Indonesia Ikuti Pameran Seni Rupa Tertua dan Terbesar di Dunia, Venice Biennale di Venezia
Kelima komponen karya ini mengisi area seluas 500 m2 di Ruang 340, Isolotto, The Arsenale
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia berpartisipasi dalam ajang seni rupa tertua dan terbesar di dunia, Venice Biennale atau La Biennale di Venezia.
Paviliun Indonesia yang mengangkat tema Lost Verses: Akal Tak Sekali Datang, Runding Tak Sekali Tiba hasil karya kolaborasi tim artistik terpilih, yakni Asmujo Jono Irianto (kurator), Yacobus Ari Respati (ko-kurator), Syagini Ratna Wulan dan Handiwirman Saputra (seniman).
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Triawan Munaf mengatakan, paviliun ini merepresentasikan ciri khas bangsa Indonesia yang mengutamakan kebersamaan dalam keragaman—bhinneka tunggal ika.
"Paviliun tidak lagi menonjolkan sosok individu sebagaimana partisipasi kami sebelumnya, melainkan merupakan akumulasi dari buah pikir banyak kepala di dalam satu kelompok kerja yang bernegosiasi di tengah kebhinekaan,” ujar Triawan Munaf dalam keterangannya, Minggu (12/5/2019).
“Akal tak sekali datang, runding tak sekali tiba” sendiri merupakan sebuah peribahasa asal Minang yang diadaptasikan oleh tim artistik menjadi serangkaian instalasi yang terdiri dari lima komponen karya, yakni Meja Runding, Buaian, Susunan Kabinet, Ruang Merokok, dan Mesin Narasi.
Baca: Pameran Seni Interaktif Menggunakan Teknologi Digital
Kelima komponen karya ini mengisi area seluas 500 m2 di Ruang 340, Isolotto, The Arsenale—yakni area pameran yang merupakan bekas gudang persenjataan tertua di Venesia.
Para pengunjung Paviliun Indonesia diundang untuk menikmati karya yang hadir layaknya permainan atau labirin pemikiran melalui obyek-obyek yang ditampilkan, representasi tim artistik akan representasi makna menjadi Indonesia dan persilangannya dengan seni rupa kontemporer dunia. Hal ini selaras dengan tema besar Venice Biennale 2019, yakni “May You Live in Interesting Time.”
Penyelenggaraan Paviliun Indonesia ini merupakan satu dari ragam bentuk upaya BEKRAF untuk mendorong keberlangsungan ekosistem ekonomi kreatif, salah satunya subsektor seni rupa, di Indonesia.
Selain itu, kehadiran Paviliun Indonesia ini juga sejalan dengan spirit diplomasi Indonesia dengan Italia yang memasuki usia ke-70, dengan Ekonomi Kreatif sebagai salah satu tema yang diangkat.
Paviliun Indonesia di Venice Biennale 2019 ini diselenggarakan oleh BEKRAF bersama Yayasan Design+Art Indonesia, dan terbuka untuk publik mulai 11 Mei 2019 hingga 24 November 2019. Kabar terbaru dari Venice Biennale 2019, Italia, bisa diikuti melalui kanal media sosial @bekrafID dan @lostverses2019 atau dengan tagar #LostVerses dan #VeniceBiennale2019.