Gempa Bumi Mengguncang Bali Disorot Media Jepang
Gempa bumi dengan kekuatan magnitude 5,7 (16/7/2019) Selasa pukul 07.18 waktu setempat mendapat perhatian besar dari media Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Gempa bumi dengan kekuatan magnitude 5,7 (16/7/2019) Selasa pukul 07.18 waktu setempat mendapat perhatian besar dari media Jepang, salah satunya kantor berita Kyodo.
"Menurut Survei Geologi AS (USGS), ada gempa bumi dengan kekuatan (M) 5.7 sekitar 7.18 pagi (9.18 JST) pada tanggal 16 Juli ini berada di lepas pantai Bali, Indonesia. Tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan dan tidak ada yang terluka telah dilaporkan," tulis Kyodo yang dikutip berbagai televisi Jepang dan disiarkan siang ini.
Seorang pecinta Bali merasa kaget dan berharap agar Bali dijauhkan dari berbagai bencana alam.
"Saya suka Bali, semoga semua selamat dan Bali dijauhkan dari berbagai bencana," ungkap Junko Shibata, karyawan kantor di Tokyo, Selasa (16/7/2018).
"Di Bali, sekolah, hotel, dan candi rusak, dan bangunan rusak di Jawa Timur terjadi hal serupa," tambah Kyodo.
Menurut Departemen Perhubungan, tidak ada dampak pada pengoperasian Bandara Internasional Bali.
Pusat berada 82,1 km barat daya Denpasar Bali, dan kedalaman pusat gempa adalah 91,6 km.
Baca: Hasil Konferensi Pers BMKG Terkait Gempa Bumi Magnitudo 6.0 di Bali pada Selasa 16 Juli 2019 Pagi
Baca: Sekjen FPI Ngaku Punya Dokumen yang Buktikan Habib Rizieq Dicegah Pulang ke Indonesia
Baca: Fakta-fakta Menarik Sondang Pratama, Sutradara Sinetron yang Gosipnya Dekat dengan Nikita Mirzani
Bali adalah tujuan wisata internasional yang banyak dikunjungi warga Jepang.
Namun jumlah wisatawan Jepang per tahun 2002 (sebelum bom teror Bali bulan Oktober 2002) sebanyak sekitar 650.000 orang per tahun, belum bisa kembali pulih hingga kini.
Bali hanya mendapat kunjungan sekitar 300.000 turis Jepang per tahun.
Bangunan Rusak
Gempa berkekuatan 6 magnitudo yang mengguncang Bali pada Selasa (16/7/2019) pagi menyebabkan kerusakan sejumlah bangunan.
Terutama di daerah yang dekat dengan pusat gempa, yakni wilayah Nusa Dua, Jimbaran, Ungasan dan sekitarnya.
Berdasarkan pantauan BPBD Bali sampai pukul 09.15 Wita, kerusakan terjadi pada bangunan sekolah kantor pemerintahan, gapura, dan pertokoan.
"Update sampai Pukul 09.15 Wita yang terkena dampak SD Negeri 1 Ungasan, kantor Camat Kuta, SD 11 Jimbaran, Gapura ITDC, Hotel Mercure Nusa Dua dan Alfamart di Jalan Bali Cliff No 48 Ungasan, Kuta Selatan," kata kepala BPBD Bali, I Made Rentin melalui siaran pers, Selasa pagi.
Menurutnya, data tersebut berasal dari laporan warga dan tokoh masyarakat.
Namun untuk mendapat data lengkap, tim BPBD akan turun ke lapangan untuk melakukan pengkajian.
Hingga pukul 10.00 Wita, BPBD Bali belum menerima laporan mengenai korban luka ataupun meninggal akibat gempa Bali hari ini.
"Sampai saat ini (laporan sementara) belum ada korban meninggal dunia," ucap Rentin dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu dilaporkan Tribun Bali, gempa membuat warga di sekitar Denpasar berhamburan keluar rumah, Selasa (16/7/2019).
Demikian juga di wilayah Singapadu, Gianyar, warga tampak berkumpul di luar rumah maupun perkantoran.
Beberapa menit sebelumnya sekitar pukul 08.18 wita, gempa berkekuatan 6,0 sklah richter membuat panik masyarakat yang beraktivitas di dalam atau di luar rumah.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar menginfokan, gempa berpusat di sebelah selatan pulau Bali dengan diameter lintang 9,11 lintang selatan (LS), bujur 114,54 bujur timur (BT) dan kedalam 68 kilometer.
Pusat gempa sangat dekat dengan pusat aktivitas terpadat di Kabupaten Badung, Nusa Dua, Kurang Selatan.
Dalam hal lain, BMKG wilayah III Denpasar mengatakan gempa tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu, menanggapi gempa yang terjadi pagi ini, Kepala Bidang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kabid BPBD) Kabupaten Badung dr Ermy mengimbau dan meminta kepada stake holder untuk meninjau kerusakan yang ditimbulkan dari gempa hari ini.
"Dengan dirasakannya Gempa yang cukup keras (6,0 skala Richter). Kami mohon kerjasamanya di lapangan untuk bersama mandata dampak gempa," ujarnya.