Adefitrie Kirana, Kita Perlu Belajar Dari Seorang Tokoh Minoritas Penggerak Hak Asasi Manusia
Artis cantik yang kini terjun ke dunia politik, Adefitrie Kirana, saat ditemui didaerah tebet mengucapkan “Selamat Hari Bank Dunia”
Editor: FX Ismanto
Selamanya akan terjadi perpecahan dan pembangunan akan terhambat oleh konflik tak berkesudahan. Semangat permusuhan akan membuat pemerintah pusat seperti lokomotif canggih yang menarik gerbong-gerbong yang reot dan tak beroda. Negara manapun akan terseokseok mencapai visinya, alih-alih gagal sama sekali, " naudzubillahimindzalik-tutur Adefitrie Kirana.
Diletakkan dalam konteks membawa Indonesia menjadi negara besar, perlu koordinasi dan kedewasaan, lagi-lagi ini masalah kualitas para pelaksananya. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, para wakil rakyat, pelaku usaha dan masyarakat dalam bekerja tentu mengejar hasil. Perbedaan kepentingan wajib tunduk pada tujuan bersama. Anak bangsa harus saling menghargai apa yang sesama lakukan, karena kita semua hidup mati di negara kita tercinta yaitu negara Indonesia.
Banyak contoh pertama : sejarah yang membuktikan bahwa kualitas manusia dan persatuan bisa mengalahkan segala kemungkinan. Dalam perang kemerdekaan, Belanda punya pasukan terlatih, senjata canggih dan dana besar, namun rakyat Indonesia yang sederhana tetapi bersatu mampu merepotkan angkatan perangnya. Amerika Serikat kini bangsa yang teruji dan Negara yang dominan, tapi tidak sebelum membangun kekompakan dan berhasil melewati perang saudara serta berbagai krisis. Jepang bisa bangkit kembali setelah kekalahan telak di Perang Dunia.
Kedua : juga karena tekad membangun berdasarkan tujuan bersama. Hari esok pasti lebih sulit, lebih banyak tantangannya. Kualitas SDM lebih penting daripada kuantitas, karena kualitas pengelolaan menentukan seberapa jauh hasil yang akan dicapai. Kalau Indonesia saat ini masih sangat bergantung pada sumber daya alam, padahal sumber daya alam kita akan habis, tinggal pertanyaannya adalah berapa lama?
Di tangan SDM yang berkualitas, sumber daya seminim apapun bisa diolah dan dipertahankan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Dalam menghadapi tantangan tantangan masa depan tersebut, sangat penting untuk mengoptimalkan persatuan dan kesatuan. Kalau kita masih merasa Indonesia adalah negara yang kita kasihi,kita cintai, kita banggakan dan bisa menjadi “Macan Negara berkembang”.
Kita perlu belajar dari seorang tokoh minoritas penggerak hak asasi manusia, Martin Luther King Jr yang mengatakan, “Kita harus belajar hidup bersama sebagai saudara atau binasa bersama-sama sebagai orang bodoh.”
Akhir kata saya optimis dengan pemilu tahun 2019 kita bisa mewujudkan PERUBAHAN karena kita akan dapat pemimpin pemimpin yang baru, dimana mereka mereka adalah orang orang yang insha allah dapat memegang teguh amanah serta istiqamah dalam melaksanakan visi misi menjadikan indonesia yang adil dan makmur serta bermartabat juga berakhlak mulia.