Tokoh Agama dan Masyarakat Ciamis Serukan Tolak People Power
Merebaknya isu people power, direspon oleh para ulama, tokoh agama, pimpinan pondok pesantren hingga tokoh seni
Editor: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM. CIAMIS - Merebaknya isu people power, direspon oleh para ulama, tokoh agama, pimpinan pondok pesantren hingga tokoh seni dan budayawan di Kabupaten Ciamis.
Ketua MUI kabupaten Ciamis KH Ahmad Hidayat mengatakan, hal-hal yang berhubungan dengan Pemilu 2019, baik Pemilihan Legislatif (Pileg) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres) sudah selesai dengan jujur, adil, transparan dan demokratis.
“Atas nama Ketua MUI Ciamis, kami menghimbau masyarakat agar tidak perlu menimbulkan gejolak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tutur KH Ahmad Hidayat, Selasa (14/5/2019).
“Tidak perlu ada pengerahan massa (people power) yang justru akan menimbulkan hal yang lebih parah lagi. Lebih kacau lagi kita akan menerima kerugian dari usaha tersebut,” imbuhnya.
Oleh karena itu pihaknya menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk mencari jalan yang lebih maslahat. “Carilah jalan lain. Jalan yang lebih maslahat demi kejayaan bangsa dan Negara,” tutupnya.
Senada disampaikan para Pimpinan Pondok Pesantren di Ciamis. Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Ciamis KH Arif Ismail Chowas secara tegas menolak people power.
“Atas nama Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Ciamis dan Forum Guru Ngaji Imam Tajuk Kabupaten Ciamis menolak segala gerakan-gerakan yang inkonstitusional, yang berkenaan dengan melawan hukum, yang berkenaan dengan menggerakkan massa atau people power,” tegas KH Arif Ismail Chowas.
Menurutnya people power adalah gerakan untuk kepentingan sesaat dan kepentingan kelompok atau perorangan yang tidak bertanggungjawab terhadap masyarakat dan umatnya.
“Kami menghimbau dan menyerukan kepada masyarakat Kabupaten Ciamis dan Pangandaran secara umum, khususnya kaum muslim dan para santri untuk tidak terpancing dan tidak ikut-ikutan dengan kelompok-kelompok yang tadi kami sampaikan atau kelompok yang mengajak untuk melawan hukum,” tambahnya.
Sementara itu Pimpinan Pondok Pesantren Arrisalah KH Asep Saeful Millah pun menyuarakan hal yang sama.
“Kata-kata orang bijak, menghilangkan memaslahatan harus lebih didahulukan daripada mendatangkan memaslahatan,” paparnya.
“Apalagi di bulan Ramadhan ini, untuk bangsa, untuk semua pihak khususnya agamawan, marilah menjaga hawa nafsu,” ucap KH Asep Saeful Millah.
Menariknya, penolakan people power juga datang dari Tokoh Seni dan Budayawan Ciamis, Godi Suwarna. “People power seperti yang saya bayangkan adalah sesuatu yang mengerikan, dan itu jelas saya tolak,” tandasnya.
Godi menambahkan, People power dapat memudarkan persatuan dan kesatuan dan memecah belah masyarakat. “Masyarakat Indonesia yang sudah dipersatukan dengan keanekaragaman budaya, agama, suku dan adat ini akan terpecah belah dengan adanya aksi power people,” kata Godi.
Masyarakat diminta tetap tenang dan tak terbawa arus atau turut serta dalam aksi people power. “Mengingatkan masyarakat agar tidak tergiring aksi people power dan fokus dengan aktifitas keseharian saja,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.