Analisis Pembina Jaringan Matahari Soal 'Silent Majority' di Kalangan Warga Muhammadiyah
Bagus menganalisis ciri pendukung Jokowi di Muhammadiyah itu cenderung diam dan menghindari konflik.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaringan Matahari dan Forum Relawan Jokowi menjadi fasilitator acara konsolidasi Alumni Perguruan Muhammadiyah yang digelar oleh Alumni Perguruan Muhammadiyah, Jumat (5/4/2019).
Dalam sambutannya di acara tersebut, Pembina Jaringan Matahari, Bagus Suksmo Djati menegaskan, Jaringan Matahari akan mendorong agar Alumni Perguruan Muhammadiyah yang mendukung Jokowi bekerja lebih keras dan cerdas dalam memenangkan Jokowi di Muhammadiyah.
Hal itu, kata dia, bertujuan untuk membangkitkan semangat para alumni perguruan Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
Bagus menganalisis, sejauh ini ciri pendukung Jokowi di Muhammadiyah itu cenderung diam dan menghindari konflik. Dia menyebut ini sebagai 'Silent Majority'.
"Mereka merupakan kekuatan besar untuk memenangkan Jokowi jika diaktivasi dan dibangkitkan", kata alumni Universitas Muhammadiyah Malang ini dalam keterangannya, pada Sabtu (6/4/2019).
Bagus juga menyatakan optimismenya atas kemenangan pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-KH Maruf Amin di segmen Muhammadiyah sebesar 60 persen lebih.
Jumlah persentase itu lebih tinggi daripada hasil survei yang ditunjukkan oleh Survei Indo Barometer yang menyatakan pasangan Jokowi-Ma'ruf mengungguli pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di kalangan pemilih Muhammadiyah.
Di kalangan pemilih Muhammadiyah, sebesar 45 persen responden menyatakan dukungan atau memilih Jokowi-Ma'ruf, sedangkan Prabowo-Sandi dipilih oleh 35 persen responden Muhammadiyah.
"Saya yakin pemilih Muhammadiyah itu rasional", kata Bagus.
Sebelumnya, Survei Indo Barometer mengungkapkan pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul di kalangan pemilih Muhammadiyah dibanding paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Survei dilakukan pada 15-21 Maret 2019 terhadap 1.200 responden. Margin of error sebesar 2,83 persen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.
Sementara responden survei adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.
Indo Barometer mencatat Jokowi-Ma'ruf mendapat suara dari 45 persen pemilih Muhammadiyah. Sedangkan, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, 35 persen dari pemilih Muhammadiyah.
“Dari kalangan Muhammadiyah yang tidak menandai atau menentukan pilihannya sebesar 20 persen," kata Peneliti Indo Barometer Hadi Suprapto di Senayan, Jakarta, baru-baru ini. (Glery/Tribunnews)