Barisan Pemuda Partai Golkar Dorong Bamsoet Jadi Ketua Umum Golkar, Ini Alasannya
Bambang Soesatyo (Bamsoet) didorong untuk maju menjadi calon ketua umum Golkar di Musyawarah Nasional (Munas) mendatang.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah kader muda yang tergabung dalam Barisan Pemuda Partai Golkar (BPPG) menggelar deklarasi mendorong Bambang Soesatyo (Bamsoet) untuk maju menjadi calon ketua umum Golkar di Musyawarah Nasional (Munas) mendatang.
Inisiator BPPG Abdul Aziz menyatakan, pernyataan dukungan kepada Bamsoet untuk maju sebagai calon ketua umum partai Golkar didasari kecintaan kepada partai setelah Pemilu 2019.
Aziz menyatakan, BPPG telah bermusyawarah untuk meminta dan mendorong Bamsoet sebagai salah satu kader terbaik bersedia maju sebagai ketua umum.
Baca: Aria Permana Bocah Raksasa Asal Karawang Kini Penampilannya Berbeda, Masih Butuh Dana Ratusan Juta
Baca: BREAKING NEWS: Kerusuhan di Rutan Lhoksukon, Puluhan Napi Kabur Setelah Pecahkan Kaca
Baca: Kata Komedian Bedu, Agung Hercules Idap Glioblastoma Stadium 4
Baca: Ahli Genetika Beberkan Faktor Penyebab Seseorang Mudah Percaya Hoaks, Berikut Penjelasannya
"Mendukung dan mendorong Bamsoet sebagai kader terbaik partai untuk maju dalam Munas mendatang," ucap Abdul Aziz kepada Tribunnews.com, Minggu (16/6/2019).
Aziz yang juga Wakil Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) ini mengatakan, hasil Pemilu 2019 menjadi alasan kuat mendorong Bamsoet untuk menjabat sebagai ketum Golkar.
Sebab, kata Aziz, Golkar yang bertengger di posisi 3 dengan perolehan suara sebanyak 17.229.789 suara atau 12,31 persen di bawah PDI Perjuangan dan Partai Gerindra perlu di evalusi secara menyeluruh.
Padahal, lanjut Aziz, pada Pemilu 2014 lalu, Partai Golkar mampu menempati posisi kedua dengan perolehan suara sebanyak 18.432.312 atau 14,75 persen.
"Sekarang Golkar terpuruk di peringat ke 3 setelah Partai Gerindra pendapatan suaranya, itu harus di evaluasi menyeluruh. Evaluasi menyeluruh partai itu tertinggainya adalah Musyawarah Nasional (Munas) dari Munas itulah kamu mendengar pertanggungjawaban Airlangga sebagai ketum," kata Aziz.
"Diterima atau tidak. Kalau tidak diterima kita cari ketum baru," tambahnya.
Ia pun mengungkapkan alasan BPPG memilih Bamsoet layak mejadi ketua umum Partai Golkar yang baru.
"Pertama, mas Bamsoet adalah satu-satunya dianggap mampu untuk mengambil tongkat stafet kepemimpinan partai Golkar karena pertama dia bersih, itu syarat awal untuk menentukan siapa ketum partai Golkar," ungkap Aziz.
"Karena Golkar tidak mau kembali tersandera oleh pimpinan yang berpotensi mendapat masalah hukum di kemudian hari," katanya.
Tolak percepatan Munas
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Wilayah Kalimantan, Mukhtarudin menolak wacana percepatan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar.
Mukhtarudin melihat saat ini tidak ada urgensi dan alasan yang kuat untuk melaksanakan percepatan Munas Golkar.
Ia mengatakan hasil pemilu legislatif 2019 telah menempatkan partai golkar peringkat kedua dengan perolehan 85 kursi di DPR RI.
"Sebuah capaian yang baik meskipun ditengah dinamika internal dan eksternal yang melanda Partai Golkar," kata Mukhtarudin yang juga
Wakil Ketua Korbid Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa dan Kalimantan dalam keterangan tertulis, Rabu (29/5/2019).
Menurut Mukhtarudin, hasil tersebut
berkat kepemimpinan Ketua umum Airlangga Hartarto yang secara kolektif menggerakan partai dalam kurun waktu yang sangat singkat yaitu lebih kurang 1.5 tahun memimpin Partai Golkar.
Plt Ketua DPD I Partai Golkar Kalimantan Timur itu juga menilai kebijakan politik partai berlambang Pohon Beringin itu di Pilpres 2019 tepat dengan mengusung Jokowi-Maruf Amin.
"Dimana Partai Golkar berhasil mengantarkan capres yang diusungnya memenangi pilpres," katanya.
Ia menuturkan hal tersebut merupakan hasil kerja keras ketua umum Airlangga Hartarto yang secara kolektif dengan seluruh struktur Dewan Pimpinan Pusat dan Daerah dalam menggerakkan dan membangun soliditas kader Partai Golkar di semua tingkatan.
"Oleh karena itu saat ini yang terpenting, semua pemangku kepentingan di Partai Golkar menjaga soliditas dan mengatur strategi serta langkah langkah kedepan untuk kebaikan partai," imbuhnya.
Ia menilai tidak ada urgensi percepatan Munas dan justru bisa menimbulkan benih perpecahan baru bagi partai Golkar.
Baca: Pesan Soeharto via Benny Moerdani ke Dubes di Malaysia Saat Golkar Kalah, Sampai Disuruh Bersarung
Baca: Alasan Wacana Percepatan Munas Golkar Tidak Perlu Dilakukan Menurut Ketua Bappilu Sulawesi
"Saya menolak adanya wacana Munas dipercepat. Ada waktu kurang lebih 7 bulan kedepan menuju munas X Partai Golkar," katanya.
"Mari kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk konsolidasi, meningkatkan koordinasi, mengedepankan musyawarah mufakat demi kebaikan dan kejayaan partai Golkar," tambahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.