Anak Tersangka Kasus Dugaan Rencana Eksekusi 4 Tokoh Nasional : Ibu Saya Tersangkut Utang Piutang
Meski mereka aktif dalam organisasi dukungan ke pasangan calon 02 Prabowo-Sandiaga, dua dari empat anak mereka, ternyata adalah pendukung Jokowi
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
"Sehabis ditangkap polisi saya sudah ketemu ibu di tahanan Polda Senin kemarin. Ibu minta saya dan adik-adik tetap bersabar dan tetap percaya sama ibu," kata Bayu.
Senjata Digadai
Bayu mengatakan, ia dan ketiga adiknya serta semua keluarganya sama sekali tidak percaya ibunya ikut serta merencanakan pembunuhan ke 4 pejabat negara bersama para tersangka lainnya.
Bayu bersama adik-adik dan semua keluarga sangat percaya ibu tidak akan merencanakan pembunuhan pada siapapun.
Baca: Selain 4 Tokoh Nasional Jadi Target Pembunuhan 22 Mei, Prabowo dan 5 Tokoh Ikut Disasar Kelompok
Sebab, kata Bayu, ibunya memang tidak tahu soal itu.
Pada kasus ini ibunya bisa tersangkut, karena sebenarnya cuma masalah utang piutang saja sama Iwan, salah satu tersangka lain.
"Ibu sya pinjam uang ke Iwan dan jaminannya yang diminta senjata itu, pemberian rekan ayah saya," ujar Bayu.
Bayu juga menyayangkan pemberitaan dan informasi yang beredar bahwa seakan-akan ibunya benar-benar turut serta merencanakan pembunuhan.
"Seolah-olah di media, ibu saya nyediain senjata dan nyuruh mereka tembak nih bunuh. Padalah tidak. Ibu saya gak tahu senjata yang digadaikannya ke Iwan mau dipakai untuk apa," kata Bayu.
Dalam BAP kepolisian saat ibunya diperiksa polisi, kata Bayu ibunya juga menerangkan ketidaktahuannya soal rencana pembunuhan dan sudah tertulis.
"Ibu saya gak tahu senjata buat diapain. Di BAP ibu bilang gak tahu menahu soal rencana itu," kata Bayu.
Bahkan dari keterangan para penyidik Polda Metro Jaya, kaya Bayu ketidaktahuan ibunya soal rencana pembunuhan adalah wajar.
"Di Polda kan ada juga beberapa teman ibu. Mereka sama sekali kaget dan gak percaya kalau ibu saya dibilang ikut merencanakan pembunuhan," kata Bayu.
Menurut Bayu, awalnya senjata api Revolver Taurus kaliber 8 itu adalah pemberian rekan ayahnya yang cukup lama disimpan di Gedung Cawang Kencana, Jakarta Timur, di mana ayahnya berkantor sebagai ketua yayasan yang memiliki gedung dan juga sempat menjabat Sekjen Depsos.