Jadi Tradisi Tiap Hari Raya Idul Fitri, Ternyata Mudik Sudah Dilakukan sejak Zaman Majapahit
Jadi tradisi tiap Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, ternyata mudik atau pulang kapung sudah dilakukan sejak zaman Majapahit.
Penulis: Yoyok Prima Maulana
Editor: Fitriana Andriyani
TRIBUNNEWS.COM - Jadi tradisi tiap Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, ternyata mudik atau pulang kapung sudah dilakukan sejak zaman Majapahit.
Mudik dilakukan para perantau ke kampung halaman demi bisa berkumpul bersama keluarga untuk merayakan Idul Fitri.
Setiap tahun jelang bulan Ramadan usai, penduduk Indonesia berbondong-bondong pergi ke kampung halaman menikmati Lebaran bersama keluarga besar.
Saking sudah seperti kewajiban, mudik dan Lebaran bagaikan dua hal tak terpisahkan.
Baca: Antisipasi Suplai BBM untuk Wisatawan dan Pemudik Lokal, Pertamina Lakukan Ini
Baca: Jakarta Ditinggal Warganya Mudik, Netizen Gelar Tikar Hingga Rebahan di Jalan MH Thamrin
Padahal, dulu, hampir tidak ada kaitannya antara mudik dan hari raya Idul Fitri.
Fenomena mudik mulai melekat dengan lebaran pada pertengahan 1970-an atau ketika Jakarta tumbuh menjadi satu-satunya kota besar yang mengalami kemajuan luar biasa.
Sejak itulah mulai terjadi hubungan lebaran dan mudik.
Jakarta menjadi magnet bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Tidak hanya mereka yang tinggal di Pulau Jawa, tapi juga pulau-pulau lain di Indonesia.
Mereka berbondong-bondong merantau ke ibukota untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Seperti juga para perantau di negara-negara lain, perantauan di Jakarta ini masih punya ikatan kuat dengan kampung halamannya.
Kebetulan, sebagian besar dari mereka beragama Islam dan akhirnya memanfaatkan momentum libur panjang Idul Fitri untuk pulang kampung.
Baca: Menghindari Macet, Sudirman Said Pilih Mudik Naik Kereta Api ke Brebes
Baca: 5 Makanan dan Minuman Pengganti Elektrolit Dehidrasi saat Mudik Balik Lebaran
Untuk asal mula kata mudik sendiri ada yang bilang berasal dari bahasa Jawa, "Mulih Dhisik", atau pulang dulu.
Pernyataan ini dapat dikatakan benar karena jika pulang kampung rata-rata orang mengarah ke arah Jawa.
Namun ada juga yang berkata bahwa kata mudik itu berasal dari bahasa Betawi. Orang Betawi berkata bahwa mudik merupakan lawan dari kata "Melir".