Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Remaja 17 Tahun Meninggal, Keluarga Sempat Melarang Saat Rizky Bilang Ingin Jihad di Petamburan

Seorang remaja bernama Rizky Widianto berusia 17 tahun meregang nyawa akibat bentrokan di Petamburan Jakarta Barat.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Remaja 17 Tahun Meninggal, Keluarga Sempat Melarang Saat Rizky Bilang Ingin Jihad di Petamburan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Demonstran terlibat bentrok dengan polisi saat menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang remaja bernama Rizky Widianto berusia 17 tahun meregang nyawa akibat bentrokan di Petamburan Jakarta Barat, Rabu (22/5/2019) dini hari.

Rizky pergi usai salat Subuh dan mengatakan kepada keluarganya ingin jihad di Petamburan.

Kerabat Rizky, Liani, mengatakan keluarga sudah melarang dia untuk pergi ke Masjid Annur yang berada di Petamburan.

Namun demikian, Rizky memaksa. Dugaan Liani, keponakannya diajak oleh teman-temannya.

"Dia bilang ingin jihad di Petamburan. Keluarga semua sudah melarang, tidak boleh, tapi dia mau sendiri dengan teman-temannya warga kampung," ungkap Liani di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Liani yang datang bersama dengan tetangga lainnya, masih dapat menghubungi Rizky pada pukul 07.00 WIB.

Setelah itu ponsel yang dibawa tidak bisa lagi dihubungi.

Tembakan gas air mata polisi hendak bubarkan massa di Flyover Slipi arah Tanah Abang
Tembakan gas air mata polisi hendak bubarkan massa di Flyover Slipi arah Tanah Abang (Tribunnews.com/Chaerul Umam)

Keluarga, kata Liani, mengizinkan jenazah siswa SMK itu untuk diautopsi. Alasannya, ada luka tembak di tenggorokan.

BERITA REKOMENDASI

"Bapaknya sedang mengurus. Katanya luka tembak di dada, tidak tahunya di tenggorokan," jelas dia.

Keluarga mempertanyakan kepada pihak aparat yang menyampaikan hanya memakai tembakan gas air mata dan peluru karet dalam melakukan tindakan pembubaran massa.

Pasalnya, apa yang terjadi kepada warga Palmerah itu sama sekali berbeda.

"Mana? Katanya peluru karet? Katanya gas air mata? Mana," nada suaranya meninggi.

Humas RSUD Tarakan Reggy mengatakan ada beberapa korban yang dibawa ke rumah sakit akibat tembakan peluru karet.


Pihaknya masih belum dapat memastikan apakah ada korban meninggal dunia akibat hal tersebut.

"Kami masih belum tahu karena harus autopsi dulu. Memang ada beberapa yang terkena peluru karet. Ada juga yang pinggirnya saja," kata dia.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas