Komisi I DPR Minta Semua Pihak Kerahkan Kekuatan untuk Cari Helikopter TNI AD yang Hilang di Papua
pencarian semestinya bisa dilakukan lebih masif lagi dengan mengerahkan perangkat atau alat yang memungkinkan
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR RI fraksi Golkar Satya Widya Yudha meminta semua pihak menggalang kekuatan untuk mencari helikopter MI-17 milik TNI AD yang hilang kontak di Papua.
Ia mengatakan pencarian semestinya bisa dilakukan lebih masif lagi dengan mengerahkan perangkat atau alat yang memungkinkan bisa mendeteksi keberadaan helikopter tersebut.
Ia pun mengakui medan di Papua yang berat dengan adanya gunung dan hutan, namun semua mestinya bisa dilakukan dengan kekuatan penuh dan alat yang memadai.
"Kita minta supaya semua kekuatan kita, untuk menemukan helikopter itu terlebih helikopter TNI," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/7/2019).
"Untuk melakukan penyelidikan, mungkin Basarnas juga bisa dikerahkan ataupun industri-industri yang mempunyai perangkat, yang memungkinkan untuk melihat atau melakukan pencarian, dimana keberadaan dari helikopter," imbuhnya.
Baca: Gerindra Ajukan Syarat Rekonsiliasi, Salah Satunya Pemulangan Habib Rizieq
Ia menambahkan, tak menutup kemungkinan bantuan dari pihak lain berupa tenaga dan alat deteksi, nantinya dapat di kerahkan bila dibutuhkan.
Satya berharap helikopter nahas tersebut segera ditemukan, mengingat nasib keluarga korban yang masih menanti kepastian dari kejadian tersebut.
"Maka kita meminta bantuan dari seluruh aparat dan tidak menutup kemungkinan apabila meminta bantuan dari pihak lain, untuk segera menemukan karena ini penting menyangkut masalah nasib daripada keluarga yang ditinggalkan apabila itu betul betul kejadian yang kita anggap fatal," pungkasnya.
Diketahui, pencarian Helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat yang hilang kontak di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, sejak 28 Juni 2019, telah memasuki hari ke-12.
Helikopter dengan nomor registrasi HA 5138 itu mengangkut 12 orang.
Hingga kini Mabes TNI belum memberi batas waktu pencarian dan upaya penyisiran masih dilakukan melalui jalur udara dan darat.