Jadi Tradisi Tiap Hari Raya Idul Fitri, Ternyata Mudik Sudah Dilakukan sejak Zaman Majapahit
Jadi tradisi tiap Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, ternyata mudik atau pulang kapung sudah dilakukan sejak zaman Majapahit.
Penulis: Yoyok Prima Maulana
Editor: Fitriana Andriyani
Melir sendiri merupakan kata turunan dari kata "Belilir"yang artinya Utara. Mengapa utara? Karena orang Betawi dulu menganggap bahwa tempat bekerja paling diincar orang adalah bagian utara Jakarta.
Untuk menguatkan akar mudik berkaitan dengan tradisi islami, beredar pula argumen makna mudik dalam kajian ala Timur Tengah.
Baca: Lebaran Hari Kedua, 19.174 Pemudik Tinggalkan Jakarta Melalui Stasiun Gambir
Baca: Kemenhub Imbau Pemudik Mulai Perjalanan Arus Balik Hari Ini
Kata mudik seperti istilah arab untuk "Badui" sebagai lawan kata "hadhory", sehingga dengan sederhana bisa diambil kesimpulan bahwa mudik, adalah kembali ke kampung halaman.
Mudik juga bukan lahir karena tradisi lebaran. Sebab nenek moyang bangsa Indonesia sudah lebih dulu melakukan ritual mudik sebelum mengenal lebaran.
Beberapa ahli mengaitkan tradisi mudik dengan asal mula masyarakat Indonesia yang merupakan keturunan Melanesia dari Yunan, Cina.
Mereja adalah kaum yang dikenal sebagai pengembara dan menyebar ke berbagai tempat untuk mencari sumber penghidupan.
Pada bulan-bulan yang dianggap baik, mereka akan mengunjungi keluarga di daerah asal. Biasanya mereka pulang untuk melakukan ritual kepercayaan atau keagamaan.
Pada masa kerajaan Majapahit, kegiatan mudik menjadi tradisi yang dilakukan oleh keluarga kerajaan.
(Intisari-online.com/Yoyok Prima Maulana)
Artikel ini telah tayang di Intisari-online.com dengan judul Ternyata Ritual Mudik Sudah Dilakukan Sejak Zaman Kerajaan Majapahit.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.