Cerita Haru Tentang Bachtiar Alamsyah, Warga Batuceper Korban Meninggal di Aksi 22 Mei
Bachtiar Alamsyah merupakan satu dari enam orang yang meninggal saat mengikuti aksi damai tersebut.
Editor: Choirul Arifin
Menurut Lela uwa dari korban, almarhum bekerja di Bandara Soekarno-Hatta untuk menabung melanjutkan pendidikannya di tingkat universitas tanpa membebani kedua orang tuanya.
"Dia tuh sebentar lagi mau daftar universitas kalau enggak di Tangerang ya di Banten pakai uangnya sendiri. Sebentar lagi itu," jelas Lela.
3. Aktif dilingkungan warga sebagai guru ngaji, karate dan palang pintu
Walau bekerja di area kargo Bandara Soekarno-Hatta, Bachtiar juga memiliki banyak keterampilan.
Keterampilan yang ia miliki antara lain ahli karate, lancar mengaji hingga menjadi pemain palang pintu.
Semua keahilannya pun tidak semata ia gunakan untuk kepentingan sendiri melainkan, ia mentransfer ilmunya kepada anak-anak dan warga sekitar.
"Dia kan guru karate di sekitar sini, terus guru mengaji juga. Banyak anak-anak di sini yang diajarin sama dia tuh," ujar Lela yang sekaligus Uwa korban.
4. Sempat ragu untuk berangkat ke Jakarta
Lela mengatakan bahwa keponakannya tersebut sempat ragu dan mengurungkan niatnya untuk berangkat bersama teman-temannya termasuk Yogi dan Rizki yang mengalami luka-luka saat ini.
Sebab, Bachtiar pada sore hari tanggal 21 Mei 2019 baru pulang kerja dari Bandara Soekarno-Hatta.
Karena capek, Bachtiar sempat beristirahat dan hampir tidak jadi berangkat namun, teman-temannya membujuknya hingga korban berangkat menyusul bersama rombongan yang berangkat malam.
"Jadi dia (Bachtiar) menyusul sama rombongannya sendiri ramean juga. Itu dia habis Salat Tarawih dan ke Jakarta itu naik motor," jelas Usman selaku ketua RT setempat saat ditemui di kediamannya.
5. Disayangi oleh anak-anak sekitar
Sosok Bachtiar yang pengayom dan lemah lembut membuat pria asli Tangerang tersebut disayangi oleh anak-anak sekitar.