Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KNPI: Pemerintahan ke Depan Perlu Diisi Generasi Milenial

Tidak hanya dalam sektor politik tapi juga sektor ekonomi, perdagangan, peningkatan produktivitas perikanan, seni budaya hingga IT.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in KNPI: Pemerintahan ke Depan Perlu Diisi Generasi Milenial
Dok.DPP KNPI
Suasa acara diskusi bertajuk 'Peranan Milenial Dalam Visi Indonesia Maju' di Media Center KNPI, Jakarta, Kamis (18/7/2019). Diskusi ini digelar sekaligus untuk menyambut HUT Ke-46 KNPI 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Banyak bidang dan peran yang harus diisi generasi milenial.

Tidak hanya dalam sektor politik tapi juga sektor ekonomi, perdagangan, peningkatan produktivitas perikanan, seni budaya hingga IT.

Itu lantaran kaum milenial identik dengan ide-ide segar alias inovatif.

Hal ini selaras seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo, di mana cara-cara lama dalam mengelola-mengelola organisasi, lembaga,  maupun pemerintahan harus ditanggalkan.

Dengan kata lain semuanya harus berorientasi pada inovasi.

Pernyataan tersebut dilontarkan Ketua Bidang Pemuda dan Pengembangan Milenial DPP KNPI, Sahat Martin Sinurat.

Baca: Noer Fajrieansyah: Kita Harus Apresiasi BG Atas Kerja Senyap Tanpa Suaranya

Menurut Sahat, Jokowi ingin membangun Indonesia yang adaptif, produktif, inovatif dan kompetitif.

Berita Rekomendasi

"Karakter-karakter ini sebenarnya merupakan karakter dari generasi milenial, maka pemerintahan ke depan membutuhkan sumber daya manusia dari generasi milenial," ujar Sahat saat menjadi moderator dalam acara diskusi bertajuk 'Peranan Milenial Dalam Visi Indonesia Maju' di Media Center KNPI, Kamis (18/7/2019).

Hadir dalam kesempatan itu Roy selaku Staf Deputi IV Kantor Staf Presiden, Riza Damanik, Asisten Koordinator Staf Khusus Presiden, Luther Palimbong Direktur Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, dan M. Qodari selaku Direktur Eksekutif Indo Barometer.

Hadir pula Addin Jauharudin Sekjen DPP KNPI.

Sahat memaparkan bahwa sejatinya Jokowi menaruh perhatian besar terhadap generasi milenial.

Dalam paparan diskusi, kata Sahat, diketahui bahwa sekitar 20 persen tenaga ahli Kantor Staf Presiden merupakan generasi milenial, belum lagi yang bekerja sebagai aparatur sipil negara.

"Artinya selama ini sudah banyak generasi milenial yang membantu mengimplementasikan kebijakan pemerintah," jelas mantan KetKI tersebut.

Berkaca dari hal terebut, lanjut Sahat, sangatlah mungkin jika dalam kabinet ke depan, akan ada 20% menteri milenial yang memiliki karakter berani, energik, dinamis, cepat merespon perubahan, dan eksekutor program.

"Ataupun bisa ditempatkan sebagai staf khusus, badan maupun lembaga lainnya," tambah Alumnus ITB tersebut.

Sementara itu, Pengamat Politik M. Qodari mengatakan kans milenial untuk mengisi kabinet cukup besar. Kata Qodari, figur-figur milenial yang ada sekarang cukup punya kababilitas untuk menduduki jabatan menteri.

Dia lantas menambahkan bahwa secara umum ada tiga segmen ketika berbicara menteri kalangan milenial. "Yakni segmen pengusaha, segmen partai, serta yang ketiga dan tidak kalah penting yaitu dari segmen aktivis," tegas dia.

Qodari lantas mencontohkan sosok seperti Bahlil Ketum HIPMI, Twedy N. Ginting, Bendahara Umum DPP KNPI dan alumni Lemhanas. Kemudian Aminuddin Ma'ruf mantan Ketum PB PMII yang juga Sekjen Relawan Samawi.

Selain itu Mamberob Rumakiek, peraih suara terbanyak DPD RI dari Papua Barat, mantan Ketum PP GMKI. Kemudian ada Arief Rosyid, mantan

Ketum PB HMI dan Plt. Sekjend DMI, serta Angelo Wake Kako, anggota DPD terpilih dari dapil NTT yang juga mantan Ketum PMKRI.

"Mereka ini adalah pejuang kehidupan, aktivis yang merasakan bagaimana berjuang bersama rakyat. Dan pernah memimpin dan mengorganisir

puluhan bahkan ratusan ribu anggota di seluruh Indonesia. Apalagi Pak Jokowi akan membangun Manajemen Talenta Indonesia,"pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas