Penjelasan Mahfud MD Penyebab Sikap Prabowo Subianto Mulai Berubah
Mulanya Mahfud MD yakin rekonsiliasi akan terjadi meski belum mengetahui kapan waktunya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mahfud MD meyakini rekonsiliasi antara kubu Paslon nomor 01 Jokowi-Maruf dan kubu Paslon nomor 02 Prabowo-Sandi, akan terjadi.
Mahfud MD yang menjabat Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan (GSK) yang juga Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), mengatakan hal itu saat menjadi narasumber dalam tayangan program Metrotvnews, Sabtu (25/5/2019).
Mulanya Mahfud MD yakin rekonsiliasi akan terjadi meski belum mengetahui kapan waktunya.
Menurutnya karena hal itu tidak ada pilihan lain.
"Kami optimis rekonsiliasi akan terjadi pada waktunya nanti, karena tidak ada pilihan lain, pilihannya hanya ada dua, pemerintahan baru harus terbentuk berdasarkan konstitusi, tidak mungkin dihalangi dan rakyat sudah memilih," ujar Mahfud MD.
"Tinggal rakyat sekarang menunggu siapa yang menang dari kontestasi politik ini, sudah itu tidak ada pilihan lain, harus rekonsiliasi," ungkapnya.
Baca: Istri Mustofa Nahrawardaya Sebut Suaminya Derita 3 Penyakit Ini Sekaligus
Baca: Meraba Peluang Prabowo Membalikkan Kekalahan Jadi Kemenangan di MK
Baca: Inilah Sosok Bahlil, Ketua Umum Hipmi yang Disebut Jokowi Cocok Jadi Menteri
Mahfud menuturkan selain itu, ada pilihan lain yakni tindakan tegas dari negara.
"Atau tindakan yang lebih tegas dari negara," kata Mahfud.
Mahfud lantas mengatakan melihat perubahan dari diri Prabowo sejak awal pilpres hingga saat ini.
"Karena kalau melihat perubahan sikap Pak Prabowo itu sangat positif."
Mahfud kemudian melihat kebelakang mengenai perjalanan kubu 02 menurutnya.
"Dulu rombongannya banyak sekali, semua partai yang tergabung di paslon 02 itu hampir seluruhnya kompak untuk menolak hasil pemilu. Bahkan akan mengatakan membawa ke pengadilan internasional, akan people power dan sebagainya," ungkapnya.
"Sesudah pencoblosan 17 Mei lalu mulai menurun, ada partai-partai yang mulai lebih pasif, kemudian gaung akan membawa ke pengadilan internasional juga tidak, lagi pecuma, karena tidak mungkin," jelas Mahfud.
"Kemudian ini juga Pak Amien Rais sudah mengatakan people power enteng-entengan, kemudian masuk ke Mahkamah Konstitusi."
Ia juga menyinggung mengenai ada partai di koalisi 02 yang diisukan berpindah koalisi.
"Kemudian partai-partai itu kan sudah tidak galak lagi yang gabung di paslon 02, kemudian ada yang terang-terangan mendekat ke paslon 01."
Lantas ia kembali menjelaskan pemerintahan harus tetap berjalan dan tidak dapat dihalangi oleh siapapun.
"Karena apa, pemerintahan harus tetap berjalan dan tidak boleh dihalangi oleh siapapun, kemudian yang realistis adalah rekonsiliasi."
Luhut Minta Prabowo Jangan Dijerumuskan
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memberikan kekhawatiran soal calon presiden (capres) 02 Prabowo Subianto yang bisa rusak namanya di dunia Internasional.
Hal itu dikatakan Luhut saat menjadi narasumber di acara Berita Satu, Sabtu (26/5/2019).
Luhut mengatakan dirinya menghormati Prabowo yang mau menempuh jalur konstitusional untuk sengketa pemilu 2019.
Menurutnya, hal itu lebih baik dibanding dengan ajakan demo karena Prabowo kalah dari capres Joko Widodo (Jokowi).
"Pak Prabowo saya lihat dia ingin menghormati hukum, maka Bawaslu ditolak terstruktur sistematis dan masif itu dia maju ke MK, ya silahkan itu saya kira kita hormatilah keputusan itu," ujar Luhut Binsar.
"Daripada ribu-ribut demo-demo di sana sini enggak elok," tambahnya.
Luhut menerangkan demo tersebut bisa menjadi satu di antara dua alasan nama Prabowo rusak di mata internasional.
"Nanti namanya Pak Prabowo itu rusak lho di dunia internasional," kata Luhut.
"Ya nanti dikaitkan 1998 nanti dikaitkan lagi 2019 siapa yang tanggung jawab nanti kalau nama dia rusak."
Menanggapi hal itu, pembawa acara Berita Satu, Claudius Boekan mengatakan bahwa aksi 22 Mei memang lekat dengan nama Prabowo.
"Tapi suka atau tidak suka demo kemarin itu bagi banyak orang dikaitkan dengan nama Pak Prabowo," tanya Claudius.
Luhut lalu meminta orang di sekitar Prabowo yang berhati-hati dalam memberi masukan untuk Prabowo.
"Lha ya itu yang saya bilang, pendukung Pak Prabowo ini hati-hati jangan kalian jerumuskan Pak Prabowo itu ini kan dibuat langkah gini mereka asal emosional saja, dia enggak tahu," ujarnya.
Luhut lalu mengatakan bahwa sejumlah negara besar telah memberikan selamat untuk Jokowi sementara Indonesia masih meributkan hasil pemilu.
Sebelumnya terkait dengan orang di sekitar Prabowo yang dianggap Luhut menjerumuskan Prabowo juga pernah ia katakan di acara CNN Indonesia, Kamis (9/5/2019).
Luhut mengaku dirinya merasa tidak rela jika Prabowo diberikan informasi yang salah oleh orang di sekitarnya.
Menurutnya, informasi yang salah itu bisa mengakibatkan kredibilitas Prabowo terganggu.
"Saya enggak rela lihat Pak Prabowo itu diberikan informasi yang tidak benar sehingga memberikan keputusan yang tidak benar dan pada akhirnya nanti kredibilitas dia akan terganggu di mana-mana," ujar Luhut.
"Karena sekarang digital ini enggak akan bisa hilang tracking-nya, enggak akan bisa hilang."
"Jadi kalau mau membuat pernyatan sekarang yang tidak ada dasarnya sebagai seorang pemimpin," tambahnya.
"Suatu ketika generasi yang muda yang berumur seperti generasimu lah akan men-judge loh kamu itu pemimpin kok memberikan satu penjelasan-penjelasan yang tidak ada dasarnya, nah itu yang harus kita hindari."
"Karena tekhnologi itu sudah me-record kita semua, men-trackkita semua, jadi enggak bisa bohong. Jadi kalau Anda mau jadi pemimpin mulai dari sekarang kamu harus behave yang benar."
Luhut lalu memberikan singgungan soal tokoh yang terlibat pencucian uang.
"Enggak bisa ada lagi tokoh bilang begini-begini, marah dia terlibat pencucian uang."
"Sejak tax amensty saya kan pernah Ketua Tindak Pidana Pencucian Uang itu semua kita tahu, di PPATK itu di tindak pencucian uang itu ada monitornya, enggak bisa lari jadi kalau orang itu bilang wah saya, itu ada kok," tambah Luhut.
Baca: Puskapol UI: Pemilu 2019, Pemilih Cenderung Coblos Nomor Teratas dari Daftar Caleg Partai
Baca: Fitur Medsos di Indonesia Kembali Normal, Pemilik Olshop Sempat Rugi Jutaan
Baca: Sosok Mustofa Nahra, Tersangka Penyebar Hoax: 2 Kali Jadi Caleg 2 Kali Gagal
Baca: Pernyataan Bambang Widjojanto saat Daftarkan Gugatan Pilpres ke MK, Reaksi Jokowi hingga Langkah KPU