Pengamat: Anak Muda yang Jadi Menteri Jokowi Harus Profesional dan Tidak Terafiliasi Partai Politik
Presiden Jokowi secara terbuka akan mencari anak-anak muda milenial yang akan masuk dalam kabinetnya untuk periode kedua pemerintahannya 2019-2024.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi secara terbuka akan mencari anak-anak muda milenial yang akan masuk dalam kabinetnya untuk periode kedua pemerintahannya 2019-2024.
Meski begitu, Jokowi belum mau membocorkan dan meminta rakyat bersabar menunggu susunan kabinet diumumkan.
Siapa kira-kira calon dari anak muda yang akan dipinang Jokowi untuk mengisi jajaran Kabinet Kerja II ?
Pengamat Politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Leo Agustino, anak muda tersebut harus berasal dari kalangan profesional.
Selain itu, merela yang dipilih tidak terafiliasi ke partai politik manapun meskipun banyak orang menyatakan bahwa orang partai pun banyak yang profesional.
"Tapi perlu diingat bahwa profesionalnya orang partai tidak akan benar-benar independen (baca: profesional) sebab lebih kurang arahan pimpinan partai akan mewarnai kebijakan yang dibuatnya," ujar Leo Agustino kepada Tribunnews.com, Jumat (12/7/2019).
Baca: Vanessa Angel Bongkar Sosok Rian Subroto, Akui Sempat 30 Menit Berduaan di Kamar Sambil Minum Wine
Baca: Eggi Sudjana Tanyakan Perkembangan SP3 Kasusnya Saat Sambangi Polda Metro Jaya
Baca: Kurir Sabu Ditangkap Saat Berada di Gubuk Menunggu Pembeli
Baca: Pemberian Amnesti Untuk Baiq Nuril Dinilai Jadi Angin Segar Bagi Kesetaraan Gender di Indonesia
Hal ini berbeda dengan orang yang benar-benar profesional.
Karena mereka akan dapat lebih independen dibanding kaum profesional dari partai.
Karena itulah diperlukan anak muda dari kalangan profesional yang dipinang Jokowi untuk mengisi sejumlah kursi Menteri.
Lebih jauh dia menjelaskan, tidak dapat dipungkiri bahwa zaman sudah berubah dan perubahan tersebut harus dapat dijawab pikiran-pikiran brilian yang sesuai konteks zamannya.
Bangsa ini tidak bisa menolak bagaimana anak-anak muda Indonesia mewarnai berbagai sektor.
"Saat ini pula lah yang dapat dijadikan momen pendelegasian ke para pemuda sekaligus menggeser estafet kepemimpinan di tingkat nasional," jelasnya.
Ada beberapa hal yang membuat para pemuda akan dapat mendampingi Jokowi.
Di antaranya passion para pemuda yang inovatif dan kreatif yang sama dengan jiwa Jokowi.
"Sehingga bisa melipatgandakan progresivitas kerja presiden Jokowi," jelasnya.
Selain itu, orang muda lebih gigih dalam bekerja tanpa pantang menyerah dan jauh dari mudah lelah.
Terakhir jejaring yang tidak hanya berskala nasional, tapi juga internasional.
Kriteria yang dicari Jokowi
Presiden Jokowi secara terbuka akan mencari anak-anak muda milenial yang akan masuk dalam kabinetnya, periode kedua pemerintahannya 2019-2024.
Meski begitu, Jokowi belum mau membocorkan dan meminta rakyat bersabar menunggu susunan kabinet diumumkan.
"Ya nanti dilihat, nanti kalau keluar dilihat," kata Jokowi, Jumat (12/7/2019) di Jakarta Convention Center.
Baca: PDIP Dikabarkan Incar Posisi Kementerian Desa, Begini Tanggapan Elit PKB
Jokowi menambahkan jika partai tidak bisa menyediakan kader muda terbaik mereka, maka dirinya bakal merekrut sendiri dari profesional.
"Saya minta dari partai juga (kader) yang muda. Ada juga dari profesional," imbuhnya.
Dirinya menegaskan kembali, banyak kalangan profesional muda yang mumpuni bisa duduk di kabinet.
"Kalau enggak ada dari partai, kami cari sendiri. Profesional muda kan banyak banget sekarang," kata dia.
Baca: Lagi, Hubungan Terlarang Saudara Kandung Terjadi di Lampung Utara, Tercium Setelah Sang Adik Hamil
Ia menanggapi santai saat merespon sejumlah partai politik (parpol) yang secara terbuka meminta jatah kursi menteri di Kabinet Kerja Jilid.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Jusuf Kalla mengatakan keinginan sejumlah parpol itu merupakan hal wajar.
"Ya tidak papa, mau minta 10, mau minta 11 mau minta 9 kan gak papa. Wong minta aja," singkat Jokowi.
Baca: Menteri-menteri yang Kemungkinan Akan Tinggalkan Kabinet Jokowi
Sementara JK menyatakan, partai boleh saja meminta jatah elit di 33 kementerian dan sejumlah lembaga pemerintah non-kementerian.
Tapi jangan lupa, bahwa keputusan pengisian posisi menteri di pemerintahan adalah hak prerogratif Presiden Jokowi.
Pasca ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih, kini Jokowi-Ma'ruf Amin punya pekerjaan rumah yakni menyusun nama menteri di Kabinet Kerja Jilid II.
Baca: Jadi Koko Cici Jakarta 2019, Andreas dan Sabrina Akan Bantu Promosi Budaya Tionghoa Di Jakarta
Saat berada di Beijing China, puteri Presiden pertama Indonesia yang tak lain Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan catatan penting terkait anak muda masuk kabinet.
Ia berharap, yang dimaksudkan bisa bekerja.
Begitupun yang berusia tua namun berpengalaman dan bisa bekerja, tak seharusnya ditolak.
Megawati pun mengenang, di jaman Bung Karno, ada anggota kabinet yang muda, tapi memang pintar dan menguasai masalah.
Baca: Tito Karnavian Singgung Khilafah, Demokrasi Liberal dan Demokrasi Pancasila di Penbekalan Capaja
"Ini yang saya lihat kelemahan kita dewasa ini. Orang disodor-sodorkan, tapi tidak mengerti secara praktis tata pemerintahan," ujar saat menjawab isu terkini di sela kunjungannya dalam Forum Perdamaian Dunia, Kamis (11/7/2019) lalu.
Baca: Jokowi Telah Kantongi Nama-Nama Menteri Kabinet Baru
Presiden Kelima RI ini kemudian mengisyaratkan seseorang calon Menteri minimal tahu soal DPR RI. Sebab di situlah tempat membuat undang-undang (UU), bertemu dan mengawasi mitra kerja, hingga memutuskan RUU bersama Pemerintah.
Artinya, seorang muda itu paling tidak sudah harus belajar.
Megawati memberikan gambaran dirinya masuk pemerintahan sudah memiliki pengalaman di DPR dalam membuat perundangan.
"Kalau tidak tahu proses bikin perundangan, bagaimana? Dan saya suka bilang, (jadi menteri, red) memang mau mejeng saja? He he. Saya tidak akan menyebut nama," lanjutnya.
"Kita lihat, mereka-mereka yang tidak punya latar belakang di dalam proses menjalankan tata pemerintahan di republik ini, dia fail (gagal, red). Karena dia akan bingung sebenarnya dia mau bikin apa. Perundang-Undangan nggak hapal," tambahnya.
Baca: Puji Risma, Wapres JK: Wali Kota Surabaya Cerdas dan Keras
Oleh sebab itulah, Megawati menegaskan kalau ada anak muda yang ingin jadi menteri seperti wacana yang saat ini beredar, sebaiknya menyiapkan dirinya dengan baik.