4 Polisi Korban Penusukan Terduga Teroris Membaik
Sementara, empat polisi yang mengalami luka tusuk dirawat di RS Dustira dan RS kasih Bunda Bandung.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi empat petugas kepolisian korban penusukan terduga teroris di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, masih menjalani perawatan di rumah sakit. Meski begitu, kondisi mereka terus membaik.
"Kondisinya sedang dirawat. Ya alhamdulillah kondisinya sudah terus membaik," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (5/4/2019).
Kamis (4/40 pagi, empat petugas kepolisian yang membantu tim Densus 88 Polri mendapat serangan saat melakukan penangkapan terhadap terduga teroris berinisial SHS di Kampung Cibungur, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Bandung Barat.
SHS melakukan perlawanan balik dengan menghujamkan pisau ke para petugas yang hendak menangkapnya dengan cara berpura-pura telah menyerah. Meski begitu, polisi dapat melumpuhkan dan mengamankan SHS.
Baca: Polisi Tangkap Terduga Teroris di Bandung Barat, 4 Polisi Terluka
Sementara, empat polisi yang mengalami luka tusuk dirawat di RS Dustira dan RS kasih Bunda Bandung.
Menurut Dedi, saat ini pihaknya tengah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah terduga teroris yang telah diamankan untuk mendalami kasus dugaan tindak pidana terorisme.
Namun, ia belum dapat mengungkapkan jumlah pasti terduga teroris yang telah diamankan.
Selain di SHS di Batujajar, sehari sebelumnya, tim Densus 88 juga mengamankan dua orang terduga teroris, yakni terduga teroris berinisnial TK di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, dan berinisial A di Karawang, Jabar.
Keduanya merupakan anggota jaringan JAD Kabupaten Bandung dan aktif dalam sejumlah kajian.
Saksi mata Ketua RW tempat tinggal T, Ikhsan Yuniwar (52) mengaku melihat pistol dan senapan laras panjang disita polisi saat melakukan penggeledahan di rumah TK.
Dedi mengatakan penangkapan terhadap A di Karawang merupakan pengembangan dari terduga teroris berinisial WP alias Sahid yang sebelumnya ditangkap di Desa Bojongmalaka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada 28 Maret 2019.
WP ditangkap karena dugaan keterlibatan dalam pelaku teror suami istri yang digerebek di Sibolga, Sumatera Utara.
Dedi menyebutkan, A sudah beberapa kali melakukan tindak pidana terorisme di Solo dan Surabaya. Dan A merupakan salah satu pimpinan kelompok JAD, termasuk pimpinan dari WP.
Diduga A merupakan orang yang mengkoordinir sejumlah sel kelompok teroris yang selama ini 'tertidur' atau sleeping cell di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Adapun WP alias Sahid merupakan anggota JAD jaringan Bandung. WP alias Sahid berkoordinasi dengan jaringan Lampung dan Sibolga untuk menyerang aparat di Jawa Barat dan Jawa Timur lewat media sosial atau WhatsApp.
Sebelum melakukan penyerangan, kelompok ini tengah mengumpulkan dana. Kelompok ini mengincar mobil pengisian ATM untuk diambil uangnya kemudian dibelanjakan peralatan dan bahan peledak untuk menyerang aparat.
Sejauh ini sudah 12 anggota JAD yang diamankan. Dan setidaknya ada beberapa anggota JAD yang dilakukan pengejaran. Setidaknya ada delapan terduga teroris lainnya yang masioh dalam pengejaran kepolisian. (tribun network/dit/coz)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.