Curhat Baiq Nuril Jika Bertemu Jokowi: Seorang Anak Mencari Keadilan pada Bapaknya
Nasib Nuril menjadi ironi dalam penegakan hukum di Indonesia. Nuril adalah korban pelecehan seksual dalam kasus ini.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Baiq Nuril jengah terhadap pelecehan verbal hingga merekam percakapan antara dirinya dengan Haji Muslim. Pegawai honorer SMA Negeri 7 Mataram ini malah divonis bersalah atas dakwaan melanggar Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau UU ITE.
Nasib Nuril menjadi ironi dalam penegakan hukum di Indonesia. Nuril adalah korban pelecehan seksual dalam kasus ini. Ia merekam pembicaraan dengan atasannya di sekolah untuk membuktikan dirinya tidak memiliki hubungan gelap dengan atasan.
Nuril merekam itu lantaran atasannya kerap bercerita hubungannya dengan perempuan lain, terutama cerita yang mengandung unsur asusila. Pembicaraan itu menempatkan perempuan ini sebagai korban.
Bertahun-tahun Nuril mencari keadilan. Nuril, kepada Tribun Network menceritakan bagaimana dia sempat dianggap aib bagi keluarga hingga waktulah yang membuat keluarganya solid untuk memberikan dukungan.
Saat berbincang, Nuril sesekali menghela nafas panjang. Matanya berkaca-kaca. Ia tak percaya kepada apa yang menjeratnya, namun Nuril tetap bersuara. "Kita harus berani bersuara, jika merasa tertindas," kata Nuril.
Ia berharap tak ada perempuan lain, yang mengalami hal serupa. Jikapun ada, Nuril berharap mereka berani bersuara lantang. Berikut wawancara lengkap Nuril bersama Tribun Network.
Apa harapan Anda mengenai perkara yang sedang menimpa Anda?
Mudah-mudahan saja perempuan di Indonesia, khususnya dan perempuan di dunia, umumnya, bisa berani bersuara, bisa berani menyuarakan kalau mereka tertindas seperti saya.
Banyak sekali masyarakat Indonesia yang mendukung Anda, bagaimana tanggapannya?
Sampai hari ini saja saya sering bertanya-tanya. Ini benar mengenai dukungan dari semua pihak yang begitu antusias sekali. Sampai saya tidak bisa..memang betul mereka mendukung saya, memang betul mereka ada di belakang saya. Duh..luar biasa sekali.
Baca: Baiq Nuril Berharap Amnesti Dikabulkan, Anak Bungsu: Pak Jokowi Jangan Suruh Ibu Saya Sekolah Lagi
Terima kasih yang tidak terhingga, yang tidak bisa saya ucapkan dan tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Perjuangan ini bisa sampai sekarang dan mudah-mudahan perjuangan kita semua ini bisa membuahkan hasil yang maksimal.
Baca: Kapolri Siap Tindaklanjuti 5 Instruksi Presiden Jokowi di Hari Bhayangkara ke-73
Anda gigih sekali memperjuangkan apa yang menerpa Anda. Ada tujuan yang lebih besar?
Karena rasa keadilan yang selama ini bagi saya terutama hanya rakyat biasa yang sampai saat ini saya merasa saya belum mendapatkan keadilan sama sekali, karena semenjak saya berhenti bekerja terus sampai sekarang, dan si pelakunya juga tidak mendapat sanksi apapun. Ya keadilan itu harus betul-betul ditegakkan.
Bagaimana bentuk dukungan keluarga selama ini?
Alhamdulillah dukungan dari keluarga terutama suami, anak-anak, orangtua, kebetulan orangtua dari saya masih dua-duanya..(Nuril menghela nafas) dukungannya sangat luar biasa. Itu salah satu yang bisa menguatkan saya. Bisa sampai saat ini saya bisa bertahan.
Baca: Baiq Nuril: Terima Kasih atas Dukungannya
Apa pelajaran yang Anda petik?
Banyak sekali ya. Banyak sekali pelajaran hidup, pengalaman hidup yang saya temui selama hampir lima tahun. Saya bertemu dengan orang-orang hebat. Saya mengetahui, terutama dari yang dulunya saya tidak tahu, tidak mengerti tentang hukum, sekarang jadi tahu. Banyak sekali sampai memang kehidupan itu..
Apa yang ingin Anda sampaikan kepada perempuan yang mengalami pelecehan seksual?
Jangan takut. Jangan takut. Dan seandainya mereka mendapat perlakuan sama seperti saya, jangan takut untuk bersuara. Jangan takut untuk menyuarakan mereka tertindas karena mereka tidak sendiri.
Jika nantinya ada kesempatan untuk bertemu Presiden Joko Widodo apa yang ingin disampaikan?
Saya selama ini ingin mengeluarkan keluh kesah saya kepada beliau. Mungkin saya ingin..ke mana lagi kita ingin bersandar. Seorang anak mencari keadilan kepada bapaknya. Karena mungkin ini hukuman yang telah saya jalani ini, mungkin kalau dalam perjalanan hidup ini, mungkin perjalanan di sekolah.
Baca: Tak Berangkat Nonton Persib ke SUGBK, Bobotoh Sepakat Gelar Nobar
Baca: Presiden Jokowi: Kejahatan Lintas Negara Harus Diberantas
Sekarang saya ingin di rumah saya sendiri, mencari keadilan kepada bapak saya. Mungkin itu yang ingin saya cari kepada beliau. Ke mana lagi saya ingin bersandar?