Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PDI-P Masih Memimpin Real Count KPU, Raih 19,6 Persen Suara

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memimpin daftar perolehan suara partai politik pemilihan legislatif 2019.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in PDI-P Masih Memimpin Real Count KPU, Raih 19,6 Persen Suara
Wartakota/henry lopulalan
PERHITUNGAN CEPAT PDIP - Penghitungan cepat saat diumumkan dari hasil pemilihan presiden 2019 dan legislatif di kantor DPP PDIP, Jalan Dipenogoro, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019). Dari penghitungan sementara tersebut, PDI Perjuangan unggul dengan 19,93%, Partai Golkar 13,62%, lalu Partai Gerindra 11,49%. Kemudian, Partai Nasdem 9,48%, PKS 8,34%, PKB 8,17%, Partai Demokrat 7,67%, PAN 6,95% dan PPP meraih 4,13% suara. (Wartakota/Henry Lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memimpin daftar perolehan suara partai politik pemilihan legislatif 2019.

Berdasarkan real count Komisi Pemilihan Umum, Kamis (25/4/2019) sore, PDI-P unggul 8,2 persen atas Partai Gerindra.

Berdasarkan real count yang ditayangkan di laman resmi KPU pemilu2019.kpu.go.id pukul 16.30 WIB, PDI-P meraih suara sebanyak 19,6 persen.

Partai Golkar berada di peringkat kedua dengan perolehan sebanyak 14,11 persen.

Partai Gerindra berada di peringkat ketiga mengoleksi 11,4 persen suara.

Partai Nasdem menyusul dari peringkat keempat dengan perolehan sebanyak 10,29 persen.

Partai Demokrat (8,28 persen), Partai Kebangkitan Bangsa (7,95 persen), Partai Keadilan Sejahtera (7,3 persen), Partai Amanat Nasional (6,75 persen) dan Partai Persatuan Pembangunan (4,18 persen) secara berturut-turut berada di peringkat kelima sampai kesembilan.

Baca: Fatima Mengaktifkan Bom Bunuh Diri Saat Rumahnya Diserbu Polisi, Menewaskan Janin Serta 3 Putranya

Berita Rekomendasi

Lima partai tersebut sejauh ini telah mencapai parliamentary threshold atau ambang batas perolehan suara minimal partai politik untuk ikut dalam penentuan perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, parliamentary threshold ditetapkan sebesar empat persen. Ini berlaku nasional untuk semua anggota DPR.

Hingga berita ini diturunkan pukul 16.30 WIB, data yang masuk sebesar 12,14422 persen.

Jumlah tersebut didapat dari 98.775 dari total 813.350 tempat pemungutan suara.

Dapat 115-130 Kursi
Ketua DPP PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno memprediksi partainya memperoleh 115-130 kursi di DPR periode 2019-2024.

Hendrawan Supratikno mengatakan ada beberapa daerah di mana partainya mengalami penurunan dan kenaikan suara.

Hendrawan menyatakan suara PDI-P meningkat di beberapa provinsi seperti Jawa Tengah, Bali, dan Kalimantan Barat.

PERHITUNGAN CEPAT PDIP - Penghitungan cepat saat diumumkan dari hasil pemilihan presiden 2019 dan legislatif di kantor DPP PDIP, Jalan Dipenogoro, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019). Dari penghitungan sementara tersebut, PDI Perjuangan unggul dengan 19,93%, Partai Golkar 13,62%, lalu Partai Gerindra 11,49%. Kemudian, Partai Nasdem 9,48%, PKS 8,34%, PKB 8,17%, Partai Demokrat 7,67%, PAN 6,95% dan PPP meraih 4,13% suara. (Wartakota/Henry Lopulalan)
PERHITUNGAN CEPAT PDIP - Penghitungan cepat saat diumumkan dari hasil pemilihan presiden 2019 dan legislatif di kantor DPP PDIP, Jalan Dipenogoro, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019). Dari penghitungan sementara tersebut, PDI Perjuangan unggul dengan 19,93%, Partai Golkar 13,62%, lalu Partai Gerindra 11,49%. Kemudian, Partai Nasdem 9,48%, PKS 8,34%, PKB 8,17%, Partai Demokrat 7,67%, PAN 6,95% dan PPP meraih 4,13% suara. (Wartakota/Henry Lopulalan) (Wartakota/henry lopulalan)

"Perkiraan kami antara 115-130 kursi (dari 575). Ada daerah-daerah yang diduga naik secara berarti, seperti Bali, Jawa Tengah, Kalimantan Barat. Ada daerah yang mungkin mengalami penurunan," kata Hendrawan Supratikno kepada Kompas.com, Kamis (25/4/2019).

Ia menyatakan suara PDI-P juga mengalami penurunan di beberapa provinsi di Pulau Sumatera.

Hendrawan menduga penurunan suara PDI-P disebabkan pula oleh rendahnya elektabilitas capres mereka, Joko Widodo, di beberapa provinsi di Sumatera.

"Dugaan kami, kursi yang turun di daerah-daerah di mana paslon Jokowi-Amin tidak cukup kuat mendulang suara, seperti beberapa provinsi di Sumatera. Ada korelasi elektoral," papar Hendrawan Supratikno. (Tribun Network/deo/kps)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas