Anggota Tim Tak Boleh Bagikan Cerita Lewat Fitur Instastory di Lokasi Input Data C1
Semua anggota tim yang melakukan input data C1 di manapun, tidak boleh membagi cerita melalui fitur Instastory di media sosial Instagram.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Semua anggota tim yang melakukan input data C1 di manapun, tidak boleh membagi cerita melalui fitur Instastory di media sosial Instagram. Hal ini menjadi kode etik tersendiri bagi anggota tim.
Hal ini dituturkan oleh Koordinator Input Data C1 Ruang Sandi Nico Pratama.
"Kita punya kode etik untuk tidak Instastory atau update di lokasi tempat input data C1," tutur Nico Pratama di sebuah kedai kopi di Jakarta, Kamis (25/4/2019).
Hal itu sebagai konsekuensi karena lokasi input data C1 terus berpindah agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Adanya akun-akun media sosial yang tidak dikenal, memaksa mereka harus merahasiakan tempat pertemuan.
"Kami berupaya preventif saja. Bagaimanapun, ini kan data penting. Jadi, lokasi kami tidak bisa kami publikasikan," kata Nico Pratama.
Baca: Terungkap Isi Chat Ratna dan Fadli Zon, Kirim Foto Wajah Lebam: 08 Harus Tahu Siapa Mengancam Saya
Saat ini, anggota tim yang aktif untuk melakukan input data sebanyak 20 orang.
Pembagian akan dikoordinasikan melalui aplikasi pesan singkat sehingga tidak banyak terlihat aktivitas yang terjadi.
Bahkan, input data bisa dilakukan oleh mereka yang berinisiatif atau memiliki waktu senggang.
"Tapi tetap kami akan koordinasi. Yang bisa bantu, boleh. Kalau tidak, ya tidak masalah. Kami kan organik. Jadi, tidak ada paksaan," ungkapnya.
Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahudin Uno menolak untuk mengungkapkan kepada publik lokasi penghitungan suara internal kubu Prabowo Subianto-Sandiaga.
Sandiaga mengatakan hal itu dilakukan untuk menghindari adanya abuse of power atau penyalahgunaan wewenang pihak tertentu untuk mengganggu penghitungan suara Pemilu 2019 internal pihaknya.
Saya selalu ditanya wartawan di mana lokasinya, tapi saya memutuskan tak membuka karena khawatir ada abuse of power. Lagi hitung-hitung tiba-tiba nanti digerebek," ungkap Sandiaga saat memantau penghitungan suara oleh relawan Ruang Sandi.
Sandiaga menegaskan bila rekapitulasi sudah selesai baik dari pihaknya maupun KPU RI, maka dirinya siap membuka data kepada publik.
Ia mengatakan pihaknya siap menyampaikan hasil rekapitulasi dan temuan dugaan kecurangan kepada pihak terkait seperti Bawaslu dan tim gabungan pencari fakta independen jika sudah terbentuk.
Kalau rekapitulasi sudah sampai pada level selesai akan kita buka secara transparan, kalau prosesnya baik pasti hasilnya baik juga," tegasnya.
Di kubu Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, relawan input data C1 tampak sibuk di satu ruangan di Hotel Gran Melia yang penuh komputer.
"Data dari Jateng sudah input? Dari Kalimantan sudah," tanya operator di dalam ruangan.
Koordinator "War Room" TKN Dede menjelaskan kesibukan itu terjadi karena memang sedang ditekan untuk cepat selesai melakukan input data C1 yang sudah masuk ke sistem JAMIN.
Dede mengatakan, hingga pukul 15.00 WIB, data C1 dari aplikasi buatan mereka, masuk bagai air bah.
"Per sore ini masuk langsung 100 ribu data. Jadi, memang saya sedang push mereka untuk segera selesai," katanya.
Baca: Fatima Mengaktifkan Bom Bunuh Diri Saat Rumahnya Diserbu Polisi, Menewaskan Janin Serta 3 Putranya
Berbeda dari tim dari BPN yang selalu berpindah tempat, Dede menjelaskan pihaknya akan tetap berada di Hotel Gran Melia sampai input data selesai.
Menurut Dede saat ini baru masuk data 30 persen lebih atau hampir sama dengan data SITUNG KPU.
Dede menjelaskan tidak ada yang dibiarkan untuk menginap atau tertidur di ruangan tersebut.
Alasannya, mereka membagi waktu selama delapan jam sesuai dengan standar waktu kerja.
"Di sini semua relawan ada 240 orang, dibagi tiga shift. Tetap akan di sini sampai benar-benar selesai. Kami pikir awalnya itu satu minggu selesai, tapi tidak mungkin kalau lihat kondisi begini," ucapnya. (Tribun Network/amriyono)