Gubernur Anies Baswedan: 8 Korban Meninggal Akibat Rusuh 22 Mei Didominasi Anak Muda
Anies Baswedan menyayangkan, anak-anak muda mudah terprovokasi, sehingga ikut menjadi korban kerusuhan tersebut.
Editor: Choirul Arifin
"Jenis diagnosis terbanyak yang non trauma 93 orang, luka berat 79 orang, luka ringan 462 orang, ada yang belum ada keterangan 96 orang," kata Anies.
Bahkan, dari keseluruhan korban, sebanyak 179 korban usianya masih di bawah 19 tahun.
Terkait munculnya ricuh tersebut, Anies mengatakan Pemprov DKI telah melakukan upaya pencegahan sebelum 17 April.
"Jadi identifikasinya bukan menjelang 22 Mei, tapi sudah dilakukan sejak persiapan pelaksanaan pemilu. Jadi misalnya seperti pasar, kami kasih pengamanan ekstra di tempat itu," kata Anies di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).
Terkait dengan kerusakan yang ditimbulkan akibat rusuh tersebut, Anies mengatakan, Pemprov DKI masih menghitung total kerugiannya termasuk kerusakan beberapa bangunan dan fasilitas umum akibat peristiwa tersebut.
Anies memastikan Pemprov DKI akan mengganti segala kerusakan aset daerah. "Yang jelas kami akan mengganti aset DKI," ungkap Anies.
Baca: Tulisan Terakhir Ustadz Arifin Sebelum Meninggal, Bismillah, Jumpa dengan Allah. . .
Terpisah, Lembaga Adat Melayu Riau (LAM) Riau mengecam aksi kerusuhan di Jakarta yang menciderai aksi damai. Mereka menyebut para perusuh menangguk di air keruh.
Baca: Cerita Haru Tentang Bachtiar Alamsyah, Warga Batuceper Korban Meninggal di Aksi 22 Mei
Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) mengecam tindakan para perusuh saat berlangsungnya aksi unjuk rasa di Bawaslu, Selasa (21/5) dan Rabu (22/5) karena dianggap telah merusak suasana kedamaian yang ada dan menciderai proses demokrasi di republik ini.
"Kami mengecam tindakan para perusuh yang mengancam suasana kedamaian yang ada dan menciderai proses demokrasi di republik yang kita cintai ini," ujar Ketua Umum DPH LAMR Datuk Seri Syahril Abubakar dikutip Tribunpekanbaru.com Kamis (23/5/2019).
Datuk Seri Syahril yang didampingi Sekretaris Umum DPH LAMR Datuk M Nasir Penyalai dan Bendahara Anton Suryaatmaja mengatakan selama ini, unjuk rasa disampaikan bangsa Indonesia ini secara santun.
Dia memberi contoh pernah tujuh juta lebih orang berkumpul di Monas namun tidak ada satupun rumput yang terinjak dan sampah yang berserak.
Datuk Seri Syahril mengatakan berdasarkan informasi yang ia peroleh para pengunjuk rasa sudah pulang setelah selesai bernegosiasi dengan aparat keamanan dan salat tarawih.
Tinggallah para perusuh yang membuat kerusuhan.
"Aktivitas unjuk rasa berpotensi disusupi oleh para oknum perusuh yang menangguk di air yang keruh," ujar Datuk Seri Syahril.