Peringati International Al Quds, Membela Kemerdekaan Bangsa Palestina
Aktivis di berbagai belahan dunia memperingati hari Internasional Al-Quds bertemakan ‘Bersatu Melawan Penjajahan’
Editor: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis di berbagai belahan dunia memperingati hari Internasional Al-Quds bertemakan ‘Bersatu Melawan Penjajahan’ yang jatuh pada tanggal 31 Mei setiap tahunnya. Tak terkecuali di Indonesia, di hari Solidaritas Palestina se-Dunia, Organisation of Islamic Cooperation Youth Indonesia dan Voice of Palestine Indonesia menyelenggarakan diskusi hari pembebasan bangsa Palestine dari penjajahan Israel di Hotel Acacia, Jakarta.
Dalam diskusi tersebut menghadirkan para pembicara diantaranya Mujtahid Hashem (Director Voice of Palaestine), Hendrajit (Director Global Future Institute) dan Agus Abu Bakar Arsal (Cendikiawan Muslim).
“Hari ini adalah Hari Al Qud’s Internasional yang diperingati oleh ribuan kota dan ratusan negara didunia yang merupakan hari yang terbesar bagi solidaritas dunia membela kemerdekaan bangsa Palestina. Namun karena di Indonesia, diberbagai kota ada masalah politik nasional yang situasi tidak kondusif, maka banyak kegiatan – kegiatan Hari Al Qud’s baik mimbar bebas, tablig akbar atau perayaan campain tidak bisa dilaksanakan,”terang Mujtahid dalam sambutannya di Hotel Acacia, Jum’at (31/5).
Ia juga menjelaskan bahwa perayaan Al Qud’s saat ini dirayakan diberbagai negara dunia seperti Pilipina, Malaysia, Tiongkok, India, Pakistan, Iran Irak, Syiria, Mesir, Libanon, Palestina, Australia, Amerika dan hampir seluruh negara – negara Eropa.
“Hari Al Qud’s ini jatuh pada Jum’at terakhir bulan Ramadan, dimana memang orang mengikuti salah satu fatwanya dari pendiri republik islam yakni Ayatullah Khomeini. Dan semua orang yang mencintai kemanusiaan untuk turun ke jalan meneriakkan ketertindasannya.Tercengang dan terbuka mengungkapkan pada hari ini adalah hari perlawanan terhadap para penindas,”paparnya
Hari Al Quds juga hari Al-Furqan, pemisah antara kebenaran dan kebatilan, antara orang-orang tertindas dan para penindas. Hari al-Quds adalah hari bagi mereka, siapa saja yang mencita-citakan kebebasan dan kemerdekaan hakiki.
‘Hari Al Qud’s ini adalah hari pembedanya, dimana orang akan kelihatan siapakah diantara kalian yang menafik dan yang tidak,”tandasnya.
Saat ini Palestina mengalami fase yang sangat kritis, lebih dari seratus tahun sejak deklarasi Balfour bangsa Palestina dimarginalkan oleh kekuatan kolonialis Inggris. Lebih dari 71 tahun bencana pengusiran sistematis sejak Mei 1948 telah mereka lalui. Meski tekanan militer dan teror psikologis terus terjadi, namun kesadaran rakyat Palestina dan kesadaran masyarakat khususnya di Timur Tengah untuk melawan penjajahan Israel terus meningkat. Dunia berhenti pada pembelaan empati kemanusiaan dan kecaman, namun kekuatan internasional yang hipokrit tidak ada yang mampu menghentikan kekejaman dan kebiadaban Israel.
Dalam diskusi tersebut, Organisatin of Islamic Cooperation Youth Indonesia dan Voice of Palestine Indonesia yang menjadi bagian masyarakat sipil dunia menyatakan bahwa:
Kami mendukung kemerdekaan bangsa Palestina di seluruh wilayah Palestina dan menolak Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Entitas Rezim Zionist Israel adalah rezim illegal yang keberadaannya harus diakhiri dan menolak klaim Goland yang sejatinya wilayah Syria sebawai wilayah Israel.
Kami mendukung seluruh hak-hak dasar bangsa Palestina, hak untuk kembali ke tanah kelahirannya (the right of return), hak menentukan nasib sendiri (the right of self determination) dan hak untuk melawan penjajahan (the right of resistance) yang diakui oleh hukum humaniter internasional dan konvensi-konvensi Internasional lainnya.
Kami mendukung solusi rasional satu negara Palestina yang menjamin hak-hak semua rakyat Palestina, tanpa diskriminasi baik Muslim, Yahudi, Narasi dan keragaman etnik didalamnya.
Selain itu, Kami menyerukan kepada pemerintah Indonesia dan seluruh rakyat Indonesia untuk:
Mendukung kemerdekaan Palestina atas seluruh wilayahnya Palestina yang secara illegal didukui oleh Rezim Israel. Dan mendorong pemerintah Indonesia mengambil inisiatif mengajukan proposal Satu Negara Palestina dalam semua forum-forum internasional.
Menghentikan seluruh upaya membangun kerjasama ekonomi, budaya dan politik dan dialog formal atau informal dengan seluruh entitas Israel. Karena kerjasama dan membangun dialog dengan Israel adalah salah bentuk pengakuan politik atas esksitensi Rezim Zionist Israel.
Perjuangan mendukung kemerdekaan bangsa Palestina adalah tugas konstitusional bangsa Indonesia yang mengikat seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang telah dipertegas dalam UUD 1945.
Mendukung langkah-langkah konsilidatif internasional secara politik baik yang dilakukan oleh Pemerintah ataupun masyarakat sipil menuju kemerdekaan hakiki bangsa Palestina.