Menhan Sebut Pembelian 11 Pesawat Sukhoi Terkendala Imbal Dagang Dengan Rusia
Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu menjelaskan proses pembelian 11 pesawat Sukhoi yang tak kunjung rampung.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan pihaknya berencana membeli pesawat tanpa awak atau drone militer untuk memperkuat alat utama sistem persenjataan (alutsista) Republik Indonesia.
Hal itu dilakukan sebagai respon atas terhambatnya proses pembelian pesawat tempur Sukhoi.
Ryamizard mengatakan Indonesia akan membeli drone militer dari Tiongkok dan Portugal.
“Ada 10 negara yang menawarkan dan sudah kita pilih dari Tiongkok, dari Portugal juga,” ungkapnya usai memimpin rapat pimpinan Kementerian Pertahanan di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (16/1/2019).
Menhan mengatakan anggaran pembelian drone militer itu sudah masuk Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2019, meskipun dia tak merinci berapa jumlahnya.
Sementara itu Menhan mengakui pembelian 11 unit pesawat tempur Sukhoi (SU-35) dengan sistem imbal beli komoditas pertanian masih terhambat pembayaran dari Kementerian Keuangan.
Baca: Memilih Terjun ke SUngai Sebelum Dibakar Warga, Pencuri Ini Ditangkap Polsek Singosari Malang
“Pembelian Sukhoi itu kan menunggu persetujuan tiga kementerian, sampai ke saya sudah final, saya sudah tanda tangan, sudah salaman tapi yang bayar bukan saya,” tegasnya.
Namun, ia memastikan bahwa setelah pembayaran dilunasi maka 11 unit Sukhoi itu akan tiba di Indonesia.
Baca: Penjual Rujak Cingur yang Viral Jual Dagangannya Rp 60.000 Blak-blakan Ceritakan yang Sebenarnya
“Sukhoi itu pasti akan datang, itu kan sistemnya 50 persen kita jual hasil pertanian seperti kelapa sawit dan sebagainya, lalu sisanya kita bayar, itu kewenangan Kemenkeu tanya mereka saja,” pungkasnya.
Pembelian Sukhoi dengan sistem imbal beli itu tercantum dalam UU No 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.
Total nilai pembelian 11 unit Sukhoi dari Rusia itu senilai 1,14 miliar Dolar AS di mana setengahnya dibayar dengan hasil pertanian.