Gerindra Sebut Megawati akan Diundang dalam Pertemuan Lanjutan Jokowi dengan Prabowo
"Pertemuan balasan Pak Joko Widodo (Jokowi) yang Juga akan diundang oleh Pak Prabowo," kata Arief Poyuono saat dihubungi
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono mengatakan akan ada pertemuan lanjutan antara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan presiden Joko Widodo (Jokowi) pascabertemu di stasiun MRT, Lebak Bulus, Sabtu, (13/7/2019).
Dalam pertemuan lanjutan ini, Prabowo yang akan mengundang Jokowi.
Baca: Usul Gerindra: Ketua DPR Jatah PDIP, Ketua MPR untuk Gerindra, Presidennya Jokowi
"Pertemuan balasan Pak Joko Widodo (Jokowi) yang Juga akan diundang oleh Pak Prabowo," kata Arief Poyuono saat dihubungi, Jumat, (19/7/2019).
Pertemuan tersebut kata dia kemungkinan digelar sebelum pidato presiden di depan DPR dan MPR pada 17 Agustus nanti.
Selain itu, menurutnya, kemungkinan sejumlah tokoh akan hadir dalam pertemuan tersebut, di antaranya yakni Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Pertemuan Juga sangat mungkin diperluas dengan Akan diundangnya Ibu Mega ,Ketum Golkar Dan Ketum PKB," katanya.
Baca: Noer Fajrieansyah: Kita Harus Apresiasi BG Atas Kerja Senyap Tanpa Suaranya
Adapun agenda pertemuan yakni membahas persoalan bangsa dan dukungan Gerindra terhadap visi-misi Jokowi-Maruf dalam 5 tahun pemerintahan ke depan.
"Agar bisa terealisasi dan memberikan perbaikan bagi kehidupan sosial Dan ekonomi masyarakat," pungkasnya.
Soal pertemuan Jokowi dan Prabowo
Pertemuan bersejarah antara Joko Widodo (Jokowi), presiden terpilih 2019-2004, dengan Prabowo Subianto, pada Sabtu (13/7/2019) lalu di Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, memicu berbagai reaksi.
Pertemuan tersebut merupakan simbol rekonsiliasi setelah terjadi kontestasi terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang menghadapkan pasangan Jokowi-Maruf Amin dengan Prabowo-Sandiaga Uno.
Baca: Wiranto Sebut Polisi Periksa 704 Bukti Video dan Audio saat Tangani Kerusuhan 21-22 Mei 2019
Jokowi mengaku dirinya lah yang punya ide pertemuan itu dilakukan dalam MRT yang bergerak dari Stasiun Lebak Bulus hingga Senayan.
Apa sebenarnya makna dari pertemuan itu dan bagaimana kelanjutannya, berikut wawancara eksklusif Tim Tribun Network dengan Presiden Jokowi di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (18/7/2019).
Pada 13 Juli 2019 lalu Anda melakukan pertemuan bersejarah dengan Prabowo Subianto.
Mengapa pertemuan itu dilakukan di MRT dan kemudian diakhiri makan bersama di Mall FX Sudirman, Senayan?
Itu (MRT) kan transportasi publik yang bisa dipakai untuk menuju ke sebuah tujuan, meskipun belum rampung semuanya.
Saya dengar Pak Prabowo belum pernah mencoba (naik MRT).
Saya kemudian menawarkan, mau nggak Pak Prabowo naik MRT dari sini (Lebak Bulus) menuju ke sini (Senayan) lalu turun.
Selanjutnya ngopi atau makan-makan ringan. Ternyata kemudian beliau menyambut tawaran saya.
Itu kan bertemunya di ruang publik dan menggunakan kendaraan publik. Kalau bertemu di Istana itu kan kelihatannya kaku.
Kalau di Kertanegara (rumah keluarga Prabowo di Jl Kertanegara, Jakarta) kan saya sudah pernah.
(Pertemuan) Di Istana juga pernah, kalau di MRT kan belum pernah. Idenya memang dari saya.
Lalu diakhiri dengan makan bersama itu menyimbolkan apa?
Makan saja kok pakai simbol segala.
Kami berbincang sambil makan dan minum yang ringan-ringan, kan lebih enak.
Memang supaya dilihat itu kita ini santai.
Kebetulan saja ada persoalan-persoalan yang harus kita selesaikan.
Kami melihat saat di MRT itu Anda begitu santai, apakah memang begitu yang dirasakan?
Saya ini dengan Pak Prabowo kan dekat. Terutama waktu Partai Gerindra dan PDI Perjuangan bekerja sama dalam Pemilihan Gubernur DKI (Pilgub DKI 2012 yang dimenangkan pasangan Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama).
Saat itu sering banget bertemu Pak Prabowo.
Bagaimana mengatur waktu yang tepat untuk bertemu Prabowo?
Sudah lama dilakukan komunikasi. Pak Prabowo kan sibuk, pergi ke Jerman, Austria, ke Bangkok, kemana lagi itu.
Saya juga begitu, sering melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah. Saya punya jadwal, demikian pula Pak Prabowo.
Setelah pertemuan itu apakah dijadwalkan pertemuan berikutnya?
Kalau masih diperlukan ya akan ada pertemuan lagi. Bertemu tiap hari juga nggak apa-apa kalau memang diperlukan. Tapi memang sampai saat ini belum ada jadwal.
Apakah Anda merasa puas pada pertemuan di MRT itu?
Puas. Setelah makan itu puas, ha..ha..ha.. Kami ini kan bertemu dalam suasana yang santai, suasana yang cair, tidak formal.
Ya baru bertemu pertama (setelah KPU menetapkan presiden dan wakil presiden dan adanya putusan Mahkamah Konstitusi), ya materinya yang ringan-ringan.
Materi besar dan berat baru dibahas kemudian.
Apakah mengikuti reaksi masyarakat terkait dengan pertemuan 13 Juli di MRT?
Menurut saya, dalam politik itu ada pro dan kontra merupakan hal biasa.Yang paling penting dapat dibuat kalkulasi dan hitungan, mana yang baik untuk negara.
Mana yang baik untuk bangsa.
Mana yang baik untuk rakyat. Saya ini orangnya simpel kok.
Apakah dalam pertemuan untuk rekonsiliasi di MRT itu disinggung soal Habib Rizieq Shihab (Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab)?
Ohhh tidak. Sama sekali tidak. Ringan-ringan semua kok.
Baik ketika kami ngobrol di MRT dan rumah makan Sate Senayan tidak membahas soal itu.
Setelah menjalani amanah sebagai presiden sejak 2014 lengkap dengan dinamikanya, apakah keluarga pernah minta agar tidak mencalonkan lagi jadi RI 1?
Kalau itu sudah berkali-kali. Sejak saya menjadi Wali Kota (Solo) mereka sudah tidak setuju. Begitu pula ketika ikut Pilgub DKI dan pilpres.
Namun setelah saya putuskan ya kemudian mereka mendukung. (feb/amb/deo/wil/coz).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.