Mahyudin: Demokrasi Adalah Bagian Dari Ikhtiar Gapai Cita-Cita Bangsa
Cita-cita bersama yakni menghantarkan rakyat Indonesia menuju gerbang kemakmuran yang berkeadilan dan adil dalam kemakmuran.
Editor: Content Writer
Balikpapan - Wakil Ketua MPR RI Dr. H. Mahyudin, ST, MM mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia sejak era merebut kemerdekaan hingga kini memiliki cita-cita bersama yakni menghantarkan rakyat Indonesia menuju gerbang kemakmuran yang berkeadilan dan adil dalam kemakmuran.
Untuk mencapai itu semua, lanjut Mahyudin, hanya ada satu kata yang harus dipegang teguh dan dilaksanakan yakni ikhtiar.
Tanpa ikhtiar tidak akan mungkin cita-cita terwujud. Demokrasi adalah sebuah bentuk ikhtiar bangsa Indonesia dalam upaya mewujudkan cita-cita bersama tersebut.
"Tapi hati-hati, cita-cita bangsa tidak akan pernah terwujud walaupun kita berikhtiar namun ikhtiarnya salah dan tidak maksimal," katanya, di hadapan sekitar 900 lebih masyarakat kota Balikpapan dalam acara 'Temu Tokoh Nasional bersama Wakil Ketua MPR RI Mahyudin' bertema 'Peran Pengusaha wanita dan UMKM Dalam Pembangunan Ekonomi Bangsa Untuk Penguatan NKRI', kerjasama MPR dengan IWAPI Kota Balikpapan, di Gedung Kesenian, kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (12/4).
Oleh karena itulah, lanjut Mahyudin, agar ikhtiar bangsa terjadi maka demokrasi Indonesia butuh beberapa syarat.
Pertama, demokrasi yang baik yang tidak menyebabkan biaya tinggi. Kedua, demokrasi harus menghindari potensi-potensi perpecahan.
"Terkait pesta demokrasi 2019 ini saya agak khawatir sebab yang muncul adalah kampanye-kampanye rendahan seperti fitnah memfitnah, sebar-sebar kabar hoax bukannya adu gagasan, adu ide mau dibawa kemana rakyat dan bangsa ini kalau anda terpilih, kampanye cerdas itulah yang dibutuhkan rakyat," ujarnya.
Kampanye yang cerdas dan mencerdaskan dikatakan Mahyudin sangat dibutuhkan rakyat misal membahas tentang akses investasi dan berusaha atau berbisnis yang memudahkan serta tidak mempersulit sehingga akan berdampak luas buat rakyat yakni meningkatkan daya beli dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan. Itulah kampanye cerdas yang semestinya menjadi 'jualan' para tim kampanye.
Tapi, ditegaskan Mahyudin jika tim-tim kampanye tetap saja melakukan kampanye tidak cerdas, maka rakyat yang harus menunjukkan kecerdasan dalam berdemokrasi dengan berpartisipasi aktif dalam pemilu serta memilih sesuai hati nurani yang dianggap mampu membawa bangsa ini menuju cita-cita bersama, tidak tergiur money politic, tidak terbawa hoax dan fitnah.(*)