tribunnews.com/Fitri Wulandari
Acara Launching Suara Regional dan Talkshow 'Politik Tanpa Hoax' yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Jumat (29/3/2019) sore. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isu hoax sering digunakan dalam tiap agenda politik banyak negara, termasuk pada Pileg dan Pilpres 2019 yang akan digelar di Indonesia.

Hal tersebut diakui Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Henri Subiakto.

Dalam acara Launching Suara Regional dan Talkshow 'Politik Tanpa Hoax' yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Jumat (29/3/2019) sore, ia mengatakan bahwa hoax telah menjadi komoditas dalam permainan politik.

Apalagi saat ini dunia tengah memasuki era digital yang semakin maju.

Sehingga masyarakat dianggap perlu mensiasati perkembangan hoax yang terjadi saat ini.

"Hoax (menjadi) permainan politik di berbagai negara di era digital, ini persoalannya," ujar Henri dalam acara tersebut.

Baca: Penyebaran Hoax di Indonesia Memiliki Pola Terstruktur

Ia kemudian menegaskan bahwa isu hoax tidak hanya dimainkan di tanah air saja, namun juga di banyak negara lainnya.

BERITA TERKAIT

Terutama saat menjelang tahun politik atau Pemilu.

"Dan kalau kita mau searching (itu) banyak sekali, nggak hanya di Indonesia (tapi) hampir di setiap (negara yang) ada Pilpres atau Pemilu," jelas Henri.

Menurutnya, jika dilihat di dunia maya, peredaran hoax di negara lainnya juga sangat massive dan disebarluaskan pada waktu tertentu.

"Negara lain hoax banyak sekali dan (itu juga) ada trendnya," kata Henri.

Pada acara tersebut, hadir pula Direktur Komunikasi Indonesia Indikator Rustika Herlambang, Politisi Partai Nasdem Tina Talisa, Politisi Partai Demokrat Annisa Tyas Palupi serta Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakkan Etika Pers Dewan Pers Imam Wahyudi. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas