Mensos Dorong Penguatan Peran Pesantren Antisipasi Masalah Kesejahteraan Sosial
Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita meyakini pesantren dapat berperan penting dalam menangani berbagai masalah kesejahteraan sosial di Indonesi
Editor: Content Writer
Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita meyakini pesantren dapat berperan penting dalam menangani berbagai masalah kesejahteraan sosial di Indonesia.
Pesantren dikenal sebagai wahana penanaman akhlak, dan nilai-nilai luhur. Mensos menyatakan, dari pesantren, lahir SDM yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berakhlak dan berkepribadian mulia.
“Oleh karena itu, pesantren memiliki peran strategis dan sangat besar, baik bagi kemajuan Islam maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Sementara keluarga merupakan salah satu potensi sumber kesejahteraan sosial yang menjadi awal dan akar dalam pencegahan dan penanganan berbagai masalah kesejahteraan sosial,” kata Mensos dalam kegiatan Sosialisasi Peningkatan Peran Keluarga dan Pondok Pesantren Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Pondok Pesantren Daarul Uluum, Desa Nagrak, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Jumat (05/04/2019).
Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo, Mensos mengatakan, pembangunan fisik memang penting untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, tetapi juga harus diikuti dengan peningkatan peran institusi sosial seperti pendidikan dan keluarga.
Bila peran pesantren dan keluarga bisa dioptimalkan, maka akan menjadi pondasi yang kokoh bagi perkembangan bangsa. “Bangsa ini akan memiliki masa depan yang lebih baik serta memiliki lebih banyak strategi dan kemampuan untuk bangkit dari kemiskinan”, ujar Mensos.
Menurut Mensos, untuk memperkuat daya tahan ekonomi masyarakat sekitar pesantren, Kemensos punya program untuk penguatan kapasitas masyarakat yang menekankan pada program pemberdayaan sosual dan pengurangan kemiskinan, seperti PKH, program pengentasan kemiskinan, Kelompok Usaha Bersama (KUBE), dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP).
“Kami sangat terbuka untuk melakukan kerjasama dengan pesantren agar masyarakat di sekitar pesantren ini didorong semakin mandiri, dengan membuka usaha kelompok. Silakan pak kyai memberikan usulan kepada kami,” kata Mensos.
Mensos juga menyinggung bahaya NAPZA pada generasi muda. Mensos menyatakan keprihatinannya karena dampak negatifnya yang merusak, terutama kepada generasi muda. Menurut Mensos, tercatat pada tahun 2018 korban NAPZA di Indonesia mencapai 18.000 orang. Tiap tahun negara mengalami kerugian ekonomi hingga Rp70 triliun.
“Tidak hanya kerugian materil, penyalahgunaan NAPZA juga merusak syaraf di otak yang menjadi pencetus gangguan kejiwaan atau skizofrenia. Lebih mengerikan lagi, penyalahgunaan NAPZA menjadi pencetus penyebaran HIV-AIDS, TBC, dan Hepatitis C,” kata Mensos.
Disinilah peran penting pesantren menjadi mitra pemerintah untuk bersama-sama mengatasi peredaran NAPZA dan dampak negatifnya. Kementerian Sosial menempatkan pesantren sebagai salah satu Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL).
“Pesantren berperan membentengi generasi muda dari bahaya NAPZA. Di sisi lain, Kementerian Sosial juga telah menangani masalah NAPZA melalui penyelenggaraan IPWL guna merehabilitasi penyalahguna NAPZA,” kata Mensos.
Tak lupa Mensos mengingatkan keluarga di Indonesia untuk mengawasi anggota keluarganya dan mewaspadai ciri-ciri penyalahguna NAPZA, seperti penurunan kondisi fisik, ketidakstabilan emosi, terhambatnya aktifitas sehari-hari, dan adanya bau-bauan yang disebabkan oleh penyalahgunaan NAPZA.
“Saya mengajak agar kita bersama-sama melindungi keluarga kita, saling mendukung untuk menciptakan Indonesia yang bebas dari narkoba dan melihat Indonesia mendapatkan bonus demografi pada tahun 2045”, ujar Mensos.
Kegiatan Sosialisasi Peningkatan Peran Keluarga dan Pondok Pesantren Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba diikuti oleh 2.000 orang yang berada dan tinggal di wilayah Kabupaten Bogor.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguatkan pengetahuan keluarga tentang bahaya narkoba dan pemberdayaan keluarga dan pondok pesantren dalam penyalahgunaan narkoba. Pada kesempatan tersebut Mensos juga membagikan sebanyak 2000 paket sembako untuk warga. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.