4 Menteri yang Dinilai Layak untuk Dipertahankan Jokowi, Siapa Saja?
"Menurut Saya hanya empat menteri ini yang layak dipertahankan," ujar Leo Agustino kepada Tribunnews.com, Jumat (12/7/2019).
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku banyak menteri saat ini yang bakal dipertahankan ikut dalam pemerintahan periode kedua, pada 2019-2024.
Lalu siapakah Menteri yang tidak akan dipertahankan Jokowi di periode keduanya?
Pengamat Politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Leo Agustino menilai empat menteri layak untuk dipertahankan Jokowi di Kabinet Kerja.
Empat sosok itu adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri ESDM Ignatius Jonan dan Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi.
"Menurut Saya hanya empat menteri ini yang layak dipertahankan," ujar Leo Agustino kepada Tribunnews.com, Jumat (12/7/2019).
Baca: Peluang Ahok Tertutup Jadi Calon Menteri Jokowi, Ini Penyebabnya
Baca: Hendropriyono Bantah Sodorkan Anaknya Jadi Calon Menteri Jokowi
Leo Agustino menjelaskan, empat menteri ini memiliki kinerja yang luar biasa baik bagi negeri ini selama periode pertama Jokowi.
1. Sri Mulyani Indarwati
Mantan Direktur di Bank Dunia itu dinilai berhasil menjaga stabilitas keuangan dan meningkatkan Ekonomi nasional di tingkat global.
"Kemampuannya menjaga stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk bersaing dengan negara-negara di dunia sangat hebat," jelas Leo Agustino.
Baca: Hadiri KTT G20, Dua Menteri Presiden Jokowi Mendapat Sanjungan dari Menteri Arab Saudi
2. Basuki Hadimulyono
Menteri PUPR ini kata dia, menggenapi konektifitas antardesa-kota-daerah dan menyukseskan program infrastruktur Jokowi.
"Ini menunjukkan komitmennya yang tinggi terhadap pembangunan bangsa," tegas Leo Agustino.
3. Ignatius Jonan
Ignatius Jonan merupakan sosok yang mampu mengeksekusi keinginan Jokowi pada periode pertama 2014-2019 di Kementerian ESDM.
Khususnya, pengembalian Freeport bisa terjadi di eranya.
Selain sebelum itu juga Jonan sudah dinilai berhasil mengubah transportasi Kereta Api Indonesia menjadi lebih modern seperti sekarang ini.
"Mengubah KAI dan mengambilikan Freeport ke NKRI menurut Saya sangat luar biasa," ucapnya.
Bagaimana dengan teguran Jokowi kepada Jonan baru-baru ini ketika impor migas terlihat lebih tinggi?
Menurut dia, teguran itu bukan berarti Jokowi tidak senang dengan kinerja Jonan.
Dan hal yang wajar seorang pimpinan menegur bawahannya untuk bisa mengejar target yang sudah diputuskan bersama.
Ia pun menyarankan kepada Jokowi untuk mendorong Jonan duduk di kursi yang sesuai dengan passionnya, yakni di BUMN.
"Jika kembali ke BUMN, saya kira akan jauh lebih baik. Saya kira, jika Pak Jonan urus BUMN masalah defisit di satu BUMN bisa ditutup oleh surplus di BUMN lainnya. Selain itu, problem layanan prima bisa dibenahi secara komprehensif," paparnya.
4. Retno Marsudi
Menteri Luar Negeri dinilai berhasil membangun kejayaan diplomasi Indonesia di mata dunia.
Catatan penting kinerja Menteri Retno diantaranya menjadikan Indonesia anggota Dewan Keamaan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB).
Pun atas dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, dan legacy (warisan) diplomasi damai Indonesia di mata dunia.
Jokowi Harus Pilih Anak Muda Profesional Yang Tak Terafiliasi ke Parpol
Politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Leo Agustino, anak muda tersebut harus berasal dari kalangan profesional. Tidak terafiliasi ke partai politik manapun.
Kendati banyak orang menyatakan bahwa orang partai pun banyak yang profesional.
"Tapi perlu diingat bahwa profesionalnya orang partai tidak akan benar-benar independen (baca: profesional) sebab lebih kurang arahan pimpinan partai akan mewarnai kebijakan yang dibuatnya," ujar Leo Agustino kepada Tribunnews.com, Jumat (12/7/2019).
Dan ini berbeda dengan orang yang benar-benar profesional. Karena mereka akan dapat lebih independen dibanding kaum profesional dari partai.
Karena itulah diperlukan anak muda dari kalangan profesional yang dipinang Jokowi untuk mengisi sejumlah kursi Menteri.
Lebih jauh dia menjelaskan, tidak dapat dipungkiri bahwa zaman sudah berubah dan perubahan tersebut harus dapat dijawab oleh pikiran-pikiran brilian yang sesuai konteks zamannya. Dan pemuda-pemuda ini yang kemudian akan mengisinya.
Bangsa ini tidak bisa menolak bagaimana anak-anak muda Indonesia mewarnai pelbagai sektor.
"Saat ini pulalah yang dapat dijadikan momen pendelegasian ke para pemuda sekaligus menggeser estafet kepemimpinan di tingkat nasional," jelasnya.
Ada beberapa hal yang membuat para pemuda ini akan dapat mendampingi Jokowi, menurtu dia.
Yakni di antaranya passion para pemuda yang inovatif dan kreatif yang sama dengan jiwa Jokowi.
"Sehingga bisa melipatgandakan progresivitas kerja presiden Jokowi," jelasnya.
Selain juga, lebih gigih dalam bekerja tanpa pantang menyerah dan jauh dari mudah lelah.
Dan terakhir jejaring yang tidak hanya berskala nasional, tapi juga internasional.
Banyak Menteri Lama Akan Bertahan
Presiden Jokowi bersuara soal susunan kabinet hingga komposisi menteri untuk periode 2019-2024.
Dia pun tidak menampik sudah menyusun kabinet yang terdiri dari komposisi kalangan partai dan profesional.
"Sudah, sudah ada (susunan kabinet)," ucap Jokowi di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (12/7/2019).
Ditanya apakah menteri yang ada saat ini banyak yang kembali dipakai atau dipertahankan sebagai pembantunya di kabinet?
Jokowi menjawab banyak, hanya saja dia enggan membocorkan siapa menteri-menteri yang bakal kembali ikut mengisi kabiner kerja jilid II.
"Banyak (menteri yang bertahan)," singkatnya.
Presiden terpilih ini juga tidak mempermasalahkan sejumlah partai pendukungnya yang meminta kursi menteri.
Diketahui parpol yang secara terang-terangan meminta jatah menteri yakni PKB, NasDem, hingga PPP.
Di sisa 3 bulan waktu sebelum pelantikan, ternyata Presiden Jokowi sudah menyiapkan nama-nama menteri hingga menyusun komposisi menteri untuk di kabinetnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyebut akan secepatnya mengumumkan kabinet barunya itu ke publik.
"Sudah (menyusun kabinet), secepatnya (diumumkan)," kata Jokowi.
Bicara soal komposisi menteri, Jokowi mengatakan komposisi kabibet berasal dari kalangan partai dan profesional dengan pembagian 40-60 atau 50-50.
"Kira-kira 40-60 atau 50-50, nanti dilihat saja," singkatnya.
Untuk diketahui Jokowi terpilih kembali menjadi presiden bersama Ma'ruf Amin didukung PDIP, Golkar, NasDem, PKB, PPP, Hanura, PSI, Perindo, PKPI hingga PBB.
Sejumlah partai terang-terangan sudah menuntut jatah kursi menteri di Kabinet Kerja jilid II pada Presiden Jokowi.
Jokowi sendiri menanggapi santai hal tersebut.
Meyoal nama-nama menteri yang berurusan dengan hukum, baik diperiksa sebagai saksi di KPK, menjadi saksi di Pengadilan Tipikor hingga ruangannya digeledah bagaimana nasib mereka?
Jokowi mengaku akan mempertimbangkan menteri-menteri yang pernah bersinggungan dengan kasus hukum untuk bisa dipertahankan.
"Ya nanti dilihat. Semua hal mesti kami pertimbangkan," tegas Jokowi.
Untuk diketahui sejumlah menteri yang bersinggungan dengan kasus hukum yakni Menteri Agama Lukman Hakim.
Lukman Hakim pernah diperiksa di KPK untuk tersangka mantan ketua umum PPP, Romahurmuziy terkait kasus suap jual beli jabatan di Kementerian Agama.
Bahkan Lukman juga pernah bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta untuk terdakwa di kasus ini.
Selain Lukman Hakim, ada juga Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi yang pernah pula diperiksa KPK terkait kasus dugaan suap dana hibah KONI.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, sudah beberapa kali dipanggil KPK namun belum sempat menjalani pemeriksaan. Ruang kerjanya pernah pula digeledah KPK.
Lebih lanjut Jokowi juga menegaskan bakal ada anak-anak muda milenial yang bakal bergabung dalam kabinet kedua periode 2019-2024.
Siapa saja mereka? Jokowi belum mau membocorkan. Dia malah meminta rakyat bersabar menunggu susunan kabinet diumumkan.
"Ya nanti dilihat, nanti kalau keluar dilihat," kata Jokowi.
Bicara soal menteri muda, Jokowi mengaku sudah meminta partai politik pendukungnya untuk menyiapkan kader muda untuk menjadi menteri.
"Saya minta dari partai juga (kader) yang muda. Ada juga dari profesional," imbuhnya.
Jokowi menambahkan jika partai tidak bisa menyediakan kader muda terbaik mereka, maka dirinya bakal merekrut sendiri dari profesional.
Dia meyakini banyak kalangan profesional muda yang mumpuni bisa duduk di kabinet. "Kalau enggak ada dari partai, kami cari sendiri. Profesional muda kan banyak banget sekarang," terang Jokowi.(*)