Sosok Komjen Iriawan, Jenderal Bintang 3 yang Diperiksa Terkait Kasus Novel Baswedan
Hendardi menyampaikan, selain Mochammad Iriawan, tidak ada lagi perwira Polri berpangkat Jenderal bintang tiga yang diperiksa TGPF.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Tim Gabungan Pencari Fakta ( TGPF) Kasus Novel Baswedan, Hendardi, menyatakan, perwira Polri berpangkat Jenderal bintang tiga yang diperiksa terkait kasus Novel yaitu mantan Kapolda Metro Jaya yang juga pernah menjabat Kapolda Jabar, Komisaris Jenderal Mochammad Iriawan.
"Pak Mochammad Iriawan ya yang kita periksa. Sebab, Pak Mochammad Iriawan saat beliau menjadi Kapolda Jabar dan Kapolda Metro Jaya beberapa kali bertemu dengan Novel Baswedan. Tentu akan kami dalami dan periksa hubungannya apa, dalam rangka apa, dan sebagainya," ujar Hendardi kepada Kompas.com, Rabu (10/7/2019).
Hendardi menyampaikan, selain Mochammad Iriawan, tidak ada lagi perwira Polri berpangkat Jenderal bintang tiga yang diperiksa TGPF.
Baca: Enggan Komentar, Ini Pengakuan Sunan Kalijaga Soal Isu Anaknya Pindah Agama
Baca: Profil Gubernur Kepri yang Terjaring OTT KPK, Terpilih Jadi Santri of The Year
Baca: Beredar Foto Mesum Saat di Filipina, Aktor Kang Ji Hwan Disebut Lakukan Pelecehan Seksual
Baca: Bongkar Soal Benjolan di Lehernya, Raffi Ahmad Ternyata Sudah Rasakan 2 Tahun Ini, Sakit Apa?
Kapasitas Mochamad Iriawan saat diperiksa pun berstatus sebagai saksi.
"Kapasitasnya saksi. Yang bintang tiga Pak Mochamad Iriawan saja, siapa lagi bintang tiga, saya kira enggak ada lagi selain Pak Mochamad Iriawan," ujar dia.
Seperti diketahui, Mochammad Iriawan pernah memperingatkan Novel Baswedan bahwa ia akan mendapat teror.
Kendati demikian, menurut dia, pemeriksaan Mochammad Iriawan bukan berarti TGPF mencurigainya sebagai pelaku penyerangan Novel Baswedan.
"Bukan dalam rangka kita duga, bukan, tetapi kan waktu itu dia sebagai Kapolda mendatangi Novel Baswedan dan sebelum kejadian juga pernah bertemu. Itu yang kami gali," ujar Hendardi.
"Kami enggak bisa menuduh orang atau menyangkakan maupun menilai orang kalau tidak ada bukti. Makannya kami gali apakah ada petunjuk dari Pak Mochammad Iriawan," kata dia lagi.
Profil Lengkap
Komjen Mochamad Iriawan lahir di Jakarta, 31 Maret 1962 (umur 57 tahun) adalah perwira tinggi Polri yang sejak 8 Maret 2018 menjabat sebagai Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).
Adapun Mochamad Iriawan atau yang lebih akrab disapa Iwan Bule merupakan lulusan Akpol tahun 1984.
Selama karier kepolisian, Mochamad Iriawan lebih banyak bertugas dalam bidang reserse kriminal.
Sebelumnya, Mochamad Iriawan pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri.
Kasus terkenal yang pernah ditanganinya yaitu pembunuhan kontroversial Nasrudin Zulkarnaen oleh tersangka Ketua KPK Antashari Azhar, saat Mochamad Iriawan masih menjabat Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya berpangkat Komisaris Besar Polisi tahun 2008.
Pada tanggal 18 Juni 2018, Mochamad Iriawan dilantik oleh Mendagri Tjahjo Kumolo menjadi Penjabat Gubernur Jawa Barat menggantikan Iwa Karniwa hingga 5 September 2018.
Selain itu, Mochamad Iriawan pernah menjadi Kapolda Jabar sejak 24 November 2013 hingga dia ditarik ke Mabes Polri sebagai Kadiv Hukum Polri, 5 Juni 215.
Sepak terjangnya semasa memimpin Polda Jabar pun tergolong cukup cemerlang.
Adapun Mochamad Iriawan berhasil mengungkap kasus penculikan bayi milik pasangan Toni Manurung (26) dan Lasmaria boru Manulang (24) di RS Hasan Sadikin, Bandung, 25 Maret 2014.
Selain itu, Mochamad Iriawan juga dikenal keras dalam menerapkan disiplin terhadap anak buahnya.
Di sela apel siaga pasukan pengamanan Konferensi Asia Afrika, di Lapangan Gasibu, 14 April 2015, misalnya, dia pernah menampar dua anggota satuan Sabhara.
Hal itu bermula ketika Mochamad Iriawan menemukan sampah bekas botol minuman berserakan di dalam mobil patroli kedua petugas tersebut.
"Mobil ini dibeli lewat pajak rakyat, masak kalian merawatnya saja tidak bisa," ujar Mochamad Iriawan sata itu.
Untuk membuat efek jera terhadap para geng motor yang bertindak kriminal dan sadis, Mochamad Iriawan memerintahkan jajarannya untuk melakukan tembak di tempat.
Dari Kapolda Jabar, Mochamad Iriawan ditarik ke Mabes Polri, Jakarta.
Adapun Mochamad Iriawan diberi tugas Kadivkum Polri dan berlanjut sebagai Kadivpropam Polri.
Tak lama kemudian, pada tahun 2016, ia diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya.
Dalam tugas barunya, pria yang suka olahraga ekstrim jeep offroad ini ikut turun ke lapangan dan terlibat secara langsung dalam pengamanan aksi damai 4 November 20016 yang menuntut penahanan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok BTP atas perbuataan penistaan agama.
Ia menjadi garda terdepan pengamanan Jakarta yang sedang menggelar hajatan Pilgub DKI 2017.
Biodata Mochamad Iriawan
Pendidikan Umum
SD (1973)
SMP (1976)
SMA (1980)
S1 (1997)
S2 (2001)
Pendidikan Kepolisian
AKABRI (1984)
PTIK (1993)
SESPIM (1998)
SESPATI XIII (2007)
LEMHANNAS PPSA (2012)
Pendidikan Kejuruan
PA DAS LANTAS (1985)
PA DAS SERSE (1989)
PA LAN SERSE UM (1991)
SUSJAB KAPOLRES IV (2000)
PA SEN SERSE (2002)
ASSESSMENT PATI POLRI (2011)
Tanda Pangkat
Letnan Dua (27-09-1984)
Letnan Satu (01-10-1987)
Kapten (01-10-1990)
Mayor (01-10-1995)
Letnan Kolonel (01-10-1999)
Komisaris Besar Polisi (01-01-2006)
Brigadir Jenderal Polisi (08-11-2010)
Inspektur Jenderal Polisi (12-12-2013)
Komisaris Jenderal Polisi[1] (18-05-2018)
Riwayat Jabatan
07-11-1984: PAMA POLDA NUSRA
23-11-1984: PAMAPTA POLRES BADUNG POLDA NUSRA
29-12-1984: PAGA OPS I PUSKODAL OPS POLRES BADUNG POLDA NUSRA
01-04-1985: PS KAPOLSEK DENPASAR SELATAN
26-03-1986: PAMA PADA MAPOLDA NUSRA
00-12-1986: KANIT RESERSE MOBIL POLRES DENPASAR POLDA NUSRA
00-12-1987: WAKA POLRES DENPASAR KOTA POLDA NUSRA
00-12-1988: KAPOLSEK SANUR DENPASAR POLDA NUSRA
01-02-1990: PAUR OPS SET DEOPS MABES POLRI
00-12-1993: PAUR LAT SET DEOPS MABES POLRI
00-12-1995: PAGA OPS A PUSKODAL OPS POLDA METRO JAYA
00-12-1995: KAPOLSEK METRO SAWAH BESAR POLDA METRO JAYA
01-11-1997: WAKA POLRES METRO TANGERANG POLDA METRO JAYA.
00-12-1998: PAMEN POLDA METRO JAYA
01-05-1999: KABAG SERSE TIK DIT SERSE POLDA JABAR
01-08-1999: DANSAT IDIK VC DIT SERSE UM KORSERSE POLRI
01-08-2000: KAPOLRES SLAWI POLWIL PEKALONGAN POLDA JATENG
26-11-2001: KAPOLRES SLAWI POLWIL PEKALONGAN POLDA JATENG
21-04-2004: IRBIDOPS ITWASDA POLDA METRO JAYA
20-08-2004: WADIR RESKRIMUM POLDA METRO JAYA
14-10-2004: KABID TELEMATIKA POLDA NTT
16-09-2005: DIR RESKRIM POLDA NTT
24-02-2006: KA SPN PURWOKERTO POLDA JATENG
16-03-2008: KABAG LEKDIK RODALPERS SDE SDM POLRI
23-10-2008: DIR RESKRIMUM POLDA METRO JAYA
17-10-2009: WADIR I/KAM DAN TRANNAS BARESKRIM POLRI
29-09-2010: DIRBINMAS BAHARKAM POLRI
03-09-2012: KAPOLDA NTB[2]
24-11-2013: KAPOLDA JABAR[3]
05-06-2015: KADIVKUM POLRI[4]
28-02-2016: KADIVPROPAM POLRI
16-09-2016: KAPOLDA METRO JAYA
20-07-2017: ASOPS KAPOLRI[5]
08-03-2018: SEKRETARIS UTAMA LEMHANAS
18-06-2018: PJ. GUBERNUR JAWA BARAT[6]
Penghargaan
Bintang Bhayangkara Nararya
SL. Kesetiaan XXXII
SL. Kesetiaan XXIV
SL. Kesetiaan XVI
SL. Kesetiaan VIII
SL. Jana Utama
SL. Ksatria Bhayangkara
SL. Karya Bhakti
SL. Dwidya Sistha
SL. Dharma Nusa
SL. Seroja
SL. Operasi Kepolisian
SL. Kebaktian Sosial
UNTAC Medals (Kamboja)
UNCRO Medals (Kroasia)