Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Salah Mencoblos Partai di TPS, Pria Ini Kesal, Kecewa dan Potong Jarinya

Seorang pemilih nekat memotong jarinya hanya lantaran kesal dirinya salah memilih partai yang diinginkannya di TPS.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Salah Mencoblos Partai di TPS, Pria Ini Kesal, Kecewa dan Potong Jarinya
TRIBUN BALI/RIZAL FANANY
Foto ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pemilih nekat memotong jarinya hanya lantaran kesal dirinya salah memilih partai yang diinginkannya di TPS.

Melansir Dailymail, kejadian pria yang memotong jari tangannya ini terjadi di India, yang notabene pemilunya hampir bersamaan dengan Indonesia.

Pria yang berasal dari Lok Sabha, India itu begitu kecewa dan kesel serta marah lantaran dirinya salah memilih partai yang tak sesuai dengan pilihannya.

Pria bernama Pawan Kumar itu bahkan memotong jari tangannya sendiri sebagai ungkapan kesal karena telah tak sengaja salah memilih partai di Pemilu India, Kamis (18/4/2019).

Pawan mengatakan, dia bingung ketika melihat berbagai simbol partai.

Baca: Sandiaga Jalan Kaki ke Rumah Prabowo, Tersenyum Ditanya Akan Kembali jadi Wagub DKI

Baca: Raditya Dika Beri Tips pada Para Jomblo Agar Cepat Dapat Pacar

Baca: Emil Dardak dan Arumi Bachsin Ogah Tempati Rumah Dinas Bekas Gus Ipul, Malah Pilih Rumah Sekda

Dia sudah mantap akan memilih Bahujan Samaj Party (BSP) yang mengusung kandidat bernama Yogesh Sharma.

Namun di mesin voting, Pawan justru memilih Bharatiya Janata Party (BJP).

Berita Rekomendasi

Usai memberikan suaranya, sama halnya dengan Pemilu di Indonesia, Pawan harus mencelupkan jarinya ke tinta.

Pada saat itulah, Pawan menyadari bahwa dia telah memilih partai yang salah.

"Saya ingin memilih gajah, tetapi saya memilih bunga secara tidak sengaja," ujar Pawan merujuk pada logo partai.

BSP sendiri diwakili oleh logo gajah yang menghadap ke kiri yang berarrti kemauan dan kedamaian.

Sementara BJP memiliki logo bunga lotus yang merupakan bunga nasional India.

Bunga tersebut memiliki akar dalam tradisi Hindu, dan mewakili Saraswati, dewi kebijaksanaan dan pendidikan.

Ilustrasi
Ilustrasi (Kompas.com/PRIYOMBODO)

Citra yang digunakan dalam simbol partai sangat penting di India, di mana tingkat melek hurufnya sekitar 70 persen.

Ini berarti hampir sepertiga pemilih akan mengidentifikasi partai pilihan mereka hanya berdasarkan lambangnya.

Diwartakan BBC, Pawan sempat dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis kemudian ia diperbolehkan pulang.

Kesal Quick Count Unboxing TV

Video seorang pria membanting televisi karena kecewa hasil Quick Count Pemilu 2019 viral di WhatsApp (WA) dan Twitter. 

Dalam video yang viral di WA dan Twitter itu tampak sang pria berbaju abu-abi itu tiba-tiba menginjak-injak layar televisinya di lantai. 

Video viral pria injak-injak televisi karena kecewa hasil quick count salah satunya diunggah akun Twitter @anonlokal pada Rabu (17/4/2019).

Bukan cuma itu, pria tersebut lantas membanting benda elektronik tersebut ke halaman rumahnya.

"Mengapa kau, bang?" tanya orang yang tampaknya merekam video tersebut.

Usai menginjak-injak dan membanting televisinya, pria itu menjelaskan alasannya melakukan hal nekat tersebut.

Ia menunjukkan sebuah unggahan Facebook di ponselnya pada si perekam video.

Pria tersebut lalu menjelaskan bahwa hasil quick count yang tertampil di layar TV miliknya berbeda jauh dengan perolehan yang ia lihat di Facebook.

"Alamak, di TV itu berubah ah," ujar pria tersebut sembari menunjukkan gambar hasil quick count Pemilu 2019.

Pasalnya kejadian tersebut seolah mengingatkan kembali akan aksi viral unboxing motor yang terjadi beberapa waktu lalu.

Sontak, video ini pun membuat para netizen pun membanjiri postingan akun @anonlokal dengan berbagai komentar.

Menolak Celupkan Jari ke Tinta, Pemilih di Kota Blitar Lukai Petugas KPPS Pakai Pisau

Proses pemungutan suara di TPS 16 Kelurahan/Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar sempat diwarnai keributan, Rabu (17/4/2019).

Seorang pemilih berusaha melukai petugas KPPS menggunakan senjata tajam di TPS itu.

"Iya, sempat ada laporan terjadi keributan di TPS 16. Kami dan polisi langsung ke lokasi," kata Kasi Pemerintahan Keamanan dan Trantibum Kelurahan Sukorejo, Irwan Purwanto.

Keributan itu bermula saat salah satu pemilih, YA (38), selesai menyalurkan hak suaranya di TPS 16.

Selesai mencoblos, YA tidak mau menyelupkan jarinya ke tinta.

Saat itu, petugas KPPS yang menjaga tinta, yaitu, Luki Setia Budi.

Luki sempat memaksa YA untuk menyelupkan jarinya ke tinta.

Sempat terjadi cek-cok mulut antara YA dan Luki.

YA pun akhirnya mau menyelupkan jarinya ke tinta.

Setelah itu, YA pulang ke rumah.

Tak lama kemudian, YA kembali ke TPS dengan membawa pisau.

Sesampai di TPS, YA langsung menghampiri Luki yang menjaga tinta.

Tanpa banyak bicara, YA berusaha menyayat bagian leher Luki.

Mengetahui hal itu, warga yang berada di TPS langsung melerainya.

Luki hanya mengalami luka sayat di bagian dagu.

"Korban mengalami luka di bagian dagu, tadi korban sudah divisum," ujar Irwan.

Suasana di TPS 16 Kelurahan/Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, yang sempat terjadi keributan saat proses pemungutan suara, Rabu (17/4/2019). (surya.co.id/samsul hadi)
Irwan mengatakan, setelah keributan itu pelaku langsung pergi. Sampai sekarang polisi masih mencari keberadaan pelaku.

"Pelaku masih dicari sama polisi, setelah keributan itu dia langsung pergi," ujarnya.

Menurutnya, antara YA dan Luki sebenarnya teman sejak kecil.

Informasinya, YA dan Luki memang sudah ada masalah sebelumnya.

"Mungkin keduanya sudah ada masalah sebelumnya. Lalu ketemu di TPS itu, akhirnya terjadi keributan," katanya.

Kapolsek Sukorejo, Kompol Agus Fauzi mengatakan sudah mendapat laporan soal keributan yang terjadi di TPS 16 Kelurahan Sukorejo.

Tapi, Agus enggan menjelaskan secara rinci masalah itu.

Polisi masih mencari keberadaan pelaku.

"Benar, sempat ada laporan keributan di TPS 16 Kelurahan Sukorejo. Kami masih menyelidikinya," kata Agus.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas