Ditangkapnya Romahurmuziy oleh KPK Jadi Faktor Utama Turunnya Elektabilitas PPP
“Survei yang kami lakukan dilakukan bersamaan dengan tertangkapnya Rommy dalam OTT KPK sehingga sangat kuat terbayang di ingatan masyarakat,” katanya
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elektabilitas PPP (Partai Persatuan Pembangunan) terus menunjukkan tren negatif.
Hal itu tergambarkan dalam survei lembaga Charta Politika yang dirilis Kamis (4/4/2019) kemarin di kawasan Kebayoran Baru, Jaksel.
Baca: Survei Charta Politika: PPP Satu-satunya Partai Lama di DPR yang Elektabilitasnya Terus Turun
Pada Pileg 2014, PPP tercatat mendapatkan suara 6,5 persen sehingga berhak masuk parlemen.
Namun pada survei Charta Politika 22 Desember 2018 sampai 2 Januari 2019, elektabilitas PPP turun hingga 4,3 persen.
Tren itu terus berlanjut pada survei 1 hingga 9 Maret 2019 di mana elektabilitas PPP menjadi 3,6 persen hingga pada survei Charta Politika terbaru elektabilitas PPP ada di angka 2,4 persen.
Direktur Riset Charta Politika, Muslimin menjelaskan PPP menjadi satu-satunya partai lama di parlemen yang elektabilitasnya terus turun.
Bandingkan dengan PKB (dari 7,2 persen jadi 8,5 persen); Gerindra (15,7 persen jadi 16,2 persen); PDI Perjuangan (24,8 persen jadi 25,3 persen); Golkar (9,8 persen jadi 11,3 persen); Nasional Demokrat (4,9 persen jadi 5,2 persen); PKS (4,1 persen jadi 5 persen); PAN (3,2 persen jadi 3,3 persen); dan Demokrat (5,1 persen jadi 5,2 persen).
PPP hanya unggul atas Partai Hanura yang elektabilitasnya naik dari 0,8 persen jadi 1 persen.
Muslimin mengatakan, faktor ditangkapnya sang ketua umum Romahurmuziy dalam operasi tangkap tangan oleh KPK ditengarai menjadi faktor utama terjun bebasnya elektabilitas partai berlambang Ka’bah itu.
“Survei yang kami lakukan dilakukan bersamaan dengan tertangkapnya Rommy dalam OTT KPK sehingga sangat kuat terbayang di ingatan masyarakat,” tegas Muslimin.
Survei Charta Politika mencatat ada tujuh partai yang diprediksi masuk DPR RI di Senayan secara mulus yaitu PDI Perjuangan (25,3 persen); Partai Gerindra (16,2 persen); Partai Golkar (11,3 persen); PKB (8,5 persen); Partai Demokrat (5,2 persen); Partai Nasional Demokrat (5,2 persen); dan PKS (5 persen).
Lalu ada empat partai yang masih berpeluang masuk parlemen yaitu PAN (3,3 persen); PPP (2,4 persen); PSI (2,2 persen); dan Perindo (2 persen).
Baca: KPK Periksa Ketua KASN Jadi Saksi untuk Romahurmuziy
Sementara lima partai yang diprediksi sulit masuk DPR RI yaitu Hanura (1 persen); PBB (0,5 persen); PKPI (0,2 persen); Garuda (0,2 persen); dan Berkarya (0,1 persen).
Survei yang dilakukan 19-25 Maret 2019 itu diikuti 2 ribu responden dari seluruh provinsi secara proporsional itu dilakukan dengan metode multistage random sampling dan sistem wawancara langsung serta margin of error 2,19 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.