TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyanyi sekaligus dokter bedah plastik, Tompi, mempertanyakan pembelaan Hanum Rais kepada Ratna Sarumpaet terkait berita bohong penganiayaan yang menimpanya.

Saat bersaksi di persidangan, Tompi menilai kesimpulan yang diambil anak dari Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais itu konyol.

"Di video itu digambarkan bagaimana mereka berjalan berdua keluar dari salah satu pendopo gitu belakangnya, kemudian Hanum Rais menceritakan sudah memeriksa yang bersangkutan dan yakin betul bahwasanya ini adalah korban pemukulan dan ini adalah contoh Cut Nyak Dien buat dia, disitu ya konyol aja buat saya gitu," ujar Tompi, saat bersaksi di PN Jaksel, Jl Ampera Raya, Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2019).

Ia mengaku heran dengan pernyataan Hanum Rais yang berprofesi sebagai dokter gigi perihal analisanya kepada wajah Ratna yang lebam.

Menurutnya, dokter gigi sangatlah jauh berbeda dengan dokter umum atau spesialis bedah.

Baca: Rocky Gerung Jengkel di-Bully hingga Alihkan Isu Ratna dengan Isu Kurs Dolar

Sehingga ia pun mempertanyakan kemampuan Hanum Rais untuk mengevaluasi wajah Ratna.

"Pertama kapasitas dia dokter gigi bukan dokter umum gitu, bukan spesialis bedah, tentu tidak punya kemampuan untuk mengevaluasi. Beda ranah gitu, satu dokter gigi beda ranah, ilmunya beda. Sekolahnya beda banget," kata dia.

"Dokter gigi itu sendiri bukan dari dokter umum terus jadi dokter gigi. Kalau kapasitas dia sebagai dokter umum, masih punya kapasitas untuk itu, jadi banyak menurut saya yang mengganjal," imbuhnya.

Personil Trio Lestari itu juga menilai Hanum Rais harus mempertanggungjawabkan pernyataannya.

Lantaran analisa atau pemeriksaan yang dilakukannya kepada Ratna Sarumpaet salah.

Baca: Rocky Gerung Singgung Integritasnya, Ratna: Ini Tidak Ada Kaitannya dengan Integritas

Ia pun menyinggung ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari kesalahan analisa dari yang bersangkutan, antara lain tidak mampu (menganalisis) atau berbohong.

"Dia sudah mengaku memeriksa. Artinya kalau memeriksa sudah ada pertanggungjawaban ilmiahnya. Artinya kalau sudah memeriksa dan salah ada dua kesimpulannya, satu tidak mampu, atau kedua berbohong," pungkasnya.