Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ani Yudhoyono Meneteskan Air Mata Dituduh Pura-pura Sakit

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pernyataannya melalui video, seputar kondisi politik terkini di Indonesia.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ani Yudhoyono Meneteskan Air Mata Dituduh Pura-pura Sakit
Instagram @ruby_26
Ani Yudhoyono sudah boleh bermain di taman bersama SBY. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pernyataannya melalui video, seputar kondisi politik terkini di Indonesia.

Video tersebut diputar dalam acara buka bersama partai Demokrat di kediaman SBY, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Senin, (27/5/2019).

Dalam pernyataannya tersebut SBY menyinggung sejumlah orang yang merundung istrinya, Ani Yudhoyono di media sosial.

Menurut SBY, aksi sejumlah orang di media sosial yang menuduh sakitnya Ani Yudhoyono hanya sebagai alasan agar tidak ikut berkampanye menurut SBY sangat menyedihkan.

"Dan ibu Ani harus meneteskan airmata mendengarnya,"kata SBY.

Baca: Ani Yudhoyono Dituduh Pura-pura Sakit, Ferdinand Hutahaean Meradang Andi Arief Singgung Upaya SBY

Baca: Sakit yang Diderita Ani Yudhoyono Dituding hanya Modus, padahal Begini Fakta Terbarunya

SBY berharap mereka yang merundung istrinya tersebut jangan sampai mengalami nasib yang sama yakni menderita kanker daerah.

Jangan sampai menurutnya mereka menderita siang dan malam karena penyakit itu.

Berita Rekomendasi

"Di bulan suci Ramadan ini, saya doakan, agar yang bersangkutan dan keluarga tidak mengalami penyakit kanker darah seperti yang diderita ibu Ani," katanya.

Dalam videonya, SBY menyampaikan kepada kader Demokrat bahwa sebenarnya ia ingin ikut terjun berkampanye pada Pemilu 2019.

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan hal pilihnya di bilik suara di KBRI Singapura, Sabtu (13/4/2019).
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan hal pilihnya di bilik suara di KBRI Singapura, Sabtu (13/4/2019). (HANDOUT)

Keinginan tersebut tampak dari vonis penyakit leukimia terhadap Ani Yudhoyono terjadi 5 hari setelah yang bersangkutan ikut safari kampanye Demokrat ke Sumatera Utara dan Aceh.

"Kami memang tekadkan untuk melakukan banyak safari ke daerah,karena banyak lembaga survei yang mengatakan bahwa elektabilitas partai demokrat hanya 4 persen," katanya.

Meskipun tidak ikut berkampanye, SBY bersyukur bahwa elektabilitas partai Demokrat tidak serendah yang disampaikan lembaga survei.

"Berkat kerja keras komandan Kogasma dengan jajarannya, dan tentunya kegigihan para Caleg bersama timsesnya, meskipun tidak sesuai dengan harapan kita namun tidak serendah yang disampaikan lembaga survei," pungkasnya.

Sebelumnya sejumlah orang yang disebut-sebut sebagai pendukung Prabowo merundung Ani Yudhoyono yang sedang dirawat di National University Hospital Singapura,melalui media sosial.

Mereka mempertanyakan apakah Ani Yudhoyono benar-benar sakit atau tidak.

Akibat kejadian tersebut, politikus Demokrat Ferdinand Hutahaean dan Jansen Sitendoan menyatakan tidak akan mendukung lagi Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.

 Jansen Mundur

Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon menuturkan mundur dari koalisi pendukung pasangan calon (paslon) 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Jansen Sitindaon mengaku sikap mundurnya sebagai sikap pribadinya.

"Kalau ditanya sikap pribadi saya sebagai kader, maka saya sungguh sudah tidak nyaman dengan keadaan ini. Dan saya pribadi akan pamit baik-baik mundur dari barisan Pak Prabowo ini," kata Jansen ketika dikonfirmasi, Minggu (19/5/2019) malam, dikutip dari Kompas.com, Senin (20/5/2019) lalu.

Ferdinand Hutahaean dan Jansen Sitindaon berhenti dukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ani Yudhoyono diolok jadi alasannya.
Ferdinand Hutahaean dan Jansen Sitindaon berhenti dukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ani Yudhoyono diolok jadi alasannya. (Instagram @ferdinand_hutahaean / YouTube Najwa Shihab)

Selain itu, Jansen juga mengatakan sejumlah alasaan dirinya tidak merasa nyaman di koalisi 02.

Disebutkannya, saat ini istri Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono tengah sakit dan dirawat secara intensif di Rumah Sakit National University Hospital, Singapura.

Jansen menyebutkan, dalam kondisi itu, Ani mendapatkan tudingan dari sejumlah netizen atau Buzzer yang mengatakan sakit Ani hanya berpura-pura.

"Bukan bohongan seperti tuduhan buzzer di media sosial Twitter ya," kata dia.

Padahal menurut Jansen, banyak bukti yang telah memperlihatkan bahwa Ani benar-benar sakit.

Prabowo pun juga pernah turut menjenguk Ani Yudhoyono.

"Mungkin kalau hanya menyerang kami kader-kader Demokrat, masih bisalah kami menerimanya. Silakan serang kami sekeras mungkin. Tetapi ini sudah menyerang Ibu Ani, sudah tidak pantas dan beradab," kata Jansen.

Tak sampai di ditu, Jansen juga geram terhadap fitnah yang dilayangkan sejumlah tokoh yang mengatakan Demokrat ingin bergabung dengan koalisi kubu 01, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.

Jansen menyebutkan tudingan-tudingan seperti itu membuatnya melihat Demokrat seperti tak dihargai telah ikut memperjuangkan kubu 02.

"Situasi ini jelas menjadi bahan pertimbangan kami apakah kami masih pantas terus berada di koalisi Prabowo ini atau segera mundur saja dari koalisi ini. Tapi terkait ini biarlah nanti institusi partai yang secara resmi memutuskan ya. Ada ketua umum di situ, sekjen dan majelis tinggi partai," kata dia.

Ferdinand juga

Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean juga mengatakan dirinya siap mundur untuk berhenti mendukung Prabowo-Sandi di gelaran pemilihan presiden (pilpres).

Ia mengaku juga telah mengusulkan hal itu pada partai secara resmi.

Hal ini dikarenakan dirinya tak terima Ani Yudhoyono mendapat perlakuan tak mengenakkan di media sosial.

"Ya itu sikap saya resmi dan saya akan minta partai besok juga untuk keluar dan mundur," ujar Ferdinand Minggu (19/5/2019).

Namun, dirinya tak mengetahui apakah usulannya itu diterima oleh partai atu tidak.

"Tapi saya serius akan melawan penghinaan besar kepada Ibu Ani secara politik, tidak bisa dibiarkan," ujar Ferdinand.  

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas