Priyo Sebut Pemilu 2019 Paling Mematikan bagi Sejarah Demokrasi Indonesia
Priyo meminta kepada pemerintah, terutama Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar memberi perhatian serius terhadap petugas KPPS yang menjadi korban.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso menilai Pemilu 2019 merupakan yang paling mematikan bagi sejarah demokrasi Indonesia.
Pasalnya, sejak hari pencoblosan pada 17 April lalu, ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia.
Serta ribuan petugas yang jatuh sakit akibat kelelahan melakukan tahapan pemilu yang panjang.
Priyo menyebut insiden tersebut sudah seharusnya menjadi peristiwa nasional.
"Ini merupakan pemilu yang paling mematikan dalam sejarah demokrasi kita. Ini bukan lagi persoalan intern KPU, tapi sudah menjadi perkabungan nasional," ujar Priyo melalui keterangannya, Selasa (7/5/2019).
Priyo meminta kepada pemerintah, terutama Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar memberi perhatian serius terhadap petugas KPPS yang menjadi korban.
Ia meminta kepada Presiden Jokowi untuk menghentikan wacana pemindahan ibu kota untuk lebih bisa menangani insiden meninggalnya ratusan KPPS dengan serius.
Baca: Ferdinand Hutahaean: Tak Perlu Demokrat Disuruh-suruh Keluar Dari Koalisi Prabowo-Sandiaga
"Kepada Bapak Presiden Jokowi dan para elite politik di parlemen, saya anjurkan untuk hentikan dulu wacana pemindahan ibu kota atau hal-hal semacamnya yang tidak terlalu urgen dibahas hari-hari ini," tuturnya.
Lebih lanjut, Priyo mengusulkan dibentuknya Tim Pencari Fakta (TPF) guna menelusuri keraguan publik dibalik meninggalnya ratusan petugas KPPS.
"Saya usulkan perlunya dibentuk Tim Pencari Fakta (TPF) yg independen yg melibatkan ahli-ahli yang kredibel dan Komnas HAM. Itu untuk menjawab keraguan publik akan adanya spekulasi yang meluas atau kejanggalan-kejanggalam yang terjadi. Ini mengenai ratusan nyawa yg harus dijaga dan dihormati hak-hak asasi (HAM) nya," pungkasnya.
Untuk diketahui, jumlah petugas penyelenggara pemilu 2019 yang meninggal dunia terus bertambah.
Data sementara secara keseluruhan petugas yang meninggal mencapai 554 orang, baik dari pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) maupun personel Polri.
Berdasarkan data KPU per Sabtu (4/5/2019) pukul 16.00 WIB, jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal sebanyak 440 orang. Sementara petugas yang sakit 3.788 orang.