Haru, Saat Letjen Doni Beri Penghormatan Terakhir kepada Jenazah Kepala Humas BNPB Sutopo
Letjen Doni Monardo memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) BNPB, Sutopo
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Letjen Doni Monardo memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Seusai memberikan pidato duka cita, Doni memberikan penghormatan di depan peti jenazah didampingi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno L.P Marsudi.
Suasana haru langsung terasa saat Doni memberikan penghormatan terakhir tersebut. Semua tamu undangan tampak diam ketika Doni melakukan penghormatan tersebut.
Dalam ungkapan belasungkawanya, Doni mengungkapkan kehilangannya.
Baca: Situs SBMPTN 2019 Diserbu Lebih 700ribu Orang Bersamaan saat Pengumuman, Ini Tips Agar Tidak Down
Baca: Terungkap, Sebelum Akhirnya Meninggal di Gunung Piramid, Autopsi Tunjukkan Thoriq Alami 2 Hal Ini
Doni terkesan dengan semangat dan etos kerja Sutopo yang meski dalam keadaan sakit masih menjalankan tugasnya untuk menyampaikan informasi mengenai kebencanaan.
Baca: Inilah Kalimat dari Sutopo yang Begitu Dikenang Presiden Jokowi
Baca: Sutopo Purwo Nugroho Meninggal, Sempat Pamit Sebelum Berobat: Jika Ada Kesalahan Mohon Dimaafkan
Baca: Cerita dan Kenangan sang Ayah serta Bibi tentang Almarhum Sutopo Purwo Nugroho
Baca: Unggahan Putra Sutopo Purwo Nugroho Setelah Sang Ayah Meninggal: Terimakasih Pah
"Kepergian almarhum Pak Sutopo jadi kehilangan kita semua. Pak Topo adalah sosok pekerja keras luar biasa. Dalam kondisi sakit masih melayani. Tugasnya sebagai aparatur sipil negara yang bertugas sepenuh hati, dengan keikhlasan, segala kemampuan yang dimiliki untuk bisa menyampaikan info-info terkait kebencanaan," kata Doni.
Tidak hanya itu, kehadiran Sutopo selama bertugas di BNPB juga menjadi sangat penting karena ia bisa memberikan kajian dan analisa.singkat yang bisa digunakan untuk pengambil kebijakan.
"Pak Topo juga bisa melakukan kajian dan analisa singkat bagi pengambil kebijakan. Kami keluarga besar BNPB juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada pihak yang telah memberi bantuan," kata Doni.
Ia pun menyampaikan duka sedalam-dalamnya kepada pihak keluarga.
"Kami berduka sedalam-dalamnya. Semoga keluarga ikhlas melepas almarhum Pak Topo dan kami membantu proses kepulangan untuk dimakamkan di Boyolali besok hari dan saya sendiri, Kepala BNPB akan bertindak sebagai inspektur upacaranya," kata Doni.
Diberitakan sebelumnya, isak tangis istri, keluarga, dan kerabat mengiringi kedatangan jenazah almarhum Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Raffles Hills Cibubur, Tapos, Depok pada Minggu (7/7/2019) pukul 22.37 WIB.
Sambil menangis, tampak istri Sutopo, Retno Utami Yulianingsih, ikut mendampingi kedatangan jenazah suaminya.
Langkah Retno tampak lemah ketika menghampiri Menlu RI Retno Marsudi.
Baca: Video Evakuasi Ini Tunjukkan Betapa Ekstremnya Lokasi Penemuan Jenazah Thoriq di Gunung Piramid
Baca: Live Skor Hasil Babak Pertama Brasil vs Peru di Final Copa America 2019, Tim Samba Unggul 2-1
Baca: [TERBARU] Jenazah Sutopo Tiba di Rumah Duka, Menlu Pimpin Upacara Penyerahan Jenazah
Terdengar suara tangis sayup-sayup dari dalam rumah duka ketika peti jenazah dibawa ke rumah duka.
Dalam barisan keluarga, tampak juga kedua anak Sutopo Muhammad Ivanka dan Muhammad Aufa juga Kepala BNPB Doni Monardo serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang berdiri menanti peti jenazah Sutopo.
Setelah peti jenazah almarhum Sutopo dengan bendera merah putih di atasnya tersebut diletakan di atas meja, kemudian dilangsungkan acara serah terima dari Menteri Luar Negeru Retno Marsudi kepada Kepala BNPB Doni Monardo yang selanjutnya diserahkan kepada keluarga Sutopo yang diwakili oleh ayahanda Sutopo yakni Suahrsono.
Acara serah terima tersebut ditandai dengan acara tanda tangan berkas acara oleh para pihak.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa.
Almarhum Sutopo dipulangkan memakai maskapai Garuda Indonesia dari Guangzhou, Cina.
Rencananya jenazah almarhum Sutopo juga akan langsung dimandikan, dikafani dan kemudian disolati di rumah duka.
Almarhum Sutopo wafat di Rumah Sakit St Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou, Tiongkok, Minggu (7/7/2019) pada pukul 02.20 waktu Guangzhou atau sekitar pukul 01.20 WIB setelah sempat berjuang melawan penyakit kanker paru-paru stadium 4B yang dideritanya sejak akhir 2017.
Kemudian jenazah akan diterbangkan ke Solo melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta pada hari Senin 8 Juli 2019 sekira pukul 05.00 WIB besok, untuk selanjutnya dimakamkan di tempat kelahirannya di Boyolali, Jawa Tengah.
Kesedihan sang bibi
Ery Saptini (54), bibi dari Sutopo Purwo Nugroho tidak bisa menyembunyikan kesedihannya atas meninggalnya sang keponakan.
Ery merupakan adik dari ibunda almarhum Sutopo Purwo Nugroho, Sri Rusmandari.
Sambil sesekali menyeka air matanya dia bercerita pertemuan terakhir dengan keponakannya yang terkena kanker sekira 1,5 tahun tersebut.
Baca: Toko Bunga di Boyolali Kebanjiran Pesanan Sejak Tersiar Kabar Meninggalnya Sutopo Purwo Nugroho
Baca: Dianggap Buat Polusi Suara, Seekor Ayam Jago Dikasuskan ke Pengadilan
Baca: Menilik Rumah Kontrakan Tempat Lahir Sutopo di Boyolali, Berikut Penampakannya
"Dia orangnya selalu ramai ketika kumpul keluarga dan ringan tangan kepada siapapun. Di antara keluarga yang paling dia tanyakan terus itu neneknya Sumiyati," ujarnya kepada Tribunjateng.com, di Rumah Duka Dukuh Surodadi RT 07/RW 09, Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kota Boyolali
Sambil menunjukkan foto Sutopo Purwo Nugroho bersama Presiden Jokowi, Saptini mengungkapkan kebiasaan almarhum ketika berkumpul dengan keluarga.
Selain sangat menyayangi neneknya dia juga suka mengajak foto saudara-saudaranya.
"Pokoknya setiap momen kumpul keluarga selalu mengajak foto. Dia ingin selama masih hidup memiliki gambar keluarganya di ponsel pribadinya," sambung dia.
Nenek almarhum Sutopo Purwo Nugroho meninggal April lalu pada usia 89 tahun.
Saptini melanjutkan, terakhir bertemu dengan almarhum Februari lalu saat menjenguk neneknya di kediamannya Dukuh Samaran Kampung 141 C, Kelurahan Gayampit, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten.
Baca: Terungkap Dua Alasan Pria Bermotor Ini Masuk Tol Warugunung
Baca: Pantang Manja, Anak Wakil Walikota Tidore Tak Gengsi Jadi Kuli Bangunan Demi Belajar Hidup Mandiri
"Sampai sekarang belum genap 100 hari meninggalnya nenek dia juga meninggal. Saat itu dia selalu berpesan pada neneknya agar selalu menjaga kesehatan. Juga meyakinkan tidak ada penyakit yang dideritanya," ucapnya seraya mengusap air mata.
Saptini sendiri mengaku mendapat kabar keponakannya meninggal hari ini sekira pukul 07.00 WIB.
Seketika ia yang berdomisili di Klaten bergegas menuju rumah kakaknya ibunda Sutopo Purwo Nugroho, Sri Rusmandari.
Sebelum memutuskan berobat ke China, almarhum Sutopo sempat mengunjunginya seraya meminta didoakan agar lekas sembuh dari penyakitnya.
"Terakhir ketemu Februari. Dia panggil saya itu mbak. Sempat minta doa juga, dan pamit mau berobat ke China," katanya
Almarhum Sutopo Purwo Nugroho meninggalkan dua orang anak serta seorang istri. (Tribunnews.com/Gita/Kompas.com/Tribun Jateng)