Polisi Beberkan Peran Istri Seorang Purnawirawan Soal Rencana Pembunuhan 4 Pejabat Negara
Dedi Prasetyo membenarkan bahwa AF, tersangka dalam kasus rencana pembunuhan empat pejabat negara, merupakan istri seorang purnawirawan.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo membenarkan bahwa AF, tersangka dalam kasus rencana pembunuhan empat pejabat negara, merupakan istri seorang purnawirawan.
Hal itu disampaikan Dedi saat ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5/2019).
"Ya (AF istri purnawirawan)," kata Dedi saat ditanya apakah AF merupakan istri dari seorang purnawirawan.
Namun, Dedi tak merinci lebih lanjut apakah AF merupakan istri seorang purnawirawan TNI atau Polri.
"Enggak usah dikasih tahu itu sudah tahu," lanjut dia.
Kepolisian menetapkan enam orang sebagai tersangka terkait kepemilikan senjata api ilegal yang diduga terkait dengan upaya perencanaan kerusuhan di Jakarta, 21-22 Mei 2019.
Baca: Hanya Gara-gara Kalah Main Game, Anak Orang Kaya Ini Tikam Temannya 27 Kali Hingga Tewas
Baca: TKN Ingin Ada Pertemuan Pendahuluan Tokoh Di Sekitar Jokowi-Prabowo
Baca: Dokter Spesialis dan Dosen di Bandung Terjerat Kasus Kabar Hoaks, Ini Tindakan dan Jejak Digitalnya
Baca: Capaian Ujian Nasional SMP/MTs 2019 Meningkat
Baca: Kominfotik Pemprov DKI Jakarta Siap Suport Panitia Anugerah Jurnalistik MH Thamrin 2019
Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal mengatakan, senpi tersebut akan digunakan membunuh empat tokoh nasional dan seorang pemimpin lembaga survei.
Salah satu tersangka berinisial AF. AF berperan sebagai pemilik dan penjual revolver kepada HK seharga Rp 50 juta.
AF ditangkap di BRI, Thamrin, Jakarta Pusat, pada 24 Mei 2019. Dalam jumpa pers tersebut, Iqbal menunjukkan foto para tersangka serta senpi yang disita dari para tersangka.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul AF, Tersangka Rencana Pembunuhan Pejabat, merupakan Istri Purnawirawan
Fadli Zon Dukung Pembentukan Panja Usut Kericuhan Aksi 22 Mei
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mendukung jika Komisi III DPR RI ingin membentuk panitia kerja (Panja) dan panitia khusus (Pansus) untuk mengusut dalang di balik kericuhan aksi 22 Mei.
Fadli Zob mengatakan sudah seharusnya Pansus dibentuk DPR, lantaran aksi ricuh tersebut telah memakan korban jiwa cukup banyak, bahkan melebihi Tragedi Trisakti 1998.
"Mestinya di dalam situasi peristiwa yang besar dengan korban sampai 8 orang mestinya ada pansus. Dulu juga ada pansus Trisakti, Semanggi 1 Semanggi 2 kan ada pansusnya dulu di DPR," kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2019).
Baca: Tahun Ini Jokowi Akan Rayakan Lebaran di Jakarta
Fadli Zon pun mengusulkan agar nantinya Pansus tidak hanya mengusut dalang kericuhan 22 Mei tapi juga sekaligus mengusut meninggalnya para petugas KPPS yang meninggal saat Pemilihan Umum 2019.
"Saya kira saya termasuk yang mendukung kalau misalnya memang ada upaya dari rekan-rekan anggota DPR untuk membuat pansus tentang tragedi ini 21 sampai 22 ini sehingga semuanya bisa terbongkar diusut dengan termasuk siapa yang bertanggungjawab jatuhnya korban-korban sampai meninggal dan juga yang jatuh sakit sekaligus juga saya kira ini bisa jadi satu paket dengan pansus yang mengusut meninggalnya 700 orang KPPS. Karena ini masih satu rangkaian," jelasnya.
Baca: Fakta Lengkap Suami Bunuh Istri di Gresik, Cemburu Sang Istri Berakhir Dengan Bencana
Selain Pansus, Fadli juga setuju jika pemerintah membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).
Sebab hal itu bisa jadi bentuk komitmen pemerintah dalam menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM).
"Saya kira TGPF juga bagus," kata Fadli Zon.
Dukung doa dan munajat
Wakil Ketua DPR Fadli Zon membenarkan adanya rencana menggelar munajat doa bersama untuk para korban meninggal kerusuhan 22 Mei 2019.
Munajat tersebut akan diikuti sejumlah tokoh bangsa.
"Rencana dari beberapa tokoh mau mengajak doa bersama, salat gaib dan munajat," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (28/5/2019).
Menurut Fadli kegiatan tersebut harus didukung sebagai ucapan duka cita kepada para korban meninggal dunia.
Untuk lokasinya, Fadli mengaku belum tahu. Hanya saja berdasarkan informasi yang ia terima, munajat akan digelar di Masjid.
Baca: Kapolri Ungkap 4 Tokoh Nasional Target Pembunuhan: Wiranto, Luhut, Budi Gunawan dan Gories Mere
"Ada yang bilang di masjid, saya kurang tahu. Saya kan bukan panitianya. Tapi diminta mendukung, ya saya kira kita mendukung. Apalagi ini dalam rangka munajat, ada 8 yang wafat. Ini kan anak-anak bangsa," katanya.
Sementara itu Fadli mengaku belum tahu apakah akan hadir dalam acara tersebut.
Yang pasti menurutnya bahwa kerusuhan 22 Mei harus diungkap.
Baca: Kominfo Tutup Akses 2184 Akun Medsos dan Website Penyebar Hoaks, Fitnah Dan Provokasi
Apalagi mereka yang meninggal usai masih remaja dan diduga bukan Perserta aksi.
"Bahkan ada yang menurut orang tua mereka, bukan peserta aksi. Jadi memang harus diusut," pungkasnya.