Polisi Buru ''Sponsor'' yang Biayai Penyerangan Asrama Brimob
Polisi telah mengamankan pelaku kerusuhan serta provokator penyerangan. Namun saat ini pihak kepolisian masih mendalami sosok yang menjadi penyandang
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, mengatakan pihaknya masih memburu pihak yang mendanai penyerangan Asrama Brimob, Petamburan.
Polisi telah mengamankan pelaku kerusuhan serta provokator penyerangan. Namun saat ini pihak kepolisian masih mendalami sosok yang menjadi penyandang dana.
"(Aktor yang membiayai) sedang dicari. Identitasnya belum ada," ujar Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Polisi telah mengamankan uang di dalam amplop dan uang sebesar Rp 5 juta dari salah satu massa provokator yang menyerang asrama Brimob.
Baca: Ustaz Arifin Ilham Ternyata Sudah Siapkan Kain Kafannya Sebelum Meninggal Dunia
Baca: Mantan Panglima TNI Beberkan Peran 3 Tersangka yang Ditangkap Terkait Penyelundupan Senjata
Baca: 5 Hal Seputar Berita Meninggalnya Ustaz Arifin Ilham
Baca: Tak Hanya Bakar Pos Polisi, Massa Juga Hancurkan CCTV
Argo menyebut uang sebesar Rp 5 juta itu akan digunakan untuk biaya operasional aksi. Sementara uang di dalam amplop yang berisi Rp 200-500 ribu itu akan dibagi-bagikan.
"Jadi sudah saya jelaskan dari pada pelaku perusuh yang kita lihat saat ini sudah direncanakan, sudah disetting ada yang biayai, sudah disiapkan," jelas Argo.
Seperti diketahui, Polda Metro Jaya menangkap dan menetapkan 257 orang sebagai tersangka kerusuhan yang terjadi pada 22 Mei dini hari tadi.
Para tersangka melakukan pelaku kerusuhan di Petamburan, depan Bawaslu, dan Gambir.
Para pelaku dijerat dengan pasal 170, 212, 214, dan 218 KUHP. Sedangkan pelaku pembakaran asrama polisi di Petamburan ditambahi dengan pasal 187 KUHP.
Janji tak demo lagi
Massa yang berada di Slipi, Jakarta Barat, berjanji tidak akan melakukan aksinya lagi di kawasan tersebut.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan pihak Polri, TNI, dan massa telah berdialog untuk menghentikan kericuhan.
“Massa yang selama ini berdemonstrasi sudah bisa memahami dan juga berjanji tidak akan melakukan seperti dua hari ini (demo),” ujar Hengki di Slipi, Jakarta Barat, Kamis (23/5/2019).
Baca: Relawan Jokowi Yakin TNI-Polri Mampu Pulihkan Kondisi Keamanan
Hengki berharap massa berkomitmen untuk tetap menciptakan situasi tetap kondusif.
Hal ini dilakukan agar aktivitas masyarakat setempat dapat kembali berjalan normal.
Meski begitu, Hengki menegaskan aparat tetap bersiaga.
Baca: Penjelasan Psikolog Kenapa Anak Muda Lebih Mudah Terprovokasi di Tengah Kerumunan Massa
“Personel TNI dan Polri bertugas memberi jaminan keamanan kepada masyarakat, mereka juga harus memahami bahwa tindakan mereka sangat merugikan,” tutur Hengki.
Negosiasi tersebut dilakukan di dua titik flyover.
Baca: Ustaz Arifin Ilham Meninggal Dunia, Kalimat Duka Istri Pertama Ini Kebanjiran Tangis dan Doa
Negosiasi massa ke arah Cideng dipimpin Danrem, sedangkan ke arah Kemanggisan dipimpin Dandim.
Hingga Rabu (22/5/2019) malam, ada 165 orang yang ditangkap dari peristiwa tersebut dan jika ditemukan dugaan tindak pidana maka polisi akan memproses orang itu.
Dipukul mundur
Petugas kepolisian berhasil memukul mundur massa aksi 22 di Slipi, Jakarta Barat, Rabu (22/5/2019) malam.
Pantauan Tribunnews.com di lokasi, Jalan Kemanggisan Utama Raya, massa yang sebelumnya aktif menyalakan petasan kini sudah berangsur kondusif.
Tampak, polisi berhasil membawa beberapa peserta aksi massa yang diduga menjadi provokator aksi.
Baca: Massa Aksi 22 Mei Tutup Jalan Kebon Sirih dan Gondangdia
Kini, petugas kepolisian masih berjaga di sekitar jalan Kemanggisan Utama, tepatnya di atas flyover Slipi, untuk mengantisipasi aksi susulan.
Kondisi sepanjang jalan itu pun dipenuhi oleh batu-batu sisa lemparan aksi massa.
Baca: Fadli Zon dan Neno Warisman Jenguk Korban Aksi 22 Mei di RSUD Tarakan
Terlihat pula pecahan botol kaca berserakan yang diduga bom molotov.
Sebelumnya, petugas kepolisian saling balas antara gas air mata dan tembakan petasan dari massa aksi.
Evakuasi mobil Damkar
Mobil pemadam kebakaran (damkar) berhasil dievakuasi petugas yang sebelumnya sempat dibajak massa aksi di Jalan Kemanggisan Utama Raya, Jakarta Barat, Rabu (22/5/2019) malam.
Pantauan Tribunnews.com di lokasi, mobil tersebut berhasil dievakuasi petugas sekira pukul 22.45 WIB.
Tampak, kondisi mobil mengalami kerusakan di bagian kaca depan.
Baca: Joko Widodo Dan Prabowo Serukan Warga Untuk Tidak Anarkis
Kaca depan mobil tersebut terlihat retak-retak akibat terkena pukulan benda tumpul.
Terlihat, ada dua petugas damkar yang mengevakuasi mobil itu.
Tak lama berselang, mereka membawa mobil tersebut dari lokasi kericuhan.
Petugas mengatakan mobil tersebut akan dibawa ke Posko Tanjung Duren.
Baca: Ustaz Arifin Ilham Meninggal Dunia - Aa Gym: Telah Wafat Guru, Sahabat Kita
Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Kepala Seksi (Kasie) Pengendali Kebakaran Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat Rompis Romlih menjelaskan kronologi pembajakan.
"Jadi ketika mobil akan menuju lokasi dibajak oleh massa untuk melindungi mereka. Petugas damkar ada 4 orang seperti biasa, saat itu kebetulan di lokasi ada gas air mata, petugas ada sudah mau pingsan jadi mobil ditinggal dan mobil diambil," terangnya.
"Saat ini mobil sudah dibawa ke Tanjung Duren oleh petugas," imbuhnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.