Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bantah Tuduhan Soal Rencana Bunuh 4 Pejabat, Anak AF Beberkan Tentang Asal Usul Senjata Api Revolver

Anak dari Asmaizulfi alias AF alias Fifi (53) yakin ibunya tidak mungkin melakukan perencanaan pembunuhan terhadap siapa pun

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Bantah Tuduhan Soal Rencana Bunuh 4 Pejabat, Anak AF Beberkan Tentang Asal Usul Senjata Api Revolver
Wartakotalive.com/Budi Sam Law Malau
Rumah AF alias Fifi satu dari 6 tersangka aksi 22 Mei 2019 yang diduga merencanakan pembunuhan ke 4 pejabat negara. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bayu Putra Harfianto (28) anak dari Asmaizulfi alias AF alias Fifi (53) yakin ibunya tersebut tidak mungkin melakukan perencanaan pembunuhan terhadap siapa pun, terlebih kepada pejabat negara.

Ia yakin ibunya tidak tahu menahu soal rencana pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional seperti yang ramai diberitakan media belakangan ini.

Menurutnya ibunya hanya tahu pinjam uang dan jaminannya adalah senjata api pemberian rekan ayahnya.

Baca: 8 Barang Paling Aneh yang Pernah Dibawa Penumpang ke Pesawat

Sang ibu, kata Bayu, tak tahu senjata akan dipergunakan untuk apa oleh HK alias Iwan seorang tersangka lainnya yang juga sudah ditangkap polisi.

Bayu menuturkan, saat ibunya diamankan polisi pada Jumat 24 Mei lalu, di bank BRI di Jalan MH Thamrin, ia sedang bekerja di kantornya di kawasan Kebon Sirih.

Kadiv Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menunjukkan foto tersangka AV dalam konferensi pers kasus kepemilikan senjata yang akan digunakan dalam aksi kerusuhan 21 dan 22 Mei dan rencana pembunuhan. Konferensi pers berlangsung di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019).
Kadiv Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menunjukkan foto tersangka AV dalam konferensi pers kasus kepemilikan senjata yang akan digunakan dalam aksi kerusuhan 21 dan 22 Mei dan rencana pembunuhan. Konferensi pers berlangsung di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019). (Kompastv)

"Saya dikasih tahu bapak saya, sore hari kalau ibu ditangkap. Saya masih di tempat kerja saat itu," kata Bayu saat ditemui Warta Kota di rumahnya di Komplek Zeni AD, Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (29/5/2019)

Dari informasi yang didapatnya, kata Bayu, saat ditangkap polisi ibunya hendak mentransfer uang di bank BRI di Jalan MH Thamrin Jakarta.

Berita Rekomendasi

"Ibu saya mau transfer uang ke saudara saya di Pekanbaru. Tapi saat itu langsung diamankan polisi. Waktu itu ibu saya berdua dengan temannya dari anggota Gempur," kata Bayu.

Baca: Daftar Paket Bukber All You Can Eat di Jogja, Harganya Kurang dari Rp 100 Ribu

Sementara saat itu, kata Bayu, ayahnya, Mayjen (Purn) Moerwanto, sedang membuat laporan terkait kecurangan Pilpres ke Bawaslu dan beberapa pihak lain bersama pendukung pasangan capres Prabowo-Sandi.

Meski mengaku masih shock, Bayu mengaku tetap bersabar seperti pesan ibunya.

"Sehabis ditangkap polisi saya sudah ketemu ibu di tahanan Polda Senin kemarin. Ibu minta saya dan adik-adik tetap bersabar dan tetap percaya sama ibu," kata Bayu.

Seperti diketahui, Polri membekuk enam tersangka terkait kerusuhan aksi 22 Mei.

Mereka bahkan diduga merencanakan pembunuhan terhadap 4 pejabat negara.

Kadiv Humas Polri, Irjen M Iqbal ungkap kronologi rencana pembunuhan di balik kerusuhan 22 Mei
Kadiv Humas Polri, Irjen M Iqbal ungkap kronologi rencana pembunuhan di balik kerusuhan 22 Mei (Kompas TV)

Salah seorang dari enam tersangka itu adalah perempuan atas nama Asmaizulfi alias AF alias Fifi (53), istri Mayjen (Purn) Moerwanto.

Fifi juga merupakan Ketua Gempur (Gerakan Emak-emak Peduli Rakyat), organisasi sayap pendukung Prabowo-Sandi.

Bayu Putra Harfianto (28), anak pertama AF mengatakan, ia dan ketiga adiknya serta semua keluarganya sama sekali tidak percaya ibunya ikut serta merencanakan pembunuhan ke 4 pejabat negara bersama para tersangka lainnya.

Baca: Profil Emma Sri Martini, Perempuan Pertama yang Diangkat jadi Direktur Utama Telkomsel

"Saya sama adik-adik dan semua keluarga sangat percaya ibu nggak akan merencanakan pembunuhan pada siapapun, " kata Bayu.

Sebab, kata Bayu, ibunya memang tidak tahu soal itu.

Pada kasus ini ibunya bisa tersangkut, karena sebenarnya cuma masalah utang piutang saja sama Iwan, seorang tersangka lain.

Ibunya pinjam uang ke Iwan dan jaminannya yang diminta senjata itu, pemberian rekan ayahnya.

Bayu juga menyayangkan pemberitaan dan informasi yang beredar bahwa seakan-akan ibunya benar-benar turut serta merencanakan pembunuhan.

"Seolah-olah di media, ibu saya nyediain senjata dan nyuruh mereka tembak nih bunuh. Padalah tidak. Ibu saya nggak tahu senjata yang digadaikannya ke Iwan mau dipakai untuk apa," kata Bayu.

Dalam BAP kepolisian saat ibunya diperiksa polisi, kata Bayu, ibunya juga menerangkan ketidaktahuannya soal rencana pembunuhan dan sudah tertulis.

Baca: Soal Pemilu 2019 Terburuk, Politikus NasDem Ingatkan Bambang Widjojanto Berhenti Buat Propaganda

"Ibu saya nggak tahu senjata buat diapain. Di BAP ibu bilang nggak tahu menahu soal rencana itu," kata Bayu.

Bahkan dari keterangan para penyidik Polda Metro Jaya, kaya Bayu, ketidaktahuan ibunya soal rencana pembunuhan adalah wajar.

"Di Polda kan ada juga beberapa teman ibu. Mereka sama sekali kaget dan nggak percaya kalau ibu saya dibilang ikut merencanakan pembunuhan," kata Bayu.

Menurut Bayu, awalnya senjata api Revolver Taurus kaliber 8 itu adalah pemberian rekan ayahnya yang cukup lama disimpan di Gedung Cawang Kencana, Jakarta Timur.

Mayjen (Purn) Moerwanto, ayahnya, berkantor sebagai ketua yayasan yang memiliki gedung dan juga sempat menjabat Sekjen Depsos.

"Lalu senjata itu menjadi jaminan utang ibu Rp 25 Juta ke Iwan, atau digadai. Karena ibu butuh uang untuk mempertahankan Gedung Cawang Kencana yang sedang sengketa dengan Kemensos," kata Bayu.

Bayu mengatakan, saat ayahnya divonis kasus korupsi Gedung Cawang Kencana di Jakarta Timur dan mendekam di LP Sukamiskin sejak 2014, keadaan ekonomi keluarganya menjadi cukup sulit.

"Sementara ibu butuh uang untuk mempertahankan Gedung Cawang Kencana yang sedang sengketa dengan Kemensos," kata Bayu.

Sebab, menurut ibu, gedung itu adalah milik yayasan yang dikelola ayahnya.

Sementara Kemensos mengklaim milik negara karena dibangun saat ayah Bayu menjabat Sekjen di Kemensos.

Karena butuh uang, ibunya cari pinjaman.

"Lalu ada namanya Pak Andi. Pak Andi ini teman ibu-ibu di gerakan Gempur yang dipimpin ibu saya."

"Pak Andi lalu mengenalkan ibu saya ke Pak Iwan yang katanya bisa meminjamkan uang Rp 25 Juta," kata Bayu.

Iwan belakangan adalah HK, salah satu tersangka dugaan kasus perencanaan pembunuhan 4 pejabat negara.

Setelah berkenalan dengan Iwan yang bersedia meminjamkan uang Rp 25 Juta ke ibunya, kata Bayu, Iwan sempat bertanya ke Andi, apa jaminan untuk uang pinjaman itu.

"Karena Pak Andi adalah teman ibu, Pak Andi sempat bilang kalau jaminannya badan dia," kata Bayu.

Namun kemudian tambah Bayu, Iwan menawarkan dan meminta senjata suami AF sebagai jaminannya.

"Iwan ini kan mantan Kopassus. Dia tahu bapak purnawirawan dan akhirnya bilang ke Andi agar senjata itu sebagai jaminan utang ibu," kata Bayu.

"Akhirnya sepakatlah mereka senjata itu yang digadikan sebesar Rp 25 juta," kata Bayu.

Ibunya, kata Bayu, akhirnya menyerahkan senjata yang disimpan di Gedung Cawang Kencana ke Iwan.

"Menurut ibu saya, diserahkannya ke Iwan antara 2017 atau 2018," kata Bayu.

Senjata itu, kata Bayu, adalah pemberian rekan ayahnya yang selama ini disimpan di Gedung Cawang Kencana.

Sementara ayahnya sudah bebas menjalani hukuman karena tuduhan korupsi dari LP Sukamiskin 2018 lalu.

"Intinya ibu saya nggak tahu senjata itu mau digunakan untuk apa oleh Iwan. Ibu saya tahunya hanya pinjam uang dan senjata itu jadi jaminannya," kata Bayu. (Lis/Bum)

Penulis: Lilis Setyaningsih

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Anak AF Shock Ibunya Ditangkap Polisi Karena Dituduh Berencana Bunuh 4 Pejabat 

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas