Tangis Putra Sutopo Tumpah ketika Menlu Retno Marsudi Tiba di Rumah Duka
Bertemu dengan Retno, Ivanka Rizaldy Nugroho putra Sutopo tak kuasa menahan sedih hingga meneteskan air matanya.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyerahkan jenazah Sutopo Purwo Nugroho kepada Kepala BNPB Doni Monardo.
Retno Marsudi tiba di kediaman almarhum Sutopo Purwo Nugroho sekira pukul 21.05 WIB, Minggu (7/7/2019) malam.
"Nanti akan ada prosesi penyerahan jenazah dari Ibu Menteri Luar Negeri Reto Sumardi kepada Kepala BNPB Doni Monardo," ujar Mumu Herlina selaku pembawa acara prosesi penyerahan jenazah Sutopo di rumah duka, Cimanggis, Sukatani, Tapos, Kota Depok, Minggu (7/7/2019), ketika itu.
Baca: Situs SBMPTN 2019 Diserbu Lebih 700ribu Orang Bersamaan saat Pengumuman, Ini Tips Agar Tidak Down
Baca: Terungkap, Sebelum Akhirnya Meninggal di Gunung Piramid, Autopsi Tunjukkan Thoriq Alami 2 Hal Ini
Baca: Diajak Belanja dan Masak Bareng, Dimas Beck Didoakan Berjodoh dengan Luna Maya
Menlu Retno datang didampingi suaminya Agus Marsudi.
Sambil berjalan memasuki kediaman Sutopo, Retno pun menyalami sejumlah pelayat dan keluarga yang langsung menyambutnya.
Bertemu dengan Retno, Ivanka Rizaldy Nugroho putra Sutopo tak kuasa menahan sedih hingga meneteskan air matanya.
Terlihat, Agus Marsudi juga memeluk erat Ivanka sembari mengelus punggungnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Pusdatin dan Humas BNPB tersebut menghembuskan nafas terakhir di Guangzhou, China, sekira pukul 01.20 WIB.
Sutopo meninggal dunia akibat penyakin kanker yang telah diidapnya.
Tangis sang ayah
Suharsono Harsosaputro, ayah Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, mengaku sempat menangis ketika melihat kondisi terakhir anaknya sebelum wafat saat menjalani pengobatan di Guangzhou, Cina.
Suharsono mengungkapkan ia sempat melihat kondisi anaknya yang sedang drop lewat foto, Sabtu (6/7/2019).
Ia mengungkapkan, pada foto yang dilihatnya, anaknya yang dalam kondisi lemah sedang mengenakan alat bantu oksigen di hidung.
"Kondisi drop hari sabtu kemarin saya diberi fotonya dia ada alat pembantu oksigen itu. Sudah keliatan loyo begitu. Saya sampai menangis pada waktu dikirimi foto," kata Suharsono di rumah duka di Raffles Hills, Blok i6 Nomor 15 Harjamukti, Cimanggis, Sukatani, Tapos, Kota Depok, Minggu (7/7/2019).
Baca: Pria dari Jember Aniaya dan Ancam Mantan Istri Menggunakan Pisau
Baca: Jenazah Sutopo Akan Diserahkan Langsung Menlu Kepada Kepala BNPB
Baca: Gara-Gara Bakar Kayu dan Sampah, Rumah Nenek di Kota Blitar Ini Nyaris Ludes Terbakar, Simak!
Suharsono mengatakan, terakhir ia berbicara dengan anak sulungnya tersebut lewat telepon, Jumat (6/7/2019).
Dalam perbincangan terakhirnya, ia berpesan agar anaknya tetap semangat, tidak putus asa, dan optimis akan sembuh.
"Kami ada hubungan terakhir pada dua hari sebelum anak saya meninggal. Saya langsung telepon ke Cina dari rumah di Boyolali untuk memberikan semangat agar anak saya tidak putus asa, optimis, bahwa dia akan sembuh, percayalah. Anak saya bersedia juga," kata Suharsono.
Ia pun mengatakan saat itu suara Sutopo masih jelas dan meminta doa kepadanya.
"Iya jelas bisa ngomong. Iya Pak. Iya Pak, doakan terus ya Pak," kata Suharsono menirukan ucapan anaknya tersebut.
Ia menceritakan, jauh hari sebelum Sutopo sakit, anaknya sempat punya keinginan untuk memberangkatkan dirinya dan ibunya ibadah Haji.
Namun, impian tersebut harus pupus karena Sutopo telah wafat.
"Memang dia dulu bapak kalau nanti sewaktu-waktu sudah siap akan saya naikkan haji ke Mekah. Ya doakan saya siap kapan-kapan, kata saya," kata Suharsono.
Suharsono pun mengunkapkan sosok Sutopo saat masih kecil.
Menurutnya, Sutopo adalah sosok yang sangat penurut dan tidak mempersulit orang tuanya.
Sutopo juga dikenal kerap membantu sanak saudaranya yang memiliki kesulitan.
"Dia memang anak penurut dan tidak mempersulit orang tua. Sering membantu sanak saudara. Dia memang sejak kecil sudah berjiwa sosial," kata Suharsono.
Baca: Sutopo Purwo Meninggal, 2 Unggahan Permintaan Maafnya Sebelum Wafat Jadi Sorotan
Baca: Sutopo Wafat, Hardiyanto Kenneth: Semoga Kita Dapat Teladani Perjuangan Beliau
Saat masih hidup, Sutopo pun sering berkomunikasi dan mengunjungi dirinya terutama saat hari raya.
"Sering sekali komunikasi. Dia setiap hari raya mesti pulang. Dia tugas di luar mampir, jenguk orang tuanya meskipun hanya satu sampai dua jam," kata Suharsono.
Suharsono pun masih ingat makanan kesukaan Sutopo.
Menurutnya, saat masih hidup Sutopo sangat senang makan makanan buatan ibunya.
Suharsono mengungkapkan makanan favorit Sutopo adalah Sambal Tumpang khas Boyolali.
"Karena kedekatan dengan ibunya, memang ibunyaa saya suruh merawat di sini. Jadi dari Boyolali saya suruh kesini merawat Topo. Masakan ibunya itu selalu cocok, Sambal Tumpang," kata Suharsono.
Selama sakit, Suharsono mengatakan, anaknya tak pernah mengeluh kepadanya.
Ia pun masih terkesan dengan semangat kerja dan belajar Sutopo sejak SD, kuliah, dan dunia kerja.
"Tidak pernah mengeluh. Dia itu semangat kerjanya luar biasa. Barangkali penilaian ini bukan hanya dari saya, sejak kecil belajarnya rajin baca buku apapun hingga berprestasi dari SD sampai kampus dan dalam dunia kerjanya," kata Suharsono.
Tak lupa, Suharsono pun mengucapkan terima kasih kepada Presiden RI Joko Widodo, Kepala BNPB Doni Monardo, para menteri, dan semua tokoh dan masyarakat yang memberi perhatian kepada anaknya.
"Terimakasih banyak atas perhatian dari pemerintah, kepada Pak Jokowi, Kepala BNPB, para menteri, dan semua yang memperhatikan anak saya sejak sakit di Indonesia sampai dibawa ke Ciina, semoga Tuhan membalas amalnya setimpal," kata Suharsono.
Diberitakan sebelumnya, Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia pada Minggu, (7/7/2019) sekitra pukul 02.20 waktu Guangzhou, Cina atau sekitar pukul 01.20 WIB saat sedang menjalani perawatan atas sakit kanker paru-paru stadium 4B yang dideritanya.
Kepala Bidang Humas BNPB Rosita mengatakan kabar meninggalnya pak Sutopo diterimanya dari pihak keluarga secara langsung dari istri beliau maupun melalui akun twitter putranya.
Baca: Kritik Copa America 2019, Lionel Messi Didukung Gary Medel
"Pak Sutopo meninggal dunia saat sedang menjalani pengobatan penyakit kanker yang dideritanya di St Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou, China, sejak 15 Juni 2019 yang lalu. Kanker yang dideritanya telah menyebar ke tulang dan beberapa organ vital tubuh," kata Rita dalam keterangannya yang diterima Tribunnews.com pada Minggu (7/7/2019) pagi.
Rita mengatakan, sejak Sutopo divonis kanker Desember akhir 2017, Sutopo masih terus gigih dalam melakukan upaya pengobatan maupun dalam menginformasikan berbagai kejadian bencana yang terjadi di Indonesia selama 2018 hingga pertengahan 2019.
Bahkan Sutopo masih sempat melakukan konferensi pers secara bersinambungan pada saat terjadi bencana gempabumi Lombok dan gempabumi Palu ditengah rasa sakit yang menderanya.
"Kami, kita semua merasa kehilangan Pak Sutopo. Sosok yang terdepan dan gigih dalam menyampaikan informasi bencana di Indonesia. Semoga amal ibadah almarhum selama hidupnya diterima di sisi Allah SWT dan bagi keluarga yang ditinggalkan agar tabah dan sabar dalam menghadapi musibah ini," kata Rita.
Boyolali
Pelayat silih berganti mendatangi rumah orangtua Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (7/7/2019).
Rumah orang tua Sutopo Purwo Nugroho berada di Dukuh Surodadi RT 07/RW 09, Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Baca: Sutopo Purwo Nugroho Berpulang, KPK Bela Sungkawa
Baca: Jadwal Trans 7 MotoGP 2019 Seri Jerman Hari Ini, Minggu 7 Juli, Valentino Rossi Start Nomor 11
Adik ipar Sutopo Purwo Nugroho, Ahmad Jatmiko (50) mengatakan, sebelum meninggal kakaknya itu telah dirawat hampir sebulan di Guangzho China karena penyakit kanker yang dideritanya hampir 1,5 tahun.
"Keluarga mendengar kakak saya itu meninggal dini hari tadi sekira pukul 02.00 WIB. Kemudian ayahnya Suharsono beserta istri saya menyusul ke Jakarta," kata Ahmad Jatmiko kepada Tribunjateng.com, di Rumah Duka Dukuh Surodadi RT 07/RW 09, Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kota Boyolali.
Jatmiko menyampaikan sesuai rencana jenazah almarhum Sutopo Purwo Nugroho bakal dimakamkan, Senin (8/7/2019) sekira pukul 08.30 WIB di pemakaman umum Kelurahan Sonolayu tidak jauh dari rumah kedua orang tuanya.
Baca: Jenderal Pol Tito dan Marsekal Hadi Jalan Sehat Bersama Peringati Hari Bhayangkara ke-73
Baca: Jenazah Sutopo Purwo Nugroho Djadwalkan Tiba di Jakarta Sore Ini
Jatmiko mengenang sosok almarhum sebagai orang yang suka membantu terutama berkaitan dengan dunia pendidikan dan keagamaan.
Saban tahun, ia selalu menerima setiap proposal permintaan bantuan dari berbagai institusi pendidikan dan agama.
"Setiap pulang selain orang tua yang dia kunjungi adalah para gurunya semasa duduk dibangku SD dan SMA," katanya.
Kemudian lanjut Jatmiko, kuliner khas Boyolali yang kerapkali diminta secara khusus oleh almarhum adalah sambel tumpang sebelum pulang ke kampung halamannya.
Baca: Kanker yang Diidap Sutopo Menyebar ke Tulang dan Organ Vital, Bagaimana Pengaruhnya pada Tubuh?
Hingga sekarang sejumlah kerabat dan tetangga serta perwakilan institusi pemerintahan dari Pemkab Boyolali juga Kodim, Polres, dan Dishub silih berganti datang melayat.
Kepala BPBD Boyolali Bambang Sinungharjo, saat ditemui dilokasi mengaku selama mengenal almarhum sekira dua tahun lamanya menilai yang bersangkutan adalah sosok baik dengan sosial kemanusiaan tinggi.
"Kami sendiri dari jajaran BPBD Boyolali mendapat kabar beliau meninggal sekira pukul 04.00 WIB," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Tangisan Anak Sutopo Ketika Bertemu Menlu Retno Marsudi