Jokowi Ultimatum Pelaku Pungli dan Penghambat Investasi
"Jangan sampai alergi terhadap investasi. Karena dengan investasi maka lapangan kerja akan terbuka sebesar-besarnya," kata Jokowi.
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Joko Widodo menyampaikan ketegasannya mengenai pemerintahan yang akan dipimpinnya, saat menyampaikan pidato pertama sebagai presiden terpilih pada acara Visi Indonesia, Minggu (14/7/2019) malam.
Menurut Jokowi, salah satu perhatiannya adalah mengundang investasi yang seluas-luasnya.
"Jangan sampai alergi terhadap investasi. Karena dengan investasi maka lapangan kerja akan terbuka sebesar-besarnya," kata Jokowi.
Dengan demikian, Jokowi pun memberikan ancaman kepada mereka yang menghambat investasi. "Yang menghambat investasi semuanya harus dipangkas," kata Jokowi.
Baca: Sebuah Kapal Barang Peti Kemas Tabrak Dermaga di Pelabuhan Tanjung Emas
Baca: Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil Kritisi RUU Pertanahan
Baca: 7 Kuliner Legendaris khas Malang yang Lokasinya Tak Jauh dari Kampus Unibraw
Baca: Baim Wong Rahasiakan Pendapatan Nenek Iro yang Viral Setelah Muncul di Youtube-nya
Secara khusus, Jokowi mengancam birokrasi yang lambat dan berbelit-belit. "Apalagi yang ada punglinya. Hati-hati, ke depan saya pastikan akan saya kejar," ucap Jokowi.
"Akan saya kejar, akan saya kontrol, akan saya cek. Akan saya hajar kalo diperlukan. Tidak ada lagi hambatan investasi, karena ini kunci lapangan kerja yang seluas-luasnya," ujar Jokowi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Visi Indonesia, Jokowi Ancam Hajar Pungli dan Penghambat Investasi
Ultimatum Jokowi
Presiden Jokowi mengingatkan bahwa tidak ada toleransi bagi mereka yang menganggu Pancasila.
"Saya tegaskan Indonesia adalah rumah bagi semua etnis, penganut agama, dan lainnya. Semua mempunyai hak yang sama di negeri ini," ujarnya dalam pidato kemenangan di Sentul, Bogor, Minggu (14/7/2019).
Jokowi menegaskan," Yang mempermasalahkan Pancasila bukan orang Indonesia. Tak ada lagi orang Indonesia yang tidak toleran. Ideologi kita adalah Pancasila. Kita ingin bersama dalam keberagaman."
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyinggung soal fenemona global. Menurutnya, seluruh pihak saat ini harus menyadari bahwa bahwa bangsa Indonesia hidup di lingkungan global yang sangat dinamis.
Baca: Pendungkung Jokowi-Maruf Padati SICC
Baca: Hasil akhir Barito Putera vs Bali United, Liga 1 2019, Tumbang 1-0, Tim Tamu Telan Kekalahan Pertama
Baca: Dialog: Pidato Presiden Terpilih Joko Widodo (2)
Saat ini masuk pada fenomena global yang penuh perubahan, kecepatan dan risiko serta kompleksitas. "Penuh kejutan-kejutan yang sering jauh dari kalkulasi dan hitungan kita," katanya.
Untuk itu, kata Jokowi, bangsa Indonesia harus mencari model, cara, dan nilai baru untuk solusi menghadapi masalah yang dihadapi. Jokowi menuturkan, bangsa Indonesia harus meninggalkan cara lama dan harus mau menciptakan inovasi.
"Kita harus meninggalkan pola lama, baik dalam mengelola lembaga, organisasi maupun pemerintahan," ujar dia.
"Yang sudah tidak efektif kita buat menjadi efektif. Yang tidak efisien kita buat jadi efisien, Manajemen yang seperti ini lah yang kita perlukan sekarang ini," kata Jokowi.
Jokowi juga mengatakan pembangunan SDM bakal menjadi kunci Indonesia ke depan. Dia menegaskan titik awal pembangunan SDM bakal dimulai dari menjamin kesehatan ibu hamil.
"Pembangunan SDM menjadi kunci Indonesia kita ke depan dan titik dimulainya pembangunan SDM adalah dengan menjamin kesehatan ibu hamil sejak hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak-anak sekolah kita," tutur Jokowi.