Foto Polisi Video Call Anaknya Viral, Netter Sedih dan Curhat Begini
Foto seorang polisi yang tengah video call dengan anaknya saat pengamanan unjuk rasa 22 Mei mengundang reaksi netter.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Foto seorang polisi yang tengah video call dengan anaknya saat pengamanan unjuk rasa 22 Mei mengundang reaksi netter.
Terutama, reaksi ini datang dari netter yang memiliki keluarga polisi.
Sebelumnya salah seorang jurnalis foto Mas Agung Wilis membagikan sebuah foto suasana pengamanan unjuk rasa di depan Gedung Bawaslu.
Foto ini dibagikan Agung lewat akun instagramnya @masagungwilis pada Rabu dini hari (22/5/2019). Di foto tersebut terlihat dua seorang polisi saling bersandar satu sama lain.
Salah seorang polisi terpejam, sedangkan polisi lainnya terlihat tengah memegang handphone.
Di layar handphone tersebut terdapat gambar seorang anak kecil. Tampak polisi tersebut tengah video call dengan sang anak.
“Bawaslu sedang ramai. Sementara itu rasa lelah dan rindu rumah memang benar adanya,” caption Mas Agung Wilis.
Salah seorang netter @giewahyudi membagikan foto Agung di twitter yang kemudian foto ini viral. Setidaknya, baru 8 jam foto tersebut diunggah sudah mendapatkan 7000 lebih retweet dan 290 komentar.
Beberapa diantara komentar tersebut menceritakan soal sanak keluarga mereka yang juga berprofesi sebagai polisi.
Tak berbeda dengan pria yang tengah video call dengan anaknya, ternyata polisi di hampir seluruh Indonesia juga tengah siap siaga.
“Hal yg sama yg dilakukan papah,” tulis akun @aiyzhetasiyo sambil membagikan foto ayahnya yang tengah video call dengan anak-anaknya.
Bukan hanya di Jakarta, polisi di Solo pun ternyata tengah siap siaga. “Kakakku pun ya g di solo juga udah jaga dari sore hari, padahal puasa juga, ninggalin anak istrinya dirumah buat jaga,” cuit @lailatiaralail.
Salah seorang netter yang mengaku sebagai anak polisi juga berterima kasih pada sang fotografer. Setidaknya, dari foto tersebut, masyarakat memiliki pandangan yang berbeda terhadap polisi.
“Hi thankyou udh post ini semoga mkn banyak yg ngerti susahnya jd polisi & polisi jg punya keluarga jdi ga se enaknya ngata2in polisi dan ga ngehargain kerja polisi, my father is police di jakpus dan sedih bgt kalo ada yg ngomong aneh2 ttg polisi tpi ga berani bales hehehe,” tulis @hanbean_97.
Seperti diberitakan Wartakota sebelumnya para peserta aksi yang menggelar unjuk rasa di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Jalan MH Thamrin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, terlibat kericuhan dengan polisi.
Sejumlah orang yang diduga provokator diamankan.
Kericuhan yang terjadi sejak Selasa (21/5/2019) pukul 22.15.
Kericuhan bermula saat para peserta aksi mencoba merusak pagar besi di depan Kantor Bawaslu pukul 22.15.
Mereka berteriak ke arah polisi yang telah menarik diri ke dalam Gedung Bawaslu.
Melihat situasi semakin memanas, polisi berupaya membubarkan kerumunan peserta aksi.
Kendaraan taktis polisi berupa truk water canon yang telah meninggalkan Bawaslu bahkan kembali didatangkan untuk membubarkan para peserta aksi yang masih bertahan.
Pukul 22.40 , bentrokan terjadi.
Terlihat polisi mengejar para pengunjuk rasa.
"Ayo tetap rapatkan barisan, jangan pada takut," teriak seseorang didepan Gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa malam.
Tidak lama kemudian, puluhan anggota kepolisian berlari ke Halte TransJakarta Sarinah untuk mendekati kerumunan massa.
Melihat polisi mendekat, peserta aksi berlarian kocar-kacir membubarkan diri.
Sempat terlihat polisi menangkap seseorang yang diduga provokator.
Puluhan polisi yang membawa pentungan dan tameng berteriak ke arah peserta aksi untuk segera membubarkan diri.
Massa kemudian terlihat berlarian ke Jalan Wahid Hasyim yang berada di sebelah kantor Bawaslu yang mengarah ke Pasar Blok A Tanah Abang.
Bentrokan kembali terjadi.
Para peserta aksi dan pengunjuk rasa meminta supaya polisi membebaskan rekannya yang ditangkap.
Sempat terjadi negosiasi antara polisi dan perwakilan pengunjuk rasa.
Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan terlihat mendatangi para pengunjuk rasa dan berdialog dengan mereka.
"Kami janji akan pulang, malam ini juga," ujar seorang pendemo dalam tayangan Live KompasTV.
"Tolong teman-teman kami yang ditangkap dibebaskan. Kami janji akan mundur, janji pak," lanjut pendemo tersebut.
Harry Kurniawan menjelaskan penangkapan itu kepada para pengunjuk rasa dan peserta aksi.
"Prinsipnya, pihak kepolisian tidak akan menangkap seseorang jika dirinya tidak bersalah," kata Harry Kurniawan.
Melalui pengeras suara, polisi berulang-ulang mengimbau para peserta aksi dan pengunjuk rasa untuk kembali ke rumah masing-masing.
Polisi juga menyerukan agar masyarakat sekitar tidak terlibat aksi provokasi yang dilakukan para pengunjuk rasa.
"Warga masyarakat tidak bersentuhan dengan kepolisian. Silahkan Anda kembali kerumah masing-masing," ujar polisi melalui pengeras suara. (Desy Selviany)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Viral Foto Polisi Video Call Anaknya, Netter Mengungkapkan Sisi Lain Polisi,